Chapter 12

3.2K 275 123
                                    

Jari lentiknya menari dengan indah di atas keyboard komputer, mata cantiknya menatap fokus pada data kerja dokter lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jari lentiknya menari dengan indah di atas keyboard komputer, mata cantiknya menatap fokus pada data kerja dokter lainnya.

Suara pintu yang diketuk membuatnya berdecak pelan, pintu itu berbuka setelah ia mempersilakan sang tamu untuk masuk. Seorang wanita dengan pakaian elegant datang dan menyapanya.

"Apa aku menganggu, dokter Yola?" Kekehnya.

Dokter cantik itu langsung memasang senyum ramahnya, "Ah tidak mrs Benedict, silakan duduk."

Sofia duduk dengan anggun di sofa yang berada di ruangan Yola dan disusul oleh wanita itu dengan dua gelas kopi di tangannya.

"Apa kau sangat sibuk Yo? Aku bisa datang lain kali." Tanya Sofia merasa tidak enak. Ia tahu bahwa sahabatnya sejak kecil itu mempunyai pekerjaan yang begitu banyak, karena jabatannya yang tinggi di rumah sakit.

"Aku hanya melihat kinerja para dokter." Balas Yola, "Jadi..... Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyanya dengan penasaran.

Sofia menyeruput kopi di gelasnya, lalu meletakkannya kembali di atas meja. Ia menatap Yola dengan senyuman, "Aku ingin kau mencarikan aku dokter kandungan untuk program kehamilan."

Yola langsung membeku mendengarnya, setelah beberapa saat ia menunduk sembari tertawa pelan. "Ah soal itu. Iya tentu saja, aku bisa mencarikannya." Ujar dokter cantik itu. "Tapi dimana suamimu, bukankah dia seharusnya ikut kemari?"

Pertanyaan itu membuat Sofia tersenyum, "Dia sangat sibuk, kau tahu sendiri bukan Black Swan sedang membangun beberapa pusat farmasi baru."

"Iya, aku tahu sendiri." Jawab Yola.

"Jadi kapan aku bisa menemui dokter kandungan itu?" Tanya Sofia dengan antusias, "Aku ingin segera hamil." Lanjutnya sambil tersenyum malu-malu.

Yola tersenyum anggun mendengarnya, "Aku akan menghubunginya dan kalian bisa membuat janji nanti." Balasnya.

Kalimat itu membuat Sofia tersenyum lebar. Persahabatan yang terjalin erat antara AB, Olivia dengan Aaric, membuat putri-putri mereka menjadi dekat sejak kecil. Begitu juga dengan Yola dan Sofia, mereka juga dekat sebab itulah Sofia sering bercerita apapun pada Yola.

Sama seperti Sofia, Yola juga menganggapnya teman baik. Hubungan mereka mulai jauh saat Sofia bersekolah ke Sydney dan Yola bersekolah ke California. Terlebih saat mendengar perjodohan antara Sofia dengan pria yang ia sukai sejak kecil, hal itu membuat kebencian Yola mulai meradang begitu juga dengan yang lainnya.

Yola sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini pada Sofia, namun Harvey segalanya baginya. Ia lebih baik melihat Harvey mati daripada harus melihat Harvey bahagia bersama wanita lain.

Ia hanya punya dua pilihan, membunuh Harvey atau membuat Sofia mundur. Tapi bukankah Harvey juga sangat mencintainya?

Jadi pilihannya tinggal satu sekarang.

TOXIC PARTNER 1: AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang