Smiling

205 30 4
                                    

Sudah seminggu sejak libur kini para murid SMA Sangkasa harus kembali pada rutinitasnya sebagai pelajar. Seperti biasanya hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang akan banyak murid yang datang telat. Tapi, tidak dengan Runa  pukul 06.35 WIB ia sudah sampai tepat di gerbang utama sekolah. Runa melangkahkan kakinya masuk namun tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk bahunya. 

"eh," kaget Runa. 

"hai, sorry ngagetin, gue mau ngomong," ujar si pemilik tangan di bahu Runa tadi. Runa pun mengikutinya yang berjalan ke arah bangku taman dekat parkiran. 

"Runa…" Runa menatapnya. 

"gue minta maaf.

"maaf karena gue egois dan merasa paling menjadi korban atas apa yang terjadi, gue minta maaf karena gak tau keadaan lu sebenernya gimana, gue minta maaf karena keegoisan dan kebodohan gue, lu jadi korban bullying verbal satu sekolah, gue minta maaf…" isak Killa tidak bisa tertahan. 

"gue juga minta maaf atas kesalahan kedua orang tua gue yang bikin kita ada di posisi sekarang. Runa, gue tau kata maaf aja gak cukup, gak bisa ngebalikin keadaan tapi ini yang bisa gue lakuin dan gue akan lakuin apapun buat nebus kesalahan gue." tambah Killa. 

Runa mengusap bahu Killa untuk menenangkannya. "Killa, it's okay, itu udah berlalu, sekarang tinggal gimana kita terima keadaan keluarga kita yang baru. kalo bahas salah-salahan, keluarga gue juga pasti ada salahnya, atas mereka gue minta maaf. semoga setelah ini baik lu atau gue bisa lebih bahagia lagi. okay? udah jangan nangis." Runa masih mengusap bahu Killa. 

"Terima kasih ya, lu cewek terkuat yang pernah gue tau." 

Runa tersenyum. "kita sama-sama kuat, buktinya sekarang kita berdua di sini." Killa tersenyum juga mendengarnya. 

"gue mau ke BK, gue duluan ya," Killa beranjak dan berlalu. 

… 

"anjir kaget!" teriak Rei. 

"lu lama-lama kaya dedemit Na, tiba-tiba muncul." Melvin sama terkejutnya karena tiba-tiba Runa muncul di antara mereka berdua. 

"hahahaha dasar penakut." 

"daripada lu, dedemit yang takut sama lu,"

"kurang ajar," Runa melempar tasnya ke Melvin. 

"udah sarapan belom?" 

"udah" 

kriiiiing….. 

"baru mau ke kantin lho akuu," gerutu Rei. 

"lu sih datengnya telat, ga keburu." 

"semoga ga pingsan ya gais."

"tenang, lu pingsan ada Ezra yang gotong, iya gak Zra?" kebetulan Ezra berjalan dekat mereka menuju lapangan.

"kalo Runa yang pingsan sih iya gue yang gotong, kalo lu Rei, gue seret." jawab Ezra, sudah lebih santai kini Ezra bisa diajak bercanda. Ezra juga yang membantu Runa saat masa-masa sulitnya di kelas waktu itu. 

"Ezra gue pikir-pikir lu sekarang agak ngelunjak yaa…" kata Rei dengan kedua tangannya di pinggang. 

"udah-udah gak usah drama, ini udah macet tibang ke lapangan doang." Melvin menarik Rei untuk tetap jalan. Ezra dan Runa tertawa.

Upacara berjalan lancar seperti biasanya, tapi kali ini setelah selesai tidak langsung bubar, semua murid dan guru ditahan di lapangan katanya ada tambahan pengumuman dari Kepala Sekolah. 

"Jadi, Bapak harap mulai saat ini tidak ada lagi yang membahas permasalahannya, semua udah clear dan Bapak mohon kita semua bisa saling mendukung satu sama lain." kalimat penutup dari Kepala Sekolah ditanggapi anggukan oleh para murid dan guru. Kemudian para murid bubar ke kelas masing-masing. 

Eccedentesiast | Jay EnhypenWhere stories live. Discover now