🧋; 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟐𝟒

1.4K 202 18
                                    

Setelah hujan reda, Sunoo mengajak Sunghoon untuk keluar dari sarang, kamar Sunghoon. Dia melihat keadaan luar lewat jendela, untungnya gak banjir cuma jalanannya cukup basah. "Hoon, jalan bentar yuk!" ajak Sunoo.

Sunghoon mengiyakan ajakan pacarnya, mereka akhirnya jalan-jalan keliling desa.

"Mau beli minum gak?" tawar Sunghoon pada Sunoo saat lewati warung mbak Soyeon.

Sunoo menggeleng dengan wajah sedih. "Gak usah, waktu gue gak banyak."

Sunghoon bingung. Kenapa Sunoo tiba-tiba kayak lemes gitu padahal baru aja dia liat ukenya itu ceria banget waktu di ranjang bergoyang. "Lo kenapa, beb?" Sunghoon menyentuh pipi Sunoo khawatir.

Sunoo terpejam saat Sunghoon menyentuh pipinya lalu menatap mata Sunghoon dalam. "Cari duduk yuk! Ada yang mau gue omongin," ajak Sunoo menarik tangan Sunghoon ke pinggir sungai. Karena disitu banyak bebatuan jadinya mereka duduk disana walaupun sebenarnya pemandangannya gak banget, air sungainya kuning terus deket jamban.

Sunoo diam sambil mandangin sungai yang tak elok untuk dipandang. Hal itu bikin Sunghoon heran, ini kok si uke sikapnya bisa langsung berubah drastis gini ya.

"Noo," panggil Sunghoon tapi gak dihiraukan Sunoo.

"Noo!" panggil Sunghoon sekali lagi sambil menyentuh pundak Sunoo.

Sunoo langsung terbangun dari lamunannya. "Eh.... I-iya."

"Lo kenapa? Kok ngelamun."

"Ada yang harus gue omongin, Hoon."

Perasaan Sunghoon tiba-tiba gak enak. "Apa?"

Sunoo menarik napasnya sebanyak mungkin lalu memandang wajah Sunghoon sendu. "Maaf..."

Sunghoon mengangkat sebelah alisnya. "Maaf buat apa?"

"Maafin gue, Hoon." Sunoo menunduk dan mulai menangis.

Sunghoon makin bingung, gak ngerti dengan Sunoo. Dia membawa lelaki itu kepelukannya. "Lo kenapa sih? Coba ngomong yang bener," pinta Sunghoon halus.

"Hoon..."

"Hm..."

"Tatap aku," pinta Sunoo.

Sunghoon sedikit menundukkan wajahnya menatap Sunoo.

Cup.

Sunoo kali ini gak cuma nempelin bibir mereka tapi melumat sambil memainkan lidahnya. Cukup lama mereka saling mengecap satu sama lain. Khawatir sebenarnya kalau yang di jamban bakal liat mereka jadi akhirnya mereka akhiri.

"Hoon, kita putus."

Deg... Detak jantung Sunghoon seketika berhenti, napasnya serasa tercekat. Kenapa hatinya begitu sakit? "Lo jangan bercanda, Noo." Sunghoon berusaha meyakinkan hatinya bahwa Sunoo sedang bercanda.

"Gue serius, kita putus aja."

"Tapi kenapa?" Sunghoon berusaha sabar. Ingin rasanya dia teriak ke Sunoo karena gak terima di putusin. Dia cinta banget sama Sunoo.

"Gue bakal kembali ke kota, Hoon. Tempat asal gue berada. Gue pergi besok pagi terus gak bakal kesini lagi. Perjanjiannya emang cuma dua tahun gue disini, tapi bapak gue tiba-tiba nyuruh balik lagi, katanya gue udah cukup di sini," jelas Sunoo sambil nangis.

"Tapi kan kita gak perlu putus, kita masih bisa pacaran jarak jauh," ucap Sunghoon.

"Itu gak mungkin, Hoon. Kita gak punya alat buat komunikasi. Lo tau aja kan desa ini susahnya kayak apa. Kita gak bakal bisa buat menjalin hubungan kalo kayak gini."

Desa Sengklek | Sungsun ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt