Ketika Arsen Merajuk

Beginne am Anfang
                                    

Naira akhirnya hanya diizinkan membawa sebuah kantung berisi jaket yang Arsen belikan untuk Zack. Naira melihat Zack terlelap dalam gedongan Arsen. Pipi tembam anak itu menempel dengan dada Arsen dan membuat sedikit liur baby Zack mengenai Arsen. Arsen tidak marah, dia malah terkekeh geli.

"Sayang," Panggil Arsen.

"Hm?"

"Mau Hazelnut latte," Ujar Arsen saat mereka melewati gerai minuman.

"Panas atau dingin?"

"Dingin saja,"

"Mau apa lagi?"

Arsen menggeleng. Naira mengantri di gerai itu. Sepuluh menit kemudian, Naira kembali dengan dua minuman di tangannya. Dia menyodorkan minuman pesanan Arsen ke dekat bibir Arsen. Memudahkan Arsen menyesap minuman itu. Saat Arsen menyudahi sesapannya, Naira menjauhkan tangannya. Mereka berjalan dengan Naira yang terus memegangi minuman milik Arsen dan menyodorkannya pada Arsen sampai minuman itu habis.

Arsen mengajak Naira makan siang di salah satu restoran. Lalu, kembali lagi seperti minuman tadi, Arsen makan dengan disuapi oleh Naira. Arsen dan Naira berhasil membuat banyak pasang mata iri dengan mereka. Arsen sempat memanggil Angga untuk mengajak supir sekaligus bodyguard mereka makan siang tapi, ditolak oleh Angga dengan alasan dia akan mencari makanan lain. Lalu, Angga membawa tas-tas belanjaan yang lumayan banyak itu ke mobil lebih dulu.

Selesai makan, Naira pikir mereka akan langsung pulang. Mengingat beberapa bulan belakangan ini Arsen enggan keluar rumah untuk waktu lama karena ingin menemani dan merawat sang ayah. Nyatanya, selesai makan Arsen malah mengajak Naira untuk kembali berkeliling. Naira sempat mengerutkan kening sebelum menyadari kalau Arsen sedang dalam mode mengambek berat.

"Kak, pulang yuk! Baby Zack juga sudah tidur begitu," Ajak Naira.

"Nanti saja,"

"Kakak masih kesal pada papi?"

Arsen diam saja. Dia membawa Naira ke satu toko lagi. Membelikan beberapa pakaian untuk Naira. Selain itu dia juga membelikan mainan-mainan kecil untuk Zachary.

"Kak, siapa tahu papi sudah berubah pikiran. Bagaimana kalau kita pulang?"

Arsen menghela kecil. Dia memasuki toko roti dan membeli beberapa roti juga kue. Baru setelahnya dia menghubungi Angga untuk menjemput mereka di lobi. Sepanjang perjalanan pulang diisi dengan keheningan.

"Papi menanyakan kapan kakak pulang," Ujar Naira.

Arsen hanya menoleh sebelum menunduk untuk menatap wajah Zachary yang sangat imut ketika terlelap di pelukannya. Naira hanya bisa menghela pasrah kala melihat Arsen nampak enggan untuk menjawab. Saat mereka sampai di kediaman Alvaro, Arsen masih sibuk dengan Zachary.

"Dek, papi mau bicara. Ayo, kita ke kamar papi!" Ajak Arman pada Arsen.

"Kakak duluan saja. Nanti aku menyusul,"

"Sekarang Arsen. Kalau nanti, nanti papi keburu tidur,"

"Tapi, Zack-"

Ucapan Arsen terhenti lantaran Arman dengan cekatan mengambil Zachary dari gendongan Arsen dan menyerahkan bayi gembul itu ke pada Naira.

"Zack sudah aman dalam pelukan ibunya. Ayo!"

Arsen tidak punya alasan untuk mengelak. Dia mengangguk dan berjalan ke kamar sang ayah bersama dengan Arman. Saat mereka masuk, Ardan sedang duduk di sebelah Alvaro sementara Ella si putri kecil kesayangan Ardan sedang bermain di sisi kosong ranjang sang kakek.

