Boy Candra - Kisah Yang Pilu Untuk Kita Yang Ragu

24 1 0
                                    

SPOILER WARNING!

Penerbit : SigikataTahun Terbit : Jakarta, Oktober 2021Tebal Buku : 226 hlm; 13 x 19 cmISBN : 978-623-94545-9-3Genre : General Fiction; Romance; City lite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbit : Sigikata
Tahun Terbit : Jakarta, Oktober 2021
Tebal Buku : 226 hlm; 13 x 19 cm
ISBN : 978-623-94545-9-3
Genre : General Fiction; Romance; City lite

~~~~~~~~~~~~~~~

"Orang-orang yang bilang takut kehilangan, bisa saja akhirnya lebih dulu menghilang."

-Boy Candra, 2021

Siapa yang tidak kenal dengan Boy Candra? Kalaupun kamu termasuk salah satu orang yang belum pernah membaca karya tulisannya, setidaknya kuyakin kamu pernah melihat atau menemukan namanya tertera di antara buku-buku populer yang terpajang di rak toko buku kesayanganmu. Penulis yang karyanya sering menjadi best seller, dengan cara penulisan yang berirama, puitis, serta quotable. Tentu saja, di cerita yang akan direview kali ini pun tidak terluput dari ciri khasnya Bang Boy.

Kisah Yang Pilu Untuk Kita Yang Ragu, berkisah tentang seorang pria pekerja keras bernama Salim yang sedang fokus mengembangkan brand fashion miliknya Limis, dengan seorang wanita bernama Birni yang terbelenggu dengan kehidupannya.

Cerita diawali dengan Salim yang berkunjung ke rumah sahabatnya, Taher, yang baru saja peresmian restoran Padang baru. Tidak ia sangka, sungguh kebetulan Salim bisa bertemu dengan Birni, yang ternyata adalah temannya Jehari, istri Taher. Dari mendatangi acara teman, jadilah mereka berdua saling bertemu mantan.

Dengan istilah kerennya, Salim yang baru saja berusaha dan hampir berhasil untuk move on, pertemuan dengan sang mantan ini otomatis telah menggagalkan rencananya, membuat hatinya kembali berdebar, dan sekali lagi jatuh hati kepada Birni. Sayang pada pertemuan dan obrolan singkat mereka, telah diketahui di masa perpisahan mereka, Birni telah menemukan pengganti Salim, yang seketika membuat hati Salim remuk.

Untuk orang pada umumnya, ketika sudah mengetahui mantan telah memiliki pasangan lain, kebanyakan memilih untuk mundur, menyerah, dan menjauh. Akan tetapi, berbeda dengan Salim. Sebagai pria yang sudah dewasa, tentu Salim tahu diri untuk tidak memaksa, atau bahkan sengaja merusak hubungan orang lain. Ia hanya tetap menjaga kontak dengan Birni, mencoba untuk bertemu lagi dengannya, walau hanya sebagai teman. Dari pertemuan-pertemuan yang baik secara sengaja atau tidak sengaja, Salim kembali berhubungan dekat dengan Birni, pelan namun pasti mengetahui alasan demi alasan apa yang telah terjadi pada Birni, yang bisa membuat mereka harus terpisah dulunya.

Sesuai dengan judul novel, ini adalah salah satu kisah pilu dalam lembaran hidup Salim. Cintanya memang berbalas, tapi sudah bisa dipastikan ia tidak bisa bersama dengan Birni. Ia hanyalah mantan terindah 😢

Meskipun kisah cintanya berakhir sedih, tapi hidup Salim tidak melulu pilu. Ia yang digambarkan sebagai pekerja keras, dari awal mula sedikit dan bekerja sendiri, brand dan produknya mulai berkembang positif, sampai ia telah berhasil membuka toko pertamanya meski sederhana.

Hubungannya dengan tokoh-tokoh lain pun berjalan dengan baik. Menggunakan sudut pandang pertama dari Salim, kita bisa melihat dia sangat peduli dengan orang sekitar, terutama kepada ibunya yang sudah tua. Ia adalah anak yang sangat berbakti, bertekad untuk membahagiakan sang ibu. Ia juga berkenalan dengan seorang bocah pengamen, akrab dengannya, bahkan menawarkan pekerjaan padanya tanpa memandang fisik ataupun kekurangannya.

Singkatnya, plot novel ini cukup simple. Menceritakan kesehariannya Salim yang selalu bekerja dan berinteraksi dengan orang-orang sewaktu istirahat atau butuh, yang tentu juga diselipi dengan pikiran yang penuh kerinduan terhadap Birni.

Penokohan ringan dan terkesan hemat. Karena selain tokoh yang muncul sedikit/terbatas, ternyata masing-masing tokoh punya hubungan satu sama lain, atau bisa disingkat dengan "kebetulan." Iya, banyak sekali kebetulan yang terjadi, yang nyatanya juga mudah ditebak, apalagi dengan Birni, kagak bisa dihitung cuy saking banyak kebetulan mereka. 🤣 (abaikan) Intinya begitu tokoh tersebut punya nama, berarti dia penting. Hemat👌

Untuk kepenulisan, tak perlu diragukan lagi, inilah poin paling bagus dalam buku ini. Selain mudah dibaca dan dimengerti karena menggunakan bahasa ringan, hampir setiap bab pasti adanya kata mutiara yang dalam dan penuh makna. Kutipan di atas adalah salah satu di antaranya. Bang Boy terkenal dengan tulisannya yang indah.

Overall, ini kisah yang ringan tapi dalam. Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalami jatuh cinta dan patah/sakit hati. Meskipun kamu termasuk satu dari sekian banyak yang jones dan belum pernah jatuh cinta (apa mungkin??🤣), kamu tetap akan merasakan hati menjadi pedih setiap kamu membaca lembar demi lembar. Melalui tulisannya, sang author berbagi rasa bagaimana rasanya merindu.

Akan tetapi, walaupun isi cerita ini ringan dan bagus serta layak jadi salah satu best seller, aku pribadi tidak begitu menyukai kisah ini. Aku notabene pecinta drama. Tidak ada adegan klimaks atau seru, di mana waktunya baca sambil makan popcorn. None. Datar. Seolah hidup ini sudah cukup datar, kenapa harus baca lagi kisah datar yang tidak memacu adrenalin?

Poin berikutnya, senjata paling ampuh dari kisah ini ialah rangkaian tulisan indah, nyatanya tidak berefek bagiku. Sebagai seorang penulis aku tahu manfaat dan pentingnya kata indah, terutama pas mendeskripsi keadaan atau suasana hati. Tetapi diselipkan hampir di seluruh adegan bahkan dialog, justru berlebihan bagiku dan kurang nyaman. Maksudku, buat apa berdialog putar-putar hanya supaya indah dibaca? Bukanlah lebih baik langsung jawab jelas dan tegas? It's too weird to be true. Salim seorang mungkin ok, tapi ternyata hampir semua tokoh bisa ngomong secara puitis dan indah. Hello? 😂

Once again, tidak ada niat menjelekkan. Bagi yang suka cerita ringan dan koleksi quotes indah, ini cerita yang sangat cocok untukmu. Juga tidak lupa dengan pesan moral yang disampaikan dari kisah Salim. Namun, ini sungguh bukan untuk kita yang suka cerita berat dan kompleks.

Nilai: 🌻🌻🌻

Extra:

Tidak kusadari pas memilih dan membelinya, novel Pilu ini ternyata adalah cerita lain, atau lebih tepatnya sequel dari kisah sebelumnya yang berjudul Rindu Yang Baik Untuk Kisah Yang Pelik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak kusadari pas memilih dan membelinya, novel Pilu ini ternyata adalah cerita lain, atau lebih tepatnya sequel dari kisah sebelumnya yang berjudul Rindu Yang Baik Untuk Kisah Yang Pelik.

Jika Pilu adalah kisah Salim dan Birni yang sudah dewasa dengan bekerja dan mencari makna kehidupan, novel Rindu otomatis adalah kisah mereka pada zaman sekolah, zaman pacaran pertama kalinya sebelum putus dan berpisah.

Bagi yang ingin mengikuti kisah mereka lebih lengkap, kusarankan untuk membeli kedua karya tersebut. Supaya lebih mudah bapernya 🤣👌

Happy Reading~

Novel Review - Mariani MarzzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang