Mengincar Ayana [05]

120 70 51
                                    

- Selepas Senja -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- Selepas Senja -

Regan tengah duduk melamun di dalam mobil miliknya. Semalaman penuh ia tidak bisa tidur. Pikirannya terus melayang jauh pada sosok Ayana. Pelukan hangat Ayana bahkan masih bisa ia rasakan. Sepetinya memang ada sedikit rasa penasaran dalam dirinya mengenai sosok cantik Ayana dan seseorang yang bernama Senja. Sosok yang selalu di sebut-sebut oleh Ayana ketika bertemu dan juga melihat dirinya.

Tek Tek

Regan tersentak. Seseorang mengetuk kaca mobilnya dari arah luar. Ia akhirnya menurunkan kaca itu ketika tahu jika yang mengetuk adalah ibunya.

"Apa ada yang tertinggal Reg?" Tanya sang ibu. Mungkin beliau merasa aneh karena Regan cukup lama berada di dalam mobil tapi tak kunjung melajukannya. Regan hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. Sebisa mungkin ia tersenyum ke arah sang ibu yang juga tengah tersenyum ke arahnya.

"Kenapa tidak berangkat? Papa pasti sudah menunggumu di kantor. Kau harus datang tepat waktu agar papa tidak marah-marah lagi. Kali ini kau harus mendengarkan perkataan papa. Kalau bisa, jangan sekali-kali kau membantah perintahnya. Papa sangat menyayangimu dan semua yang papa lakukan adalah untuk kebaikanmu. Kau mengerti bukan?" Regan hanya mengangguk malas. Itu karena semua yang di katakan oleh sang ibu sangat berbanding terbalik dengan semua keinginannya.

"Aku mengerti ma. Kalau begitu aku berangkat dulu." Pamit Regan karena tak ingin mendengar apapun lagi mengenai keinginan ayahnya dari bibir sang ibunda.

"Baiklah, hati-hati di jalan. Jangan melajukan mobilnya terlalu kencang. Itu berbahaya." Regan kembali menganggukkan kepala merespon pesan yang di sampaikan oleh sang ibu. Regan menghidupkan mesin mobil mewahnya. Melajukannya perlahan meninggalkan kawasan rumah megahnya dan bergabung dengan mobil-mobil lain di jalanan yang terlihat sangat ramai pagi itu.

Regan tidak konsen menyetir. Bayangan wajah cantik Ayana kembali melintas. Berulang kali ia mencoba untuk menghilangkan bayangan itu dengan menggeleng-gelengkan kepala. Namun sayangnya wajah cantik Ayana tetap saja tergambar jelas di ingatannya. Itu cukup membuat Regan frustasi. Selama ini ia belum pernah merasakan dejavu seperti saat ini. Mungkin ia memang sangat tidak nyaman setiap kali Ayana menyebutnya sebagai Senja. Tapi di sisi lain ia juga merasa bahagia karena mengenal sosok cantik seperti Ayana.

"Eh? Kenapa aku ada disini?" Regan terkejut saat mengetahui jalan yang tengah ia lalui bukanlah jalan menuju ke perusahaan sang ayah. Jalan yang saat ini tengah ia telusuri adalah jalan menuju ke toko roti Ayana. Entah apa karena ia terus memikirkan tentang Ayana sehingga ia tanpa sadar melajukan mobilnya menuju ke toko roti Ayana.

"Apa aku harus putar balik?" Regan mulai merasa ragu. Ia mengurangi kecepatan laju mobilnya dan mencoba untuk berpikir.

"Sudahlah, tanggung kalau harus putar balik. Aku akan mampir sebentar untuk membeli roti. Lagipula aku juga belum sempat merasakan roti yang di jual di toko itu. Setelah itu aku baru akan ke perusahaan untuk bertemu papa." Putus Regan pada akhirnya. Ia menambah kembali kecepatan laju mobil mewahnya dengan harapan bisa segera sampai di toko roti Ayana. Entahlah, ia penasaran dengan roti yang di jual oleh Ayana atau mungkin ia justru merasa penasaran pada sosok Ayana.

Selepas Senja [✔] - Lee HaechanWhere stories live. Discover now