Dia Bukan Senja [04]

136 80 37
                                    

- Selepas Senja -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- Selepas Senja -

Sore ini Ayana terlihat tengah berjalan-jalan di sekitar taman setelah menutup toko roti. Kejadian yang menimpa dirinya tadi pagi terus membayangi. Entah siapa sosok itu sebenarnya. Kenapa dia harus muncul dengan fisik dan juga segala hal yang berhubungan dengan Senja. Itu semakin membuatnya begitu sulit untuk sekedar melanjutkan langkah kakinya.

"Aku tidak tahu, apakah itu benar dirimu atau bukan Ja. Dia, dia memiliki semua yang kau miliki. Wajah, senyuman, bahkan pandangan matapun terlihat sama sepertimu. Apa yang harus aku lakukan sekarang Ja? Mungkinkah aku hanya sedang merindukanmu?" Ayana bergumam entah pada siapa. Seolah ada sosok lain yang tengah ia ajak berbicara. Ayana hanya tak bisa lupa, setiap jengkal bagian dari pria yang tadi pagi ia temui ternyata sama persis dengan Senja.

Drrtt Drrtt

Ayana menghela nafas. Mendengar ada suara getaran dari dalam tas selempang kecil berwarna hitam yang saat ini bergelayut pada pundaknya. Ayana membuka tas selempang itu dan mengeluarkan ponsel pintar miliknya. Terlihat jelas ada nama Haikal tertera pada layar ponsel yang kini sudah berada di dalam genggaman tangannya. Haikal pasti sedang khawatir sekarang. Itu karena ia tadi pergi tanpa sepengetahuan Haikal.

"Halo." Suara lembut Ayana terdengar.

//"Ayana, kau ada dimana sekarang? Aku tidak tahu jika toko rotimu tutup lebih awal. Aku menunggumu di depan toko sekarang."//

Benar dugaannya, Haikal khawatir. Bukan karena ia memang sengaja membuat pria tampan itu menjadi khawatir. Entahlah, sore ini ia hanya merasa ingin menghabiskan waktu seorang diri.

"Maaf Haikal, aku hanya sedang berjalan-jalan di sekitar taman. Kau bisa pulang karena nanti aku juga akan langsung pulang setelah dari sini. Kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja sekarang." Dapat Ayana dengar Haikal tengah melepaskan hembusan nafasnya yang terdengar berat.

//"Aku kesana sekarang?"//

Ayana dengan cepat menggelengkan kepala meski ia tahu Haikal tidak akan mungkin melihatnya.

"Tidak perlu. Aku benar-benar akan pulang setelah ini." Kembali helaan nafas terdengar dari seberang telefon. Mungkin Haikal merasa kecewa karena Ayana melarangnya untuk datang. Haikal pasti tidak bisa tenang saat ini. Memikirkan apakah Ayana benar akan baik-baik saja setelah semua yang terjadi pagi hari tadi.

//"Berjanjilah jika kau akan langsung pulang Ayana. Dan lagi, jika terjadi sesuatu cepat hubungi aku. Dan saat tiba di rumah nanti, kau juga harus langsung mengabariku. Apa kau mendengarku?"//

Ayana tersenyum. Haikal benar-benar tulus mengkhawatirkan dirinya. Ia sangat beruntung bisa mempunyai seseorang yang seperti Haikal. Seseorang yang selalu bisa memperlakukan dirinya dengan sangat baik.

Selepas Senja [✔] - Lee HaechanWhere stories live. Discover now