Ch. 32 - See You Again

16 1 2
                                    

"Bapak-bapak, Ibu-ibu, sekarang kita ikutin Pak Arslan dulu. Nanti kalau sudah check-in, kalian boleh lanjut shopping lagi, tapi jangan sampai lupa jam kumpul di ruang tunggu," umum Ayla begitu melihat gelagat beberapa peserta yang hendak pisah dari rombongan untuk cuci mata.

Wanti-wanti Ayla berhasil membuat semua peserta tetap berada dalam rombongan, mengikuti Arslan menuju kaunter check-in.

Setiba di kaunter, mereka harus mengantri satu per satu untuk check-in, di dampingi Arslan karna jasa Airline yang mereka gunakan tidak mengijinkan check-in dalam rombongan.

"Eh Ay, look at him. I think he has lost his composure," bisik Teddy pada Ayla yang berdiri dibelakangnya, menunggu antrian check-in, "Kayaknya rencana gue berhasil." Tersirat rasa bangga dalam suaranya.

"Rencana apa?"

"Coba mikir, gue udah kasih hint tadi. Dua kali malah."

Dahi Ayla mengerut, mencoba mencari kembali ingatan akan obrolan mereka sewaktu di cruise.

🎈🎈🎈

"Can we talk for awhile?" tanya Teddy yang tiba-tiba sudah berdiri disamping Ayla.

Ia dapat merasakan jantungnya berpacu lebih cepat. Bukan karna masih cinta, tapi kali ini lebih seperti perasaan enggan berbicara dengan mantan. Apalagi kalau si mantan masih belum menyerah dan terus menerus minta balikan.

"Please... bentar aja. Gue bukan mau minta balikan," kata Teddy, seolah tahu kekhawatiran Ayla.

Tahu Teddy tidak akan beranjak pergi sebelum keinginannya tercapai, Ayla mengangguk mengiyakan. Ia tidak mau Teddy membuat drama dan mulai memancing kecurigaan dari peserta lain.

"Semalam gue mikirin apa yang lu bilang soal Bella. You are right. She meant so much to me, yet I don't realize it. Dan gue hampir ngulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali... melukai orang yang gue sayang. Untung lu sadarin gue. So... thank you."

Ayla tercengang, tak menyangka akan mendengar pengakuan Teddy soal ini.

"And I owe you an apology. Sorry for the hurt... for what you have been through. I also want to apologize on behalf of my parents. Hope you can forgive us."

"Sebenarnya waktu gue jelasin ke lu itu gue udah let it go."

Mendengar itu sebuah senyum iseng menghiasi wajah Teddy, "Kayak Elsa gitu? Let it go, let it go, can't hold it back anymore...." Teddy mulai menyanyikan sebait lagu 'Let it go'.

"Jayus, Ted," balas Ayla dan keduanya tertawa bersama. Seketika itu suasana di antara mereka mencair.

"So are we back to friend?" tanya Teddy di sela-sela tawanya.

Ayla memicingkan mata, "Ini gak lagi modus kayak kapan lalu, kan?"

"Gue udah punya tunangan, Ayla. Tapi... kalau lu mau jadi partner in crime gue, bisa."

Ayla tertawa setengah mendengus, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Anyway, kalian berdua kenapa?"

Ayla mengernyit, tidak mengerti dengan pertanyaan Teddy.

"Dia nembak lu, kan? Kenapa jadi jauh-jauhan gini? Lu nolak?"

"Kok lu tahu?"

"Kemarin dia kasih tau gue."

Ayla teringat kejadian Aya Sofya dimana ia melihat Teddy dan Arslan ngobrol berdua. Ia pikir Teddy memamerkan kekayaannya lagi, ternyata ia salah.

TOURITHJOUDonde viven las historias. Descúbrelo ahora