Meluruskan

17.1K 2.1K 83
                                    

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.




"Mas Dika..."

Radika menatap ke arah depan, masih tak percaya dan beberapa kali ia mengerjapkan matanya untuk memastikan apa yang ia lihat itu benar. Radika segera bangkit lalu berlari mendekati.

"Mas Dika sudah pulang?"

"Sa, terima kasih sudah kembali." Radika memeluk Elsa erat. Ia belum membalas ucapan Elsa.

"Aku nggak akan pergi."

Radika semakin mengeratkan pelukannya kesempatan kedua itu berhasil ia raih, ia melepaskan pelukan mereka lalu memandangi wajah istrinya lekat-lekat. "Saya nyaris tak percaya kalau kamu bakalan kembali lagi."

"Aku nggak bisa pergi tanpa mendengar penjelasan kamu."

"Saya nggak seperti yang kamu pikirkan, saya nggak sengaja ketemu di sana hanya saja saya bodoh karena masuk perangkap lalu menyakiti hati kamu. Maaf..." Jelas Radika. Ia tahu isterinya tidak mungkin langsung memaafkan.

"Kamu pilih aku atau Jesi?" Tanya Elsa menatap kedua mata Radika.

"Tentu saja kamu."

"Bohong. Kamu memilih Jesi, buktinya kamu nyakitin aku."

Radika menggeleng. Ia tidak ada niatan sama sekali menyakiti Elsa. "Sa, aku tidak ada niatan untuk melukaimu. Kamu boleh pukul aku sekarang, tampar, atau melakukan hal apapun demi membuktikan semuanya." Tegas Radika. Tanpa ia sadari panggilannya berubah, tak sekaku dulu.

Elsa mendekati Radika lalu kembali memeluk Radika. "Aku percaya, jangan diulangi tapi aku tidak bisa di sini. Kasih aku waktu." Elsa melepaskan pelukan mereka, ia tersenyum hangat lalu perlahan genggaman tangan mereka terlepas. Elsa tahu Radika berusah mencegah tapi

"Kamu mau ke mana?" Radika menahan tangan Elsa.  Ia tidak boleh kehilangan Elsa lagi.

"Aku cuman mau sendiri, jaga diri baik-baik ya,"

Radika menggeleng. Ia menahan tangan Elsa tapi perempuan itu terus melepaskan dan beberapa kali memohon sampai akhirnya Radika melepaskan meski hatinya tidak rela.

"Elsa jangan pergi...!!" Teriak Radika. Sayangnya teriakan itu tidak berarti apa-apa bagi Elsa, perempuan itu kembali pergi meninggalkan Radika.

"Mas, Mas Dika..."

Radika membuka matanya. Ia mendongak dan sedikit terkejut dengan kedatangan perempuan di depannya. "Kenapa ada di sini?" Tanya Radika. Tidak biasanya orang lain masuk ke kamarnya.

"Maaf Mas, Mbak nggak sengaja lihat kamar Mas Dika terbuka lalu Mas Dika ketiduran di lantai. Mbak mau membersihkan kamar Hanleo." Jelasnya

Radika mengangguk. Ini salahnya karena semalam ia lupa untuk pintu kamar, pikirannya terlalu kacau yang membuat Radika sulit untuk menyadari hal-hal kecil di sekitarnya. "Apa Elsa sudah kembali?"

A Cup Of Coffee(END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora