"Tunggu disini." Bella menyerahkan Bee kembali ke gendongan Daniel. Bella berlari kearah dalam rumah mengambil kertas dan pensil kemudian keluar lagi. Dia duduk didepan Daniel lalu ia  menulis sesuatu dikertas tersebut.

    Daniel mengrenyit hal apa yang saat ini Bella lakukan, sangat kekanakan menurutnya. Setelah selesai Bella melipatnya membentuk pesawat terbang kemudian menarik tangan Daniel mengikutinya berjalan menuju batas balkon.

    "Apa ini?"

    Bella tak menghiraukan. "Mana tangan kiri mu?" Daniel menurut menyerahkan tangan kiri nya karena tangan kanan nya menggendong Bee.

    "Kita akam kirim surat ini ke Tuhan." ujarnya polos.

    "HAH!"

    "Ya. Tuhan pasti akan senang kita kirimi surat ini."

   "Ajaran siapa lagi ini?"

    "Dulu waktu aku masih dipanti asuhan. Ibu panti selalu mengajariku kalau ingin doa nya tersampai kan sama tuhan harus kayak gini. Terbangin pesawat nya."

    "Tidak. Ini pembodohan."

    Bella merengek. "Ayolah Niel. Sekali saja."

    Daniel memejamkam matanya kesal. Sangat tidak masuk akal sekali. Ia pun terpaksa menuruti kemauan Bella karena wanita itu memaksanya. "Baiklah."

    Bella bersorak gembira. "Yeah. Liat Bee, Mama sama Daddy mau nerbangin pesawat. Kamu harus lihat."

    Bella pun menerbangkan pesawat itu bersama Daniel. Melihat tawa bahagia Bella membuat Daniel terdiam sesaat. Hanya hal sepele seperti ini Bella tertawa senang.

    Jika melihat tawa Bella saat ini membuatnya tiba-tiba teringat kesedihan Bella beberapa hari yang lalu karena amarah dari nya.

    Saat itu dirinya dalam keadaan sakau dan butuh Narkoba tersebut tapi obat itu habis dan Gega tengah memesan nya. Alhasil karena sakau tersebut ia lampiaskan amarah pada Bella hingga Bella ketakutan dan berakhir mendiamkan nya selama empat hari.

    Ucapan Gega memang benar. Narkoba benar-benar telah meracuni nya. Kini ia sangat sulit sekali lepas dari obat tersebut. Dirinya hanya berdoa dan berusaha agar bisa lepas dari obat itu.

    Dan ini adalah salah satu kelemahan nya yaitu menahan hawa nafsu meminum obat itu. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika paman Ethan dan Alex datang dalam keadaan nya saat ini.

    "Aku harus berusaha melepas obat itu. Aku tidak ingin karena hal ini Bella dan Bee terkena imbas nya." batin Daniel.

***

    "Bella."

    "Bella jangan pergi!"

    "Ervan bangun Nak!"

    Nova menepuk pelan pipi Ervan agar tersadar dari igauan nya. Ia sangat terpukul melihat keadaan Ervan seperti ini. Ervan langsung membuka mata nya tersadar dari tidurnya. Keringat membasahi dahi dan tubuh nya. Ervan langsung memeluk tubuh Nova erat.

    "Mom, aku ingin bertemu Bella. Aku sudah berjani akan membawa nya dari suami jahatnya itu. Pasti Bella saat ini sedang kesakitan."

    Nova menggigit lidahnya, ia tidak tega melihat Ervan terpuruk seperti ini. Bagaimana bisa dalam keadaan cacat, lelaki itu bersikeras mencari Bella.

   "Aku sangat mencintainya Mom...Hikss."

    Ervan melepas pelukan nya kemudian menatap kesalah satu tangan nya yang telah diamputasi. Ia sungguh muak dan marah melihat dirinya kini tidak sempurna. "Ini semua salah suami Bella. Karena dia aku jadi seperti ini, karema dia Bella meninggalkan ku! Sampai kapan pun aku tidak akan tinggal diam!" teriak nya marah.

    "Tenang Nak..."

    "Bagaiman aku bisa tenang Mom!" sentak nya.

    Nova terkejut mendengar teriakan Ervan. Menyadari itu Ervan langsung menunduk merasa bersalah.

    "Maafkan Ervan." lirihnya. Nova kembali memeluk Ervan erat. Tak lama datanglah Abraham dengan muka datar nya. Muka nya menampilkan raut wajah tentram tapi tidak hati nya.

    "Tenangkan dirimu Boy. Daddy janji akan menemukan Bella untukmu." katanya penuh kepastian.

    Ervan langsung berbinar bahagia. "Benarkah Dad? Kau tidak berbohongkan?"

    Abraham mengusap kepala Ervan dengan sayang. Ia saat ini akan melakukan apapun yang Ervan inginkan karena kini kebahagiaan putra nya adalah nomor satu.

    "Dan juga Daddy pastikan orang yang membuatmu seperti ini akan mati mengenaskan!"

   Ervan langsung memluk tubuh Abraham. "Terimah kasih Dad. Maaf jika kini Ervan tidak bisa diandalkan."

    "No, kau tetap putra Daddy yang terbaik."

    Diluar ruangan, sosok bertubuh kekar dengan baju warna hitam tak lupa topi hitam dikepalanya tengah meloncat loncat melewati setiap keramik yang ada sambil melantukan lagu ambigu. "Ini sangat mudah. Ini sangat mudah. Semua akan habis. Semua akan kembali ke tempatnya. Yeah...Yeahh."

    "Dia sangat mengerikan." bisik salah satu perawat yang sedang berejalan melewati lelaki itu.

   "Apa kau lihat-lihat? Mau ini?" Lelaki itu menjulurkan lidahnya penuh paku dan lumuran darah.

    "Aaaaa...." kedua perawat tersebut langsung kabur ketakutan.

    Lelaki itu mendengus kesal. "Ck, lemah, padahal ini hanya permen."

***

MAAF SERIBU MAAF JIKA CERITA NYA MEMBOSANKAN. THANKYOUU GENGEZZZ

Jangan lupa guys. Novel Mafia Insyaf akan terbit di bulan Mei yaa.. Ingat bulan Mei.

SILAHKAN FOLLOW IG AKU: ZEZE_COMEL❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SILAHKAN FOLLOW IG AKU: ZEZE_COMEL❤

DESTROYEDWhere stories live. Discover now