Chap6

43.7K 5.3K 85
                                    

Semua terjadi begitu saja Amora sekarang sedang berada di ruang ICU dengan oksigen dan infus yang menancap di tangan nya.

Semua anggota keluarga menatap kosong ke ruangan dimana Amora berada, baru saja kemarin mereka melihat Amora yang mau berbicara dengan mereka. Baru kemarin Amora kembali kepada mereka, masa depan memang tidak ada yang tau. Bahkan satu menit kedepan tidak tau apa yang bakal terjadi pada kita.

Padahal kita dalam keadaan baik-baik saja.

Bara mengusap wajah nya kasar. Dia sudah mendengar penjelasan dari Dokter Deril, Amora mengonsumsi obat tidur 2 tahun terakhir ini. Dan dia pernah mengalami overdosis namun untung nya tidak mati.

Untuk kejadian ini mungkin itu salah satu penyebab nya. Menghela nafas panjang lalu menatap teman anak nya yang masih ada disini.

"Kalian sebaik nya pulang" satu kata akhirnya keluar setelah 1 jam terakhir mereka tidak mengeluarkan suara.

Kedelapan teman Arga dan Aksa menatap bara, Austin mengangguk "Baik om, semoga Amora lekas sembuh" ucap nya lalu membungkuk dan berjalan keluar.

Karakter Austin memang begitu, lempeng dia hidup untuk mengikuti alur nya saja.

Berbanding balik dengan Alvin yang menggurutu melihat sikap Austin. Asataga bisa-bisa nya dia berteman dengan manusia batu itu.

Saat akan mengeluarkan suara "Tapi om kita semua khawatir dengan keadaan Amora, apa dia akan baik-baik saja?" ucapan itu makin membuat Alvin melotot kan mata nya kepada salah satu teman dari pacar nya.

Gila ya?! Dari awal Alvin tidak suka dengan cewek itu bisa-bisa nya dia menanyakan apa Amora akan baik-baik saja setelah melihat keadaan nya?. Basa basi nya basi banget!

Bara menatap Kepada perempuan itu, iya dia adalah tapasya lalu tersenyum samar "Dia putri saya, dan dia pasti baik-baik saja" tegas Bara.

"Tapi om-"

"Baik om kita pulang dulu, ini juga udah mau malam. Semoga Amora cepet sadar ya om" Sambar Alvin cepat dan memberi tatapan mautnya kepada salah satu cewe agar segera mengikuti dirinya.

Tari yang melihat itu segera mengerti dan berpamitan lalu mengajak semua teman nya untuk pergi dari rumah sakit.

Tinggal Angkasa laki-laki pendiam dengan wajah dingin itu kembali menatap Amora dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

Menatap Bara lalu membungkuk, setelah itu dia menghampiri si kembar yang menunduk apalagi Arga terlihat dari bahu nya yang bergetar pertanda ia sedang menangis.

Lalu menepuk bahu mereka seolah menguatkan. Aksa menatap Angkasa dari tatapan nya angkasa tau bahwa Aksa sedang terpukul dan sangat sedih.

Kembali menepuk bahu Aksa lalu pergi dari hadapan keluarga yang sedang mengalami duka itu.

Sedangkan Almira? saat mengetahui semua fakta itu. Almira diam seribu bahasa, hati nya seperti tertikam oleh ribuan jarum.

Apa yang sedang terjadi pada anak nya selama ini, mengapa ini semua terjadi? Dia merasa sangat sangat gagal menjadi ibu bagi Amora.

Alvin menatap sengit kepada Tapasya "Heh! Lo bisa ga si jaga mulut busuk lo itu hah?! udah tau anak nya koma Lo masi aja nanya bakal baik-baik aja apa kaga, waras ga sih?" Cerocos Alvin kepada Tapasya.

Amor?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang