Prolog

1.6K 74 1
                                    

"lu tau kan, pekerjaan apapun berarti buat keberlangsungan hidup gue, gue janji ini pertama dan terakhirnya gue ngajak kalian bikin masalah."

"ngomong apa sih lu terakhir-terakahir, mau gue jitak hah?" kesal Melvin

"cepet ayo keburu istirahat rame," Rei menarik Runa, bukannya marah justru Runa tersenyum senang.

"makasih bestie!!!!!" Runa merangkul keduanya membuat mereka berjalan dengan menunduk.

Sesampainya di belakang sekolah, mereka mengecek sekeliling apakah aman atau tidak. Ketiganya sama-sama menandakan bahwa aman tidak ada murid, guru atau staf sekolah. Baru setelahnya mereka melakukan eksekusi untuk Runa dapat memanjat tembok nan tinggi itu.

Belakang sekolah bukan tempat yang menyeramkan atau berantakan. Meskipun ada beberapa tumpukan meja dan bangku tapi tersusun dengan rapi begitu juga dengan peralatan sekolah lainnya. Masih banyak murid yang datang ke belakang sekolah untuk sekedar duduk-duduk karena sunyi dan adem. Dibalik tumpukan bangku dan meja terdapat bangku panjang yang dapat digunakan selonjoran atau tiduran. Sepertinya tiga sekawan itu belum mengecek sekeliling dengan baik, buktinya di bangku panjang itu terdapat Brian yang sedang duduk berselonjor dengan earphone di telinga dan handphone di tangan. Tempat itu memang sangat cocok bagi mereka yang suka bermain game mobile tanpa ada yang ganggu.

Brian sudah ada di sana sejak jam pelajaran pertama, biasanya anak basket lainnya juga akan ikut, namun hari ini mereka semua sedang malas sepertinya. Fokus Brian terganggu karena suara ribut yang terdengar tidak jauh dari posisinya. Ia pun menolehkan wajahnya dan terkejut  melihat apa yang ada di depannya saat ini.

Runa dan sahabatnya yang tengah mencoba bolos, Brian sangat tahu kegiatan satu itu karena sudah sering ia melihatnya. Harusnya Brian tidak peduli, tapi mulutnya terasa gatal ingin bersuara.

"EKHM..sekarang panjat tebing pindah ke belakang sekolah?" akibatnya ketiga orang itu terkejut sampai terjatuh bersamaan. Kaki Runa yang pernah cedera terasa nyeri kembali, ia sampai menitikkan air mata. 

"akh!! kaki gue."

"Na ? kenapa??" tanya Melvin panik, tidak hanya Melvin, Rei dan Brian juga panik. Di samping kepanikkan Melvin dan Rei ketika melihat cowok yang membuat mereka terkejut ternyata adalah Brian terbesit pikiran usil, karena mereka tahu Brian adalah kakak kelas most wanted sekolah dan anak orkay sejati, muncullah ide mereka pura-pura tidak kuat menggotong Runa.

"Rei, cepet gotong Runa." Melvin dan Rei langsung mengambil posisi untuk menggotong Runa dengan Brian masih mematung di tempatnya.

"aduhhh, kuat gak si lu Vin?"

"harusnya kita berdua kuat, tapi ini gue gak bisa."

Brian yang melihat itu percaya karena ia tahu dua cowok itu terkenal kelemer. Ia merasa bersalah karena jika ia tidak dengan sotoynya menyindir ini semua tidak akan terjadi.

Brian melangkah mendekat, mengambil tas Runa yang terlempar cukup jauh dan melempar asal ke arah Melvin. Tanpa berbicara apa-apa, Brian mengambil alih posisi Rei dan langsung  menggendong Runa ala bridal style menuju UKS.

Eccedentesiast | Jay EnhypenWhere stories live. Discover now