🧋; 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟏𝟎

2.2K 295 48
                                    

Masa Sunghoon berenangnya pakai kaca mata renang terus di punggungnya ada tabung oksigen buat nyelam. Emang mau ngeliat apa? Orang air nya kuning gini kok.

Ya Tuhan.

Sunguh terganggu jiwa anak ini.

"Sunghoon, lo ngapain?" tanya Sunoo.

"Berenanglah. Mau ikut gak? Batu-batu yang ada di dalam bagus-bagus, Noo."

Dikira terumbu karang kali. Sunoo menunjukkan muka males gitu. "Gak ah. Gue gak bisa berenang," tolak Sunoo.

"Yah kecewa. Lo mau kemana?" tanya Sunghoon.

"Mau keliling aja kok. Mau ikut?"

Sunghoon terlihat berpikir sebentar. "Boleh deh".

"Yaudah, ayo naik!"

"Gak, gue berenang aja".

Sunoo nunjukkin wajah kesalnya. "Ntar lo capek. Mana bawa tabung oksigen kayak bawa tabung gas 60kg. Kaga pegel lo?"

Sunghoon senyum-senyum terus nenggelamin dirinya bentar lalu nongol lagi. Curiganya Sunghoon lagi salah tingkah gara-gara diperhatiin Sunoo. "Iya sayang, aku nurut kok".

Mingyu apa kabar?

Sunoo lalu mengulurkan tangannya memberi bantuan pada Sunghoon buat naik ke perahu. Sesudahnya Sunghoon naik, dia lalu membuang tabung oksigennya ke air banjir. "Lah, Hoon kenapa dibuang?" tanya Sunoo bingung.

"Gak ada isinya kok".

"Terus ngapain dipakai?"

"Buat gaya-gaya aja".

Ingin rasanya Sunoo berkata kasar. "Kenapa gak sekalian kaca matanya juga dibuang," kesal Sunoo. Kini perahu nya kembali jalan.

"Jangan... Yang ini gue minjem".

"Ya ya Hoon bodo amatlah. Lama-lama gue tenggelemin juga lo disini."

Mereka akhirnya keliling desa sambil bercanda gurau. Sekarang mereka sudah lumayan dekat, walaupun Sunoo baru seminggu pindah ke desa ini. Mereka juga saling berbagi cerita. Sunoo bercerita tentang dia yang masih tinggal di Seoul. Dia juga gak nutupin kalau dia sebenar nya kaya. Sunghoon pun gak kaget. Kalau Sunghoon, dia cerita tentang kehidupannya di desa selama ini. Ternyata dia belum pernah pacaran gaes. Kesempatan emas buat Sunoo ini.

"Sun, besok malam lo sibuk gak?" tanya Sunghoon tiba-tiba.

"Gak kok, kenapa?" jawab Sunoo santai.

Sunghoon lalu melirik bang Mingyu sebentar, Rada kasihan sih sama bang Mingyu yang ngenes gitu, gak ada ngomong sama sekali. Gak enak hati, Sunghoon berniat berbisik aja sama Sunoo.

"Jalan yuk... " bisik Sunghoon pelan. Iya lah pelan namanya juga berbisik.

"Ke mana?" seumur-umur baru kali ini Sunoo diajak jalan sama cowok yang idiot macam Sunghoon.

"Ke konsernya Yuna, besok malam dia ngadain konser di jalan buntu ujung sana". Sunghoon ngomong sambil nunjukin tempatnya.

"Lah Yuna artis desa ternyata. Masuk agensi mana tuh?" batin Sunoo.

"Boleh deh, jemput gue ya. Kita naik apa?"

Sunghoon langsung cengo. Dikiranya Sunghoon orang kaya yang bisa pilih kendaraan. "Lo maunya naik apa?"

"Hmmm.... Motor deh, kayaknya asik tuh."

"Oke, kita jalan kaki".

