Bab: 3 Sapu tangan

45 48 38
                                    

Hay gais maaf lama up nya udah hampir 1 bulan lebih gak up karna, sibuk di nugas hehehe tapi di part ini aku tambahin deh

"Hilang tak dicari,hadir tak dihargai,pergi tak ditahan, kembali tak diharapkan sesakit ini mencintai sendirian"

Vanezuela Anastasia Mahadika

✨Reading✨

Seperti biasa sekarang seluruh siswa
sedang fokus belajar. Apalagi sekarang Ibu Cantika yang mengajar
guru tercantik dan termuda di SMK
Permata.

"Baik anak anak apakah semua sudah
mengerti apa yang ibu jelaskan barusan" ujar ibu Cantika sambil berjalan kembali ke meja nya.

"Sudah bu" suara bergema memenuhi
kelas.

"Baik, kalo begitu kerjakan tugas nya
yang di halaman 67 nanti ibu periksa
kerjakan di buku latihan, waktu yang
ibu kasi 30 menit"

"Baik bu" balas mereka meski tidak
mengerti cara mengerjakan nya.

"Far" panggil Angga siswa termalas
di kelas Xlll TKJ.

"Apa" balas cowo itu ketus karna memang udah tau matsud Angga
memanggil namanya.

"Nanti bagi jawabannya ke gua ya nanti, gue teraktir bakso deh"

"Okey awas aja kalo engga gue aduin ke bu Cintika"

"Iya iya tenang aja brader" ujar laki-laki itu lalu mengambil buku
dari tas nya bukan, untuk membaca
memainkan sebagai bantal untuk tidur. Sangat pinter kan.

Tok tok tok

Suara terokan pintu membuat pandangan seluruh siswa ke orang yang datang.

"Permisi bu"

"Iya ada apa? "

"Saya cuma mau kasi ini bu, ke Kiel
HP nya tadi, ketinggian di ruang OSIS
sebenarnya saya mau mengembalikan nya waktu istirahat bu, tapi tadi ada
yang menelpon jadi saya mengembalikan nya sekarang" ujar
Ananda. Ya gadis itu yang mengetuk
pintu tadi.

Bu Cintika hanya menggguk tanda paham.

"Ini HP lo tadi Tante Maya nelpon"
ujar gadis itu sambil memberikan
benda pipih itu ke Kiel.

"Thnks" balas Kiel dengan senyuman tipis.

"Saya permisi bu"

"Hm"

Ruangan kembali hening.

Sedangkan di lain tempat Cika, sedang pusing dan muak dengan Tasya yang
sedari tadi uring uringan karna belum bisa mendapatkan hati Kiel.

"Semangat dong Tas, lo ngeluh mulu
deh dari kemarin kalo lo cape ya berhenti apa susah nya sih bikin, orang naik darah aja" sewot Cika yang
sedari dari susah sabar mendengar ocehan Tasya.

"Semangat semangat semangat semangat gue udah coba semangat
Cik, gue tubuh gue ingin berhenti tapi, hati gue masi mau berjuang
Cika huwaaaa" gadis itu merengek seperti anak kecil yang tidak di belikan mainkan oleh ibunya.

"Tasya lo apa apaan sih ini kantin. Malu tau dilihatin orang kalo mau nangis di kelas aja nanti"balas Cika sambil mengaduk aduk minumannya.

Dan memang benar karna suara rengerkan dari Tasya membuat mata seluruh siswa menuju ke meja mereka.

" Ihh Cika loh mah gak ngerti perasaan gue"balas Tasya melipat tanganya sebagai bantal. Dia tidak mood saat ini untuk makan.

"Hm"

"Hm"

"Tas? "

"TASYA? "

"ANAK DAJJAL" teriak Cika pas di telinga Tasya.

"Apa? "

"Itu Kakak Boy dodol lo gak nyadar
bego banget sih" bisik Cika.

"Hah Kak Boy? "

"Hay nih jangan sedih nanti cantik nya hilang" ujar Boy memberikan sapu tangan putih polos dengan motif
kupu-kupu kecil di ujung nya.

"Ha, hehehe gak usah Kak aku gak papa kok cuma lagi galau aja" balas
Tasya sambil mengarut tekuk nya yang tidak gatal. Sungguh dia sangat canggung saat ini.

"Ihh lo gimana sih Tas, Kak Boy kasi sapu tangan tuh ke lo tinggal ambil napa sih susah amat" bisik Cika.

"Tapi gue gak enak ke Kak Kiel anjir"

"Emang dia anggap lo kan enggak"

"Hm makasih Kak Boy" ujar Tasya canggung.

"Iya sama sama gue balik dulu ke kelas makan yang banyak cantik" ujar Boy dengan senyum tipis ke Tasya
lalu melenggang pergi.

"TASYA KOK GUE BAPER PANAS DINGIN PADAHAL LO YANG DI KASI SAPU TANGAN HUAAAA" teriak Cika.

"Alay lo"

"Ihh Tasya kampret lo tau gak sih
Sekarang hati gue kayak ada kupu-kupu yang berterbangan gitu"
ujar Cika.

"Bahaya dong"

"Bahaya kenapa?"

"Ya, bahaya lah kan kalo kupu-kupu itu bertelur nanti lo gimana meninggoy lah nanti gue gak punya
sahabat gila lagi deh" ujar Tasya sambil meminum jus mangganya.

"Hututu sahabat gue is the beast nih
makin sayang deh cini cini peluk dulu" mereka pun larut dan berpelukan seperti teletabis.

"Cik? " panggil Tasya tiba-tiba.

"Apa?"

"Kita lesbi lo ngapain peluk peluk gue anjir lesbi lo" sewot Tasya.

"Ihh lo yang mulai peluk gue kampet"

Dig dong deg

"Tau terserah deh kuyy ke kelas sekarang Pak Budi masuk anjir lo udah siap tugas matematika? " ujar Cika panik.

"Udah"

"Hehe Tasya sayang bagi dong pliss gue lupa ngerjain nya lo kan tau sendiri gue gak pernah malas ngerjain tugas kecuali kalo gue benar benar gak paham makanya gue gak ngerjainnya" ujar Cika.

"Hm nanti di kelas"

Mpp bgt kependekan y gais soalnya ide lagi mentok hehehe

Jangan lupa vote dan
Spam komen

See you..


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love,TasyaWhere stories live. Discover now