"Baby Elle, sudah dulu main dengan opa-nya, ya sayang..." Ucap Ardan.

Ella mengangguk dan mencium pipi kiri Alvaro. Lalu, setelahnya Ella mengulurkan kedua tangannya ke arah Ardan. Ardan yang paham dengan keinginan putrinya langsung menggendong Ella. Ardan mengantar anak itu keluar dari kamar. Arsen dan Arman berdiri di dekat ranjang sang ayah. Atau lebih tepatnya, Arsen yang sedang berdiri karena, Arman sudah duduk tempat Ella duduk tadi.

"Dek,"

Panggilan itu membuat Arsen mengangkat kepalanya untuk menatap sang ayah. Ada senyuman di bibir sang ayah. Kening Arsen berkerut. Hanya satu hari dia tidak memperhatikan sang ayah dan hari ini raut wajah sang ayah jauh dari kata baik.

"Maaf lama. Ella tadi merengek," Ujar Ardan.

Arsen mengangguk sebelum dia memilih kembali menatap lantai di bawah kakinya.

"Dek... Kamu masih marah pada papi?" Pertanyaan itu terlempar dari sang ayah.

"Arsen punya hak apa untuk marah? Terlebih pada papi," Jawab Arsen tanpa menatap sang ayah.

"Tangan kamu sudah diobati?"

"Sudah. Tadi sebelum kami berangkat, Aira sudah mengobati,"

"Dek, papi-"

"Arsen minta maaf," Ujar Arsen memotong ucapan sang ayah.

"Dek-"

"Ucapan Arsen kemarin keterlaluan. Untuk itu Arsen minta maaf,"

Arsen melirik arloji-nya sebelum dia melanjutkan ucapannya.

"Sebaiknya papi istirahat. Lumayan masih ada tiga jam lagi sebelum waktu makan malam. Arsen juga mau ke kamar dulu. Permisi,"

Arsen langsung berbalik dan melangkah keluar. Ya, itu niatnya. Apalah daya, Ardan menghalangi satu-satunya akses untuk keluar dari kamar itu. Arsen mengangkat kepalanya dan menatap Ardan.

"Boleh kakak bergeser sedikit?" Tanya Arsen.

"Tidak. Papi belum selesai bicara. Kamu tidak boleh keluar dari kamar ini,"

Arsen menghela.

"Aku lelah, kak. Boleh tolong biarkan aku istirahat? Lagi pula papi juga harus banyak istirahat, kan? Terlebih, sepertinya semalam papi melewatkan jam tidurnya,"

Ketiga orang di kamar itu terkejut dengan ucapan Arsen. Arman dan Ardan langsung menatap ke arah sang ayah. Sementara yang ditatap terkejut karena Arsen tahu kalau dirinya tidak tidur semalam.

"Jadi, bukankah lebih baik kalau kakak meminta papi istirahat sekarang?" Ujar Arsen.

Ardan mengangguk.

"Benar kata Arsen. Pi, nanti malam saja kita bicaranya. Papi lebih baik tidur dulu,"

Arsen beranjak keluar dari kamar. Itu dia segera menghampiri art dan meminta menu makan malam untuk sang ayah dibuatkan sesuai dengan ucapannya. Arsen memang sedang marah dan kesal. Namun, Arsen tidak akan tutup mata pada kondisi sang ayah. Arsen menghela kecil.

"Besok sepertinya aku harus meminta Reihan mengirimkan dokter Nanda ke rumah,"

.......

Note:

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Untuk kakak2 yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin.

Maaf saya ngucapinnya terlambat. Soalnya sata baru bisa pegang hp setelah selama tiga hari saya seperti beruang hibernasi.

Udah saya mau ucapin itu aja.

See you soon, guys,

Ttd.
Fionna_yona





Pinggiran JakBar, May 04th 2022

[DS #3] Save Me Hurt MeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt