#58. 민윤기

484 55 0
                                    

Michan sibuk membereskan barang-barangnya, memilah-milah beberapa perlengkapan yang akan di packing untuk dikirim ke rumah lamanya dan sebagian untuk dibawanya pergi.

"Kau sudah mulai berkemas ?" Areum yang mengintip kedalam kamar terlihat sedih dengan pekerjaan yang Michan lakukan.

"Aku hanya mengangsurnya sedikit demi sedikit, lagian hari ini aku senggang" Jawab Michan dengan tanganya yang terus sibuk mengemas.

Areum masuk kedalam kamar dan duduk tepat disamping Michan, menggeser sebuah box besar yang keberadaanya mempersempit ruangan itu.

"Aku belum siap berpisah denganmu" Peluk Aruem langsung ketika dirinya duduk.

"Bukannya aku yang harusnya sedih, tidak ada orang sabaikmu yang bisa merawatku" Goda Michan sambil mencubit pipi Areum gemas.

"Kenapa rasanya seperti akan melepas putri sendiri untuk menikah" Areum mempererat pelukanya.

"huh... kau benar-benar mengangapku sebagai anakmu ?" Keluh Michan sambil tersenyum smirk.

"Aku senang melihatmu makan dengan lahap, bersiap pergi bekerja dan juga tersenyum setelah pulang berkencan" Celoteh Areum sambil mulai mengengam tangan Michan.

"Sebaiknya kau segera menikah, agar bisa mempunya suami dan anakmu sendiri" Michan melepaskan pelukan Aruem karena dirinya mulai kepanasan.

"Mengurusmu lebih menyenangkan" Jawab Areum sambil mendengus kesal "Ngomong-ngomong akan kau apakan semua komik ini ?" Tatap Areum di ikuti Michan saat melihat rak besar yang penuh dengan koleksi komik.

Komik adalah hal pertama yang mempertemukan Michan dengan Yoongi, jelas itu adalah peristiwa yang memalukan bagi Michan, tapi tidak bisa dipungkiri dirinya bahagia bisa bertemu Yoongi.

Hari dimana Michan dan Yoongi resmi berkencan sebenarnya bertepatan dengan hari ulang tahun Michan, bagi gadis galak itu tidak ada hal yang istimewa sepanjang hari ulang tahunya.

Tepat tahun kemaren saat usianya masuk 23 tahun (umur korea) dirinya mendapatkan kado seorang kekasih yang begitu mencintainya, sungguh mulai saat itu hari yang paling tidak dia perdulikan menjadi hari yang paling membahagiakan.

***

~ Flashback setahun lalu ~

Yoongi menelfon Michan dari Bangkok

"Apa kau sudah tidur ?, aku baru sampai dihotel" Yoongi duduk diatas kasur dan bertanya dengan hati-hati

"Belum, aku masih memiliki beberapa pekerjaan" Michan yang saat itu sedang bekerja hanya menjawab seadaanya.

Untuk beberapa saat kedua manusia itu hening, tidak ada pembicaraan apapun, itu adalah hari dimana mereka baru mulai berkencan beberapa hari.

"Kau tidak lelah ? apa konsermu berjalan lancar ?"  Michan yang merasa terganggung dengan keheningan itu langsung mencoba memulai kembali pembicaraan.

"Aku lelah, ingin segera mandi dan istirahat. tapi aku ingin mendengar suaramu dulu"  Mengambil sebuah bantal, Yoongi meletakanya diatas paha dan melengusnya cemas.

"Cepat bersihkan dirimu dan istirahat, apa kau sudah makan ?" ~ Michan

"Mm... aku sudah makan, Michan... kenapa tidak kau katakan saat itu ?"  ~ Yoongi

"Tentang apa ?"  ~ Michan

"Hari ulang tahunmu, aku sungguh menyesal tidak mengetahuinya" ~ Yoongi

Michan meletakan mouse dan mulai fokus dengan sambungan telfon sambil mengangkat kedua kakinya keatas kursi.

"Bukankah saat itu hari yang indah ? dulu aku bahkan tidak melakukan apapun pada hari ulang tahunku" Michan tersenyum sambil mengingat kembali hari pertama mereka.

"Apa kau ingin sesuatu ? aku akan mencarinya disini atau nanti setiba di Korea akan aku belikan"  Dengan nada yang terdengar cemas dan tergesa-gesa.

"Pulanglah segera dengan sehat, dan temui aku"  ~ Michan

***

Michan membuka sebuah kotak yang dibawahnya dari rumahnya didesa, didalamnya terdapat sebuah foto keluarga yang telah dibingkai dan juga beberapa foto lainya didala album.

