Makan Malam

16.4K 2.1K 118
                                    

"Saya ke dapur dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya ke dapur dulu." Pamit Radika dari hadapan Dylan, Jesi, Kinan. Suasana ruangan menjadi canggung karena diantara mereka tidak ada yang bersuara. Memilih pamit hendak menyusul istrinya yang sibuk di dapur.

Ternyata Elsa sedang sibuk menyiapkan makan malam mereka, tidak masak sendiri mereka memutuskan memesan di luar. Elsa yang insiatif sendiri untuk menyiapkan makan malam.

"Sibuk banget ya?"

Elsa menoleh lalu menggeleng. "Bantuin aku dong, Mas."

"Boleh, saya ambil piring ya,"

"Boleh..."

Radika mengambil piring, sendok. Keduanya akan menaruh sup ke dalam mangkok yang ukurannya cukup besar.

"Kamu baik-baik aja?" Radika memastikan.

"Iya. Kenapa?"

Radika menggeleng. "Kamu pasti nggak nyaman kan?" 

"Nyaman-nyaman aja Mas." Elsa tersenyum hangat.

Radika mungkin tidak tahu Elsa berbohong atau tidak tapi Radika mengakui setiap orang yang berhubungan dengan masa lalu sangat tidak nyaman termasuk dirinya.

"Kita pulang aja?"

"Mas masa lalu nggak boleh dihindari terus, aku nggak apa-apa. Kamu nggak nyaman ya?" Sejujurnya Elsa bukan tipikal perempuan yang selalu mempermasalahkan tentang masa lalu, selagi mereka tahu batasan Elsa merasa masih wajar.

"Sedikit. Kalau nggak nyaman bilang, biar kita langsung pulang."

Elsa mengangguk. Mereka melanjutkan aktivitas mereka, Elsa memperhatikan wajah yang serius Radika yang sedang memotong buah-buahan. Sebuah ide muncul di kepala ia mengeluarkan sesuatu dari celananya.

"Ganteng juga..."

Radika melirik ke arah Elsa. Perempuan itu baru saja mengambil satu foto secara diam-diam. "Sudah mengambil berapa foto? Saya mau lihat."

"Nggak mau. Cuman satu foto. Mau aku upload ke WhatsApp." Jawab Elsa. Ia langsung memasang foto Radika di halaman WhatsApp. Tenang saja foto ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu, aman dari teman kantor Elsa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Cup Of Coffee(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang