Chapter 30

2.6K 273 62
                                    

Mereka terlihat begitu lihay memainkan 2 pisau di kedua tangan mereka masing-masing. Satu pisau mereka gunakan untuk menangkis senjata musuh dan satunya lagi mereka gunakan untuk menusuk jantungnya.

Tidak ada waktu untuk bermain-main, mereka hanya berenam sedangkan musuh yang mereka hadapi lebih dari 50 orang.

Darah beterbangan hingga membuat tubuh mereka penuh corak merah, hal itu sama sekali tidak mereka pedulikan. Matahari bahkan sudah terbenam sejak tadi, mereka saling menyerang hanya dibantu dengan cahaya kobaran api yang berasal dari gedung-gedung yang terbakar.

"Ini tidak akan selesai dengan cepat." Desis Mars mengamati banyaknya musuh yang masih berdatangan.

"Ganti formasi, berengsek!" Teriak Rafa pada timnya.

Sebas dan Mars mengangguk samar, mereka memulai untuk mematahkan tangan dan kaki musuhnya sedangkan para wanita bertugas untuk mengeksekusinya.

Mereka menendang lutut lawan dengan keras dan menahan kedua tangannya menggunakan pisau. Jeritan kesakitan serta suara tulang patah langsung menghiasi malam yang dingin itu.

Tanpa belas kasihan, Sache, Elea dan Aran langsung merobek leher musuh mereka hingga kepalanya terputus, lalu melemparkannya ke sembarang arah.

Tak beberapa lama terlihat cahaya dari sebuah kendaraan, ternyata itu motor yang dikendarai Harvey dan Yola. Tanpa pikir panjang pasangan itu langsung berlari dan membantu para sahabatnya.

Harvey memilih membawa sebuah pedang, hal itu membuatnya dengan mudah menjangkau kepala lawannya hingga langsung terlepas dari badannya. Aksi itu tentu saja sangat membantu mereka untuk segera mengakhiri pesta itu.

Setelah beraksi cukup lama, suara pertempuran itu berakhir ketika seluruh musuh Black Swan sudah tumbang.

Sebas menyeka darah yang memenuhi wajahnya. "Anggap saja ini mandi darah untuk penebusan dosa."

Aran mengambil tisu di ransel mereka dan membagikannya pada para wanita. "Aku tidak suka ada darah musuh di tubuhku." Dengus Elea setelah menerima tisu dari kakaknya.

" Dengus Elea setelah menerima tisu dari kakaknya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Kalian mau?" Tawar Aran pada para pria.

"Tidak, ini sebuah kebanggaan." Balas Rafa.

"Sebaiknya kita segera menyusul ke pos terakhir." Ucap Sebas seraya berjalan menuju motornya.

"Kalian pergi saja dulu, aku, Mars, Harvey dan Yola akan menyusul." Ujar Sache yang langsung membuat semua orang kebingungan.

"Ada apa?" Tanya Rafa yang sudah bertengger di atas motor.

"Lihatlah wajah kedua temanmu itu." Ucap Aran yang duduk manis di jok belakang.

"Ayo pergi, aku tidak melihat mereka melakukan hal itu. Sangat menjijikkan." Dengus Elea saat tahu apa yang akan terjadi di sana.

TOXIC PARTNER 1: AffairWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu