Permintaan

175 23 0
                                    

Warning
.
.
.
.
.

"Katakan kamu kenapa?"

Nata tiba-tiba memeluk pinggang Abigail menatapnya dengan tatapan mata anjing.

"Ada apa denganmu?"

"Boleh aku mencicipimu? malam ini saja.."tanya Nata dengan memohon.

Abigail tak luruh,dia kembali meraih ponselnya lantas memeluk Nata lagi memainkan ponselnya di belakang Nata.

"Abigail..kamu tidak memberi ijin?eohh..aku paham..."

Mendengar nada Nata kecewa,Abigail menyerah,dia menaruh ponselnya kembali lantas kembali menatap Nata.
"Pelan-pelan,atau kamu akan benar-benar membunuhku."

Mendengar ijin itu,Nata mengangguk yakin,"Baiklah-baiklah aku tidak akan menyakit-"belum sempat dia selesaikan,Abigail sudah dulu meraup bibirnya dengan ganas.

"Kamu seksi sekali sayang, bagaimana bisa kamu berpikir memakai celana pendek seperti ini di depanku."kata Nata.

Abigail tak peduli itu,dia sibuk memimpin permainan,melepas kemeja yang bau alkohol sembari memberi kejutan merah di leher Nata dengan rakus.
"Aku yang memimpin."

Nata mengangguk,"Silahkan sayang..ahh..jangan nakal itu sakit."

Abigail berdiri lantas melucuti sendiri celana yang dia pakai,sedangkan Nata menurunkan celana panjangnya hingga ke lutut,kembali Abigail duduk ke pangkuannya,membiarkan pedang mereka saling bergesekan membuat Nata mendongak merebahkan kepalanya ke belakang sofa, membiarkan akses lehernya gampang di jajah.

"Kita melakukannya disini?"tanya Nata.

Dan Abigail mengangguk saja,namun tiba-tiba,Nata mengubah posisi membuat Abigail duduk di sofa sedangkan Nata berjongkok,membuat Abigail membuka kakinya lebar-lebar.

"Ahh Nata.."

"Kamu menyukai baby?"

Nata sibuk memanjakan Abigail dengan menjilt seluruh area sensitif,nikmat,hingga Abigail meremat kepala Nata agar meminta lebih dari itu.

"Shh..eowhh.."

Nata tak menggubris kemeja yang masih sama-sama mereka pakai,dari luar kemeja,Nata menyusup masuk lantas membelai perut buncit kekasihnya itu.
"Ahh.. mendesahlah untukku."

"AHHHH owhhh yaaa begitu Nata..Shhh.."

Abigail mendongak,semakin gencar membuka kakinya lebar-lebar,menikmati service yang di berikan oleh kekasih besarnya itu.

"Arghh..Natahhh.."

Nata mengeluarkan jarinya,"Maaf,apa aku menyakitimu sayang?"

Nata menggeleng,kembali dia meraih tangan Nata mengarahkan ke lubang akses miliknya.

"Binal sekali sayang."

"Cepat!"

Nata mempercepat jarinya

"Akhh AHH AHH AWHHH..Nice..yashh Ohh Nata.."

Jarinya semakin cepat,memberi kenikmatan dengan 2 hari yang dia gunakan,tidakperih lagi syukurlah.

"Hhh..sayang aku sudah berdiri sejak tadi,aku tidak tahan."kata Nata,sembari bangkit dari jongkoknya lantas duduk di sofa mengangkat tubuh Abigail untuk duduk di pangkuannya.

Abigail paham lantas mencium seluruh tubuhnya, sedikit mengangkat pantatnya dengan tuntutan tangan Nata dia mulai menerobos pelan,sangat pelan takut jika kekasihnya kesakitan.

"Arghh.. Abigail hh..."

Abigail memejamkan matanya memeluk Nata,"Nata..aku mulai pusing."

Mendengar keluhan Abigail,Nata sontak melepaskan penyatuannya, kembali memakai kemejanya serta pakaiannya,memeluk Abigail yang dia duduki lagi di pangkuannya.

"Mau ke dokter?"

Nata lupa hasratnya, pikirannya kacau ketika bulan persalinan semakin dekat,rasa takut mulai menyerang mengingat dia harus menerima apa yang akan terjadi setelahnya.

Tiba-tiba Abigail terkekeh,"Awhh.."

Nata ikut tersenyum,perut Abigail yang bersentuhan dengannya membuatnya ikut merasakan apa yang dirasakan Abigail, ketika tendangan kecil itu membuat atensi Nata berubah.

"Kita ke dokter saja jika memang pusing."

Abigail menggeleng, melingkarkan kakinya semakin erat.
"Tidak perlu,ayo tidur saja."

Nata bangkit,memeluk Abigail menuju ke kamar, membaringkannya lantas memeluknya di balik selimut,sembari saling tertawa ketika mereka saling merasakan tendangan itu.
"Anakmu nakal."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NATABIWhere stories live. Discover now