PERJANJIAN BATAL (2)

6.3K 344 9
                                    

HAPPY READING...

Jangan lupa VOTE & KOMEN yak...

.

.

.

.

.

.

*****

Mobil yang dikendarai Dipta memasuki area parkir sebuah restoran yang cukup terkenal di pusat kota. Di tempat ini lah pria itu meminta agar Lio dan Galang menemuinya.

Sedangkan Niskala, wanita yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri pun tak menyadari jika mobil sudah berhenti. Tubuhnya baru bergerak ketika Dipta membuka pintu untuknya. Wanita itu keluar dan mengucapkan terima kasih pada pria di sampingnya, kemudian beralih menatap bangunan di depan mereka.

"Mungkin mereka udah di sini duluan. Ayo masuk," Niskala berjengit ketika Dipta menggenggam tangannya, menariknya pelan menuju ke dalam restoran.

Rasa hangat karena genggaman tangan Dipta menjalar hingga dadanya, menimbulkan perasaan yang mirip seperti saat Bima menggenggam tangannya dulu. Tapi sekali lagi, Niskala hanya mampu bungkam, ia masih ragu dan mungkin merasa sedikit takut.

Ketika masuk ke dalam restoran tersebut, hal yang menyambut mereka pertama kali adalah suara gemericik air mancur yang terletak di tengah ruangan. Beberapa tanaman juga diletakkan di sekitar meja tamu, menambah kesan segar dan asri. Jalanan di dalamnya juga dibuat dengan beberapa ornamen seperti batu alam. Jadi, jika pengunjung ingin memilih meja mereka akan melewati jalan setapak layaknya di sebuah desa.

"Duduk sini,"

Niskala menurut saat Dipta menarik kursi untuknya, pria itu mengambil tempat di sebelah Niskala setelah memesan minuman untuk mereka berdua. Ternyata Lio belum datang, begitu juga dengan Galang, mungkin mereka masih sedikit lelah setelah acara kemarin malam.

"Lio udah di depan." Dipta memberitahu Niskala sambil memainkan ponselnya, mengetikkan pesan pada sahabatnya untuk langsung masuk ke dalam.

"Wih... bawa gandengan! Kenalin dong!"

Suara bariton pria itu membuat mereka mengalihkan perhatian ke belakang. Ekspresi mereka pun sama-sama nampak terkejut.

Lio tercenung ketika melihat siapa yang duduk di sebelah Dipta. Begitu juga dengan Galang yang senyumnya langsung memudar ketika melihat siapa yang datang dengan pria itu.

"Niskala? Ini Niskala yang kemarin sama Galang kan?"  tanya Lio sambil berusaha memastikan jika dirinya tak salah orang. Berbagai pertanyaan timbul dalam kepalanya, tapi Lio berusaha menghalaunya dengan baik.

Niskala mengangguk singkat, hingga kemudian ia mulai bersuara.

"Duduk dulu. Mau pesen apa?" tanyanya sambil menatap dua pria itu bergantian.

Galang menggeleng, masih tetap bungkam sambil menatap Niskala dengan dalam. Menelisik apakah Dipta memiliki hubungan dengan wanita di depannya ini. Rasanya sungguh tak nyaman, padahal baru kemarin malam dirinya pergi berdua dengan Niskala untuk menghadiri pembukaan rumah sakit baru. Ya, meskipun Niskala tiba-tiba menghilang tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

"Well, kita tadi udah makan dulu sebelum kesini. Oh ya, ini... maksudnya gimana nih? Gue gak ngerti. Bukannya Niskala sama Galang ya?"

Niskala menoleh ke arah Dipta, mencoba meminta ijin lewat tatapan mata dan pria itu mengangguk kecil, membiarkan istrinya berbicara.

AFTER 100 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang