04. Spring Coffee

141 41 33
                                    

Siang hari yang cerah, suasana kafe ini terlihat begitu ramai dengan pengunjung yang mulai 'terbangun' dari kebekuan musim dingin. Menikmati udara musim semi dan terbebas dari pakaian tebal mereka.

Di sudut ruangan terdapat dua orang perempuan yang terlihat sebaya, tengah menikmati secangkir kopi yang masih mengeluarkan kepulan asap.

Tidak tepat memang, meminum kopi menjelang musim panas seperti ini. Tapi itu bukanlah sebuah masalah. Lagi pula, Kylie juga berniat pergi ke kedai kopi sebelumnya.

Beberapa menit yang lalu, Jill-perempuan yang Kylie tolong itu mengajaknya untuk masuk ke kafe ini, mentraktir secangkir kopi sebagai bentuk terima kasihnya kepada Kylie.

"Jadi kau berasal dari Ohio?" Kylie menatap perempuan di hadapannya lekat-lekat.

Jill memiliki rambut panjang berwarna blonde dan diikat menyerupai donut di kedua sisi kepalanya, membuatnya terlihat sangat manis dan feminim.

"Tepat sekali, aku kemari untuk mencari pekerjaan," jawab Jill setelah menyeruput Mochaccino-nya.

Kylie kini memperhatikan Jill penuh selidik. Perempuan itu bukanlah orang miskin, terlihat dari gaya berpakaian dan riasan wajahnya yang sangat fashionable. Lalu ... untuk apa dia mencari pekerjaan sejauh ini?

"Sudah dapat?" Kylie mencoba untuk tidak terlihat curiga. Perempuan itu menunjuk sudut bibir Jill di mana terdapat buih putih di sana.

Melihat kode itu, Jill seketika menyeka sudut bibirnya kemudian tersenyum simpul. "Belum, sebenarnya keluargaku mengirimku ke Nevada. Namun, ada sedikit insiden yang membuatku melarikan diri ke sini."

"Nevada? Itu adalah wilayah industri, kau bisa mendapat pekerjaan dengan mudah di sana."

"Industi kotor? Aku tidak ingin melakukan pekerjaan seperti itu. Lagi pula aku baru butuh pekerjaan ketika aku berada di sini. Tentunya untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari."

Perkataan Jill mampu membuat Kylie bungkam, Jill tidak tahu dengan siapa dia berbicara. Istri dari pemilik industri kotor di sebagian besar wilayah Nevada.

"Tidak masalah jika aku harus bekerja sebagai pelayan kafe daripada menetap di Nevada dan harus melayani para pria berhidung belang." Jill kembali melanjutkan pembicaraannya.

Penampilan dan sifatnya sangat berbanding terbalik, Jill yang terlihat seperti gadis nakal itu justru sangat menjunjung tinggi harga dirinya. Sifat gadis itu mampu membuat Kylie menghilangkan rasa curiga terhadapnya.

"Aku juga dulu hanya seorang pelayan di sebuah kafe, di kota New York. Sampai ada seseorang yang meminangku dan di sinilah aku sekarang," ucap Kylie.

Wanita itu masih mengingat dengan jelas kilas balik kehidupannya. Membagikan cerita itu sedikit saja sepertinya tidak masalah.

Jill memperhatikan Kylie, wanita di hadapannya terlihat glamor dengan pakaian elegan dan aksesoris mewah dari brand ternama dunia. "Jika melihat dari penampilanmu, kau terlihat sangat beruntung, Kylie. Kau cantik, siapa pun pasti akan berlomba untuk mendapatkanmu."

Kylie hanya tersenyum sebagai respon untuk pujian yang Jill lontarkan. Ia sebenarnya tidak begitu suka mendengar sebuah pujian.

"Kau juga pasti punya keluarga yang mendukungmu. Sementara aku, ayahku bahkan hendak menjodohkan aku dengan seorang pria bajingan hanya demi kekuasaan. Itu sama saja dengan dia menjualku!" Sorot mata Jill berubah, terlihat amat dalam dan gelap, membangun rasa iba pada hati Kylie.

"Pasti ada alasan di balik semua itu."

"Tidak! Dia hanya mementingkan kekuasaan! Dia tidak peduli dengan putrinya yang bahkan hendak dijadikan seorang pelacur oleh tunangannya sendiri." Jill terlihat mulai berapi-api.

Hail To The Queen [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang