Suddenly you came through Making me make a move Nobody got it like you I can’t look away... I can’t...
—Magic, TXT.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--
Eunjae mengerjakan soal ujiannya secepat kilat. Ia benar-benar akan memberikan reward pada dirinya sendiri setelah begadang semalaman hanya untuk ujian matematika di hari terakhir ini.
Seminggu ini menjadi seminggu yang gila bagi Shin Eunjae. Ia memutuskan untuk mengurung dirinya di kamar dan membuat rangkuman lengkap untuk setiap mata pelajaran yang akan diujikan. Tentu saja keputusannya itu dibuat dengan berbagai konsekuensi.
Salah satunya adalah tidak bisa bertemu Soobin untuk jangka waktu yang lama.
Hanya seminggu. Tapi itu terasa lama bagi Eunjae.
"Shin!" sahut Hyunjiin setengah berbisik.
Eunjae mengangkat alisnya guna menyahuti Hyunjin, namun mata dan tangannya terus bekerja di atas kertas jawabannya. Ia benar-benar takjub karena bisa menghapal banyak rumus hanya dalam satu malam.
Tunggusebentar, aku masih mengerjakannomorterakhir; mungkin itu yang ingin ia sampaikan melalui tangannya.
"Shin!" sahut Hyunjin nyaris putus asa. Bagaimana tidak? Gurunya di depan sana sudah mulai melirik ke arah Hyunjin karena sedari tadi ia bergerak sedikit gusar di tempatnya.
"Hyunjin, kau baik-baik saja?" tanya guru itu tepat sasaran. Sementara Hyunjin pada akhirnya mengangkat tangan dan memberikan sinyal bahwa ia baik-baik saja.
"Assa! Ssaem!" sahut Eunjae keras—membuat seluruh teman-temannya ikut menoleh. Sedangkan Hyunjin yang duduk di belakangnya kini mulai merasa tak enak hati.
"Ssaem, aku sudah selesai. Aku boleh keluar duluan?"
Oh, Hyunjin rasa ini bukan hari keberuntungannya.
--
Eunjae berlari kecil menyusuri jalanan kota. Ia benar-benar lega karena masa ujiannya telah berakhir dan ia siap menyambut liburan musim panas sebelum memulai semester selanjutnya.
Juga tentang reward yang ia singgung sebelumnya... saat ini Eunjae sedang dalam perjalanan menuju reward tersebut.
Shin Eunjae kemudian menghentikan langkahnya di depan pintu coffee shop yang ia tuju. Sejenak ia memperhatikan pantulan dirinya di pintu kaca itu dan mulai memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan. Ia juga menata ulang jas sekolahnya dan kembali menatap dirinya sendiri di sana.
