🧋; 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟗

2.7K 360 76
                                    

"Sunoo, bangun nak! Nanti kamu telat!" teriak emaknya yang terdengar samar-samar di telinga Sunoo. Iya samar-samar soalnya diluar lagi hujan deras pakai banget. Sunoo dengan malas bangun dan pergi ke kamar mandi. Lalu siap-siap untuk berangkat. Dia juga sudah pakai jaket tebal karena dinginnya sampai menusuk tulang.

Sunoo yang sudah siap untuk pergi sekolah, membuka pintu kontrakan nya dengan pelan. Padahal malas sekali sekolah gara-gara hujan. Waktu pintu kontrakan sudah terbuka, Sunoo mangap gede.

"MAK DILUAR BANJIR!!" teriak Sunoo heboh.

Ini tuh pertama kalinya Sunoo liat banjir. Seumur hidupnya belum pernah mengalami hal yang begini. Sunoo berjalan ke teras kontrakannya. Untung nya banjir gak sampai teras. Padahal jarak teras sama tanah itu tinggi loh, sekiranya sepaha orang dewasa. Terus banjirnya tinggal sejengkal doang dari teras, dalem dong.

"Loh, lo mau sekolah Noo?" tanya Jay heran di belakang Sunoo sambil ngucek-ngucek matanya. Baru bangun tidur mungkin.

Sunoo kaget. Iyalah, Jay tiba-tiba aja ada di belakang nya. Sebenarnya, karena kontrakan mereka sebelahan jadi otomatis teras nya samaan gitu. Jadi, jangan heran kalau Jay bisa ada di depan rumah Sunoo.

"Lah, memangnya kamu gak sekolah?" tanya Sunoo bingung pada Jay.

"Ngapain sekolah, sekolah nya pasti tenggelam. Kalau bisa hanyut aja, biar kita gak usah sekolah lagi," ucap Jay enteng.

Sunoo heran enteng banget Jay ngomong nya padahal dalam hati Sunoo mengiyakan juga.

Sunoo dan Jay memandang hujan yang sudah reda, namun banjir nya masih belum surut-surut juga. Sunoo juga gak jadi pergi sekolah. Iya kali ke sekolah banjir-banjir. Mau duduk di mana? Nanti malah jadi tai ngambang.


BYURRRRRRR





Sangwon nyemplung ke banjir. Lalu dia ciprat-cipratan air ke arah Jay dan Sunoo. Mereka jadi kesel lah. Sunoo kan udah mandi, eh malah dicipratin air banjir mana airnya kotor lagi. Kalau Jay sih, kesalnya gegara katanya dia gak doyan sama air doyannya rumput.

"Dek, jangan kelamaan mainnya ntar sakit loh," ucap Jay penuh perhatian.

"Iya bang, gak lama kok".

Sunoo melihat interaksi keduanya. Manis banget, jadi pengen punya abang kaya Jay. Eh gak jadi.

Gak sengaja Sunoo melihat ada abang-abang naik perahu. Sunoo jadi pengen naik, kan belum pernah naik jadi dia penasaran pengen coba gitu.

"Jay, perahu abang itu bisa ditumpangi gak?" tanya Sunoo sambil nunjuk abang perahu.

Jay langsung mandangin abang perahu juga. "Ya jelas bisalah, itu emang alat transportasi kalau lagi banjir kok".

Sunoo langsung senang gitu.

"Emang lo mau kemana?"

"Gak kemana-mana sih cuma pengen naik aja soalnya belum pernah naik".

Jay langsung ber-oh ria. "Bang Mingyu!" panggil Jay pada abang perahu.

Bang Mingyu.

Ini abang gak punya asal-usulnya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Ini abang gak punya asal-usulnya. Satu desa pada gak tau ini abang tinggal dimana. Abang ini munculnya kalau lagi banjir aja. Kalau lagi banjir di mana-mana pasti ngeliat muka dia. Kalau cari dia disaat gak banjir susah gak bakal nemu. Jadi, bang Mingyu ini bakal keluar dari sarangnya kalau lagi banjir sambil keliaran pakai perahu nya, kalau setahun gak banjir gak bakal ngeliat dia juga selama setahun. Sangat misterius.

Setelah Jay manggil bang Mingyu, secepat kilat bang Mingyu mendatangi Jay dengan perahu nya. "Mau diantar kemana?" tanya bang Mingyu.

"Engga ini nih Sunoo, dia baru pindah ke desa Ini terus katanya dia gak pernah naik perahu, ajak dia keliling aja bang. Kasih liat pemandangan indah desa kita."

"Indah mata lo. Desanya udah tenggelam gini." -Sunoo.

Bang Mingyu mengangguk paham.

"Yaudah dek. Naik aja." bang Mingyu mempersilahkan. Buku-buku Sunoo lepas sepatu dan tasnya lalu naik ke perahu dibantu Jay. Padahal Sunoo ngajakin Jay juga tapi Jay nya nolak katanya mau ngawasin adeknya aja takut tenggelam.

Subhanallah sungguh mulia hatinya.

Duduklah Sunoo diatas perahu dengan damai. Bang Mingyu juga mendayung perahunya dengan pelan. Waktu lagi damai-damainya ada saja yang ganggu. Haruto dengan perahunya lewat sambil menarik banana boat di belakangnya. Dan itu sampai ngeciprat ke perahu abang Mingyu.

Jadi, Haruto itu punya perahu. Perahu nya itu kayak gini.

*pict cr on wp

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

*pict cr on wp

Dia butuh setahun ngumpulin uang buat beli perahu ini. Karena desanya sering banjir, jadinya dia nekat beli perahu. Nah kalau yang punya banana boatnya itu Jungwon. Jungwon dapat hadiah dari sepupunya waktu dia ulang tahun yang ke 12 tahun.

"Maaf, Noo!" teriak Haruto. Disusul dengan teman-temannya yang lagi naik banana boat. Jadi yang naik itu ada Jungwon, Haechan, Heeseung, Jake, Hueningkai, Geonu.

Kok serasa kaya berada di laut ya.

"Sunoo!" teriak mereka kompak.

Sunoo cuma pasang senyum kikuk gitu, biarkan mereka lewat dulu, pikir Sunoo. Sesudah mereka lewat, Sunoo bernapas lega karena ancaman telah berlalu. Barulah bang Mingyu mendayung perahunya kembali.

Eh

Tiba-tiba aja perahunya bang Mingyu goyang.

"Eh bang, perahunya kenapa? Mau tenggelam?" tanya Sunoo takut. Sunoo ini orangnya parnoan.

"Gak tau dek, ini kenapa ya." si abang Mingyu juga bingung sendiri.

Gak lama nongol lah kepala Sunghoon dari banjir. Jadi, dari tadi si Sunghoon yang goyang-goyang perahunya.

Anjir serasa kayak dilaut aja. Emang di dalam banjir ini ada terumbu karangnya yang bisa dipandang mata? Masa Sunghoon berenangnya pakai kaca mata renang terus di punggungnya ada tabung oksigen buat nyelam. Emang mau ngeliat apa? Orang airnya kuning gini kok.

Ya Tuhan.

Sungguh terganggu jiwa anak ini.

Sungguh terganggu jiwa anak ini

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Desa Sengklek | Sungsun ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن