Haura memundurkan langkah. Dia mendengar jeritan Amanda.
Setelah terkena hantaman keras dari tubuh pemain lain, Amanda meringkuk. Jaringan kulit terluar pada lututnya yang memang sudah robek karena terluka di pertandingan sebelumnya, mengenai permukaan lantai lapangan. Goresan sepanjang dua sentimeter itu menindih luka yang belum mengering. Darah merembes dari perban yang pagi ini baru diganti.
Sorakan mereda, hampir tidak bisa didengar Haura. Pendukung dari kedua tim berdiri. Bersamaan dengan datang dan perginya tim medis. Mereka membawa Amanda masuk ke tenda perawatan menggunakan tandu.
Haura menelan ludah. Meski insiden tersebut terjadi baru-baru ini, pertandingan akan tetap dilanjutkan. Wasit membunyikan peluit. Haura menjelajahkan pandangan. Papan skor menampilkan angka delapan dan dua belas. Sedikitnya, mereka harus mencetak tiga kali point untuk memenangkan pertandingan. Namun, dengan waktu yang hanya tersisa delapan menit, pikirnya, mustahil bisa mengejar.
Sepertinya, perjuangan mereka memang akan berakhir sampai di sini.
Haura menghela napas resah. Kalah? Jangan bercanda. Dia bahkan belum melakukan apa pun.
ESTÁS LEYENDO
Until O2SN the Ends
Novela JuvenilSetelah ditinggalkan oleh seseorang yang menjadi alasannya bermain basket, Haura Anastasia harus menanggung beban sebagai angkatan tertinggi. Dengan masih menyandang status sebagai pemain pengganti, ia terus menelan kritikan dari teman satu timnya s...
