4 : Question Mark

782 218 18
                                    

"Aku pulang," sahut Soobin begitu membuka pintu dan melepas sepatu di lorong utama rumahnya.

"Kakak!!!"

"Sooji-ya! Sudah makan?" tanya Soobin ketika adik perempuan satu-satunya itu berlari dan memeluknya dengan erat.

Choi Sooji akhirnya mengangguk, "Aku sudah makan. Tadi aku membuat kimbap. Oh ya, tadi aku minta susu kotakmu yang ada di kulkas juga," ucap Sooji membuat Soobin tersenyum gemas.

"Tidak apa-apa, kalau kau suka, kau boleh minum susu kotakku lagi."

"Assa!"

"Bagaimana sekolahmu?"

Sooji mengangkat kedua bahunya ringan. Ia kemudian kembali duduk di sofa dan mematikan tv-nya.

"Ya begitu, belajar, tugas, belajar, tugas," jawab Sooji pada akhirnya. Sementara Soobin hanya bisa tertawa dan ikut duduk di samping sang adik.

"Kalau tidak ingat perjuangan kakak membiayai sekolahku, lebih baik aku bekerja saja deh seperti kakak. Belajar itu lama-lama membosankan tahu!"

"Hush! Kau itu harus sekolah tinggi! Kau tidak boleh putus sekolah seperti aku!" ujar Soobin disambut anggukan malas dari kepala Sooji.

"Apa kakak tidak lelah bekerja? Pokoknya saat aku masuk SMA nanti, aku akan bersekolah sambil cari kerja sampingan. Boleh kan?"

Soobin menatap adiknya penuh haru. Namun, bagaimanapun juga, tugas Soobin untuk bekerja. Soobin tidak akan membiarkan adik perempuannya kelelahan dan mengganggu konsentrasi belajarnya.

Kalau kalian bertanya-tanya, memang benar, Soobin putus sekolah demi bekerja dan menghidupi dirinya dan Sooji. Ayah dan Ibu Soobin meninggal dalam kecelakaan bus beberapa tahun yang lalu sehingga sekarang Soobin harus berjuang dan bertahan hidup.

Namun Soobin tidak berbohong kalau ia masih sangat ingin bersekolah. Soobin senang belajar dan ia haus akan ilmu. Itu yang membuat Soobin selalu menyempatkan diri untuk pergi ke perpustakaan saat ia punya waktu. Karena bagi Soobin, belajar tidak harus di sekolah.

"Tidak usah, Choi Sooji. Kakak masih sanggup membiayai sekolah dan makanmu. Kau belajar saja ya? Okay?"

Sooji menghela napas, "Baiklah, baiklah. Omong-omong, bagaimana hari ini? Apa semuanya baik-baik saja?"

"Maksudmu?"

"Ya, bagaimana harimu?"

"Wah, kau belajar di mana pertanyaan berat seperti itu?" tanya Soobin membuat adiknya tertawa.

"Drama di tv hehe."

"Hariku ya? Hmm... menyenangkan dan membingungkan?"

"Kenapa?"

Soobin terdiam sebentar begitu menerima pertanyaan lainnya dari sang adik. Sejujurnya Soobin sangat ingin bertanya pada Sooji mengenai semua hal yang terjadi padanya karena mau bagaimana juga saat ini Soobin hanya punya Sooji untuk bertukar pikiran.

Baiklah. Daripada Soobin salah paham.

"Sooji, belakangan ini ada gadis yang mendekatiku."

Sooji mengangkat sebelah alisnya bingung. "Bukannya setiap hari juga ada yang mendekatimu?"

"Iya, tapi yang kali ini berbeda."

"Bedanya?"

Soobin mengulum bibirnya sebentar sebelum akhirnya berbicara lagi. "Sebenarnya pertemuan kami seperti ketidaksengajaan yang aneh dan itu semua sangat tiba-tiba. Awalnya aku kira dia murni ingin berteman denganku karena dia tidak terlihat seperti gadis-gadis yang mengejarku sebelumnya. Tapi tadi aku mendengarnya berbicara dengan temannya dan... dia bilang kalau dia ingin mendekatiku."

Meet Me in The Library | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang