Tamu di Pagi Hari

25 1 0
                                    

"Assalamu'alaikum, ustadz?"

"Wa'alaikumsalam".

Salman memutar kepalanya melihat ke arah suara datang. Senyumnya tipis mengembang. Duduknya ditegakkan demi menghormati tamu yang dia hormati tersebut. Diletakkannya kitab Hadil Arwaah ila Biladil Afraah dan ditanggalkannya kacamata minus 1-nya ke atas meja.

"Mari masuk, ustadz. Tafadlol."

Salman merentangkan tangan kanannya menunjukkan ruang kosong di atas karpet untuk duduk sang tamu.

"Njih, matur nuwun, Ustadz Salman."

Sang tamu tampak riang mendapat sambutan hangat dari sang tuan rumah.

"Monggo, Ustadz Hasan. Ngersakke ngunjuk menopo?"

Salman dengan ramah menawarkan minum kepada sang tamu.

"Mboten sah repot-repot, ustadz. Saya sudah banyak minum tadi." Tolak sang tamu sopan dengan senyum khasnya.

"Njih. Dospundi, ustadz? Wonten dawuh punopo?

Salman tak sabar ingin tahu maksud kedatangan pimpinan Pondok Pesantren Nur As-Salam di kamarnya yang pengap itu.

Salman tak sabar ingin tahu maksud kedatangan pimpinan Pondok Pesantren Nur As-Salam di kamarnya yang pengap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bidadari SalmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang