Tak Menyangka

189 32 2
                                    

Seperti permintaannya,Abigail sudah di depan rumahnya dengan sosok Nata yang kini ada di sebelahnya, menemaninya.

"Siapa yang akan bicara terlebih dahulu?"

Abigail melepas tangan Nata,"Lo tidak di butuhkan dalam pembicaraan,lo tunggu aja di luar atau di belakang gue,ahh tidak berdiri saja di punggung gue,jangan bertindak apapun,aku akan sangat kecewa jika lo bertindak heboh di rumah gue."jelas Abigail Clancy tanpa menoleh ke arah Nata.

Masuk ke pekarangan rumah dia sudah di sambut beberapa pelayan,matanya menangkap kehadiran sang kakak di balkon,pria sempurna yang sudah memiliki 2 ginjal terbaik di tubuhnya,Abigail terhenti lantas mendongak,mendongak hanya untuk melihat sang kakak seperti berkasta sekarang dengan senyuman kemenangan.

Setian Clancy Srikandi

"Senang bertemu dengan Setian."ucap Abigail lantas berlaku pergi meninggalkannya.

Setian tak memberi tindakan hanya tersenyum bahkan kepada Nata,sampai di ruang tamu,kembali Nata dan Abigail bertemu dengan sosok Vian yang kini ada di sebelah sang kakak

"Papa.."ucap Abigail sopan,hendak meraih tangan ayahnya hendak
Vian menjauhkan tangannya terlebih dahulu.

Kenalin ayah mereka,Vian Srikandi,pemilik nama Srikandi yang agung.

"Pa,papa paham pesan aku tadi kan pa?"tanya Setian melihat ke arah Vian dengan ekspresi tanya.

Abigail meremat tangannya,"Apa yang kakak jelaskan?"

Vian pria antagonis yang buruk,dia sungguh kasar,tangan kasarnya melayang.

Plakkkk

"Hamil? cowok mana yang hamil?"

Nata hendak menghampiri,namun mengingat ucapan Abigail yang tak mengijinkan ikut campur.

Vian meremas dagu Abigail,"Kamu bikin malu saja!! Kamu sungguh bukan putraku."

Vian memukul wajahnya sekali,membuat Abigail tersungkur,namun insting melindungi anaknya terlebih dahulu.

"Abigail Clancy Srikandi,aku tak akan bertanya apa penyebab dirimu hamil,aku tak akan ingin tahu siapa ayahnya,aku juga tidak ingin memiliki putra seperti dirimu,mulai detik ini sampai akhir hayat,kau tidak akan menjadi putraku walau jantung sebagai bayarannya."

Abigail menutup memeluk perutnya,sakit.

"Tidak akan pernah berharga,seberapa aku berusaha itu tidak akan pernah berharga di depanmu tuan Vian,anakku memang tak memiliki ayah,namun ayahnya tidak sebrengsek dirimu."

Setian hanya acuh,namun Nata membantu bangkit dari jatuhnya,"Abigail...Abi...bangun..ayo pergi bareng gue."

"Aku ayahnya,aku si Nata brengsek yang gak tau diri..eoh?jangan gini bangun kita pulang saja..."

Nata memapah Abigail,lantas pergi dengan baik-baik, Abigail ingin muntah.

"Nata..mual banget."

Nata mengajak Abigail sedikit ke pinggir,mengurut lehernya agar bisa memuntahkan segala rasa mualnya,wajahnya pucat,Nata lupa efek hamil,dia kira Abigail tak merasakannya,namun malah Abigail sedikit lebih parah daripada pacarnya sebelum Abigail.

"Mau gue ajak pulang aja gimana? besok-besok ke mall-nya."

Belum sempat Abigail memberi jawaban,tubuhnya sudah luruh ke pelukan Nata tak sadarkan diri.

"Abi..!!"

Melamun di tengah malam, melihat bintang dari balkon apartemen,menunduk sesekali merutuk dirinya yang memang sudah mempermalukan keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melamun di tengah malam, melihat bintang dari balkon apartemen,menunduk sesekali merutuk dirinya yang memang sudah mempermalukan keluarga.

Kini bahkan dia tak di anggap anak,pada siapa lagi dia harus mengeluh?

Nata menghampirinya dengan segelas teh hangat buatannya,tadi dia search cara buat teh jahe, sepertinya berhasil.
"Minum dulu."

Abigail sedikit meneguknya lantas menaruhnya kembali,dia memejamkan matanya sebentar,namun Nata refleks memeluknya takut anak ini akan ambruk lagi.

Namun tidak,Abigail terkekeh kecil,"Gue gak kenapa-kenapa."

Nata hendak melepas pelukannya,namun kali ini Abigail butuh pelukan,dia berbalik lantas memeluk Nata dengan erat,mulai terisak tangis menghujat dirinya sendiri dengan nama hewan,Nata membalas pelukannya,"Maafin gue."

Abigail menangis sejadi-jadinya,memberikan beban tubuhnya ke Nata,Nata pendengar yang baik ketika dia menghujat diri.

Nata menggendong Abigail ala koala,lantas duduk di ranjang membiarkan Abigail masih menangis di pangkuannya.

"Kalo gue mati duluan gimana Nata....gue takut.."ucap Abigail sembari menangis kencang.

"Kenapa ngomong gitu..gak bakal terjadi apa-apa kok ..ada gue..."

Vote vote vote

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote vote vote

NATABIWhere stories live. Discover now