Isi kotak itu adalah semua kenanganya bersama orang tua dan juga neneknya, dibandingkan Soobin yang masih balita, saat kedua orang tua mereka meninggal, Michan menjadi orang yang paling merasa kehilangan.

"Eomma... Appa... mulai sekarang aku akan berusaha selalu bahagia, terutama saat hari ulang tahunku" Batin Michan sambil mengelus foto keluarga yang telah terbingkai cantik sambil tersenyum.

Hari dimana Michan dan Soobin kehilangan kedua orang tua mereka bertepatan dengan hari ulang tahun Michan, hingga setelah kepergian kedua orang terkasihnya itu Michan sama sekali tidak pernah lagi merayakan ulang tahunya.

Bagi Michan hari ulang tahunnya bukan lagi sesuatu yang berharga, bahkan setiap hari itu datang dirinya tidak bisa menangis atau bahkan tersenyum bahagia, karena selalu ada gemelut batin yang dirasakanya, hal itu pula yang membuat Michan jarang sekali mengunjungi makan orang tuanya.

Berkat ketidak tertarikan Michan dengan hari ulang tahunya, baik Soobin keluarganya dan juga Areum sahabanya juga tidak pernah membahas apa lagi merayakanya, hingga hari itu menjadi terlupa untuk semua orang termasuk Michan.

"Apa kau akan membawanya ?" Pertanyaan Aruem sukses membuayarkan lamunan Michan.

"Hanya beberapa, selebihnya akanku suruh Soobin yang menyimpanya" Michan meletakan kembali foto kedalam kotak dan melanjutkan berkemas.

"Apa Yoongi tau soal kepergianmu ?" Areum yang ikut membantu mulai bertanya penasaran.

"Aku akan memberitahunya segera" Michan menunduk sedih sambil melipat beberap pakaian.

"Cepat katakan, aku akan tinggal sendiri untuk beberapa saat, jangan sampai dia datang kesini untuk menerorku" Celetu Areum dengan kegiatan tangannya yang sibuk.

Michan terdiam, dirinya memang ingin segera mengatakan kepada Yoongi tentang keputusan yang telah dipilihnya, hanya saja Michan masih belum menemukan waktu yang pas untuk mengatakanya kepada Yoongi.

"Apa sih yang membuatmu menunda untuk mengatakanya" Protes Areum karena kesal dengan sikap Michan.

"Aku takut dia sedih dan terus kepikiran, kau kan tau ini waktu yang sangat berharga bagi karirnya" Jawab Michan dengan raut wajah sedih menatap sahabatnya.

"terus saja pedulikan orang lain, memangnya karirmu itu tidak penting, heran deh... " Areum yang kesal berdiri dan berniat pergi keluar kamar.

"Kemana ?" ~ Michan

"Masak, memangnya kau tidak akan makan siang" Jawab Areum ketus.

"Boleh aku membantumu ? , aku ingin coba membuat bekal untuk Yoongi" Michan menatap Areum dengan tatapan berharap.

Areum menatap Michan dengan wajah berkerut sambil mendecis sebal, dirinya masih kesal dengan sikap sahabatnya, tapi disisi lain juga tidak bisa menolak permintaan Michan yang merupakan anak kesayanganya.

"Ayo lakukan" ~ Areum

Michan tersenyum lebar setelah itu langsung berdiri mengikuti Areum kedapur, bagi Michan dari pada sibuk memikirkan cara untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Yoongi, lebih baik dia membuat moment bahagia sebelum kepergianya.

Membuat bekal untuk pacar adalah salah satu impian besar Michan, secara dirinya sangat tidak berbakat perihal memasak.

Ting... ting...
Pesan masuk dari CEO

"Michan, aku sudah menyampaikanya"
"Dia setuju dengan permintaanmu"

"Terima kasih Hwejang-Nim"
"Saya akan mempersiapkan berkasnya"

"Aku akan mengkondisikan jadwal kerjamu"

"Baiklah Hwejang-Nim"
"Akanku selesaikan pekerjaanku dengan baik sebelum hari keberangkatan"

Michan memasukan kembali ponsel kedalam sakunya dan melanjutkan tugasnya untuk memotong beberapa sayuran yang diperintah Areum.

Tolong di Follow dan Vote cerita setiap partnya yaa...
Selamat Membaca

Satisfy Friends || Min Yoon Gi  [ 민윤기 ]Where stories live. Discover now