Wajah Sunoo berubah cemberut. Dia lupa Sunghoon itu rakjel. Jahatnya Sunoo.

Keheningan pun melanda ketiganya.

Please... Bang Mingyu jangan ditanya.

Sunoo sama Sunghoon cuma liatin banjir doang kayaknya kehabisan topik buat di bicarain sih hingga Sunoo bosan.

"Bang, anterin gue pulang ya. Udah capek, udah mulai panas juga," pinta Sunoo pada abang Mingyu.

"Iya, dek".

Lalu sampailah Sunoo didepan rumah. Sunghoon membantu Sunoo untuk turun dari perahu.

"Hoon, mau mampir?"

Sunghoon berpikir sebentar. "Gak deh. Gue pulang aja. Jangan lupa besok malam ya," ujar Sunghoon lalu mengedipkan matanya. Genit ah.

Sunoo nundukin kepalanya malu-malu gitu.

"Gue pulang ya," pamit Sunghoon.

Sunoo nganggukin kepalanya. Bang Mingyu pun membawa Sunghoon pergi.

Sunoo masih senyum-senyum sambil mandangin Sunghoon. Gak tau kenapa, perasaan Sunoo bahagia aja gitu.

"Hm... Ada yang lagi dilanda asmara nih," goda Jay didepan pintu sambil menyilangkan tangan di dada.

"Asmara mata lo. Dilanda banjir sih iya." -Sunoo

"Apaan sih. Tumben lo gak tidur?" Sunoo penasaran.

"Rumput-rumput lagi pada tenggelam. Gimana mau tidur? Padahal ngantuk sih." sedikit curhatan Jay.

Sunoo mengangguk paham tiba-tiba ia ingat sesuatu. "Tunggu sebentar ya. Ntar gue balik lagi," ucap Sunoo kepada Jay lalu masuk kedalam rumahnya.

Jay nurut aja. Gak lama, lalu Sunoo keluar lagi dengan membawa seikat kangkung. "Nih buat lo tidur."

Jay menerima dengan senang hati. Di hadiahin obat tidur gimana gak seneng. "Beneran nih, buat gue?"

"Iya ambil aja. Emak gue punya banyak kok."

"Makasih ya, Noo. Akhirnya gue bisa tidur dengan tenang. Tapi... Kayaknya gue tau nih yang jual kangkung siapa...... "

"Iya Heeseung. Kata emak gue dia maksa banget minta dibeli kangkung nya".

"Goblok emang si Heeseung. Yaudah Noo gue tidur ya udah gak tahan nih". Jay langsung masuk ke rumah nya.

Sunoo kembali merasakan kebahagiaan. Membantu orang lain itu sangat menyenangkan. Dia berniat untuk masuk juga ke dalam rumah. Namun, belum juga sempat masuk. Sangwon udah teriak-teriak gak jelas manggil Sunoo.

"Kak! Kak!"

Sunoo kaget terus menoleh kepada Sangwon. "Kenapa dek?"

"Nih, kak." Sangwon ngembaliin seikat kangkung.

"Loh bukannya ini kangkung yang gue kasih. Napa dibalikin?"

"Loh dek ini kan-".

"Kakak kok ngasih abang kangkung sih. Ntar dia tidur mulu kak. Gak baik buat kesehatan abang. Pokoknya kakak jangan ngasih abang yang bisa bikin abang tidur. Gak ku restuin ntar kakak sama abang!" ceritanya Sunoo lagi kena marah Sangwon. Adek Jay kok serem sih. "Direstuin apaan? Sembarangan banget kamu ngomong dek. Emang gue punya hubungan apa sama abang lo," gedek banget dah si Sunoo.

"Kakak jangan sedih ya... Sangwon udah balikin hadiah kakak buat abang." habis ngomong gitu Sangwon masuk kerumah nya.

Kok bisa jadi salah paham gini sih.

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Desa Sengklek | Sungsun ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum