12 | Mencari Titik Terang

505 78 15
                                    

"Tidak. Jangan lagi merayu, wahai hati. Jangan lagi berharap untuk menyatu dengan sosok di depanmu ini. Ingat, kamu sudah yakin dengan pilihanmu maka jaga itu baik-baik." (Harisa)

---

Happy reading•••

Meskipun masih dalam suasana berduka, Harisa terpaksa harus kembali ke Jakarta bersama Ardan dan kedua orang tua pria itu. Sebab, ujian untuk tesisnya tiba-tiba saja dimajukan dengan syarat ada beberapa point yang harus direvisi lebih dulu. Begitulah catatan yang ia terima dari dosen pembimbing pendampingnya yang tak lain merupakan sahabat dari ibu Ardan.

Setelah acara pemakaman Beno selesai dan dilanjutkan dengan dzikir bersama, siangnya Harisa mulai berkemas. Ardan dan kedua orang tuanya yang berencana kembali tanpa Harisa nyatanya tetap bersama wanita bercadar ini. Untuk itu, Harisa meminta maaf pada Bu Tanti dan yang lainnya karena dirinya tak bisa berlama-lama berada di panti.

Baik Bu Tanti, pengurus dan penjaga panti beserta anak-anak lainnya yang sudah seperti keluarga sendiri untuk Harisa pun memakluminya. Keberadaan Harisa di panti walau sebentar, sedikit banyak mampu menguatkan mereka.

Mengingat salah seorang kenalan Harisa baru saja dipanggil Illahi, ditambah lagi ujian tesis Harisa yang dimajukan membuat Bu Wirda dan Ardan sepakat untuk mengundur acara khitbah mereka sampai tesis Harisa selesai diujiankan.

***

Thoriq meninggalkan ruangan serba putih itu dengan perasaan kalut. Lagi. Lagi dan lagi. Rencana yang sudah disusunnya rapi kembali terhambat. Kali ini Shindy yang menjadi penghalangnya. Wanita yang saat ini masih terlelap di ranjang rumah sakit itu memang luar biasa tingkah lakunya. Entah apa yang terjadi pada Shindy selama ini, Thoriq saja heran. Seiingatnya dulu ketika mereka masih duduk dibangku SMA dan merupakan teman sekelas, Shindy tak memiliki sikap lancang dan pemaksa seperti ini. Bayangkan saja, di acara kedua orang tuanya kemarin malam Shindy berani membuat drama hingga mampu menghebohkan seisi aula.

Thoriq yang berniat pamit setelah menyapa pasangan si pemilik hajat tiba-tiba saja dicegat oleh putri mereka. Wanita itu bertingkah aneh dengan berusaha menahan laju langkahnya. Awalnya Shindy memeluk erat lengan Thoriq dan menarik Thoriq untuk kembali ke tengah acara. Saat Thoriq berhasil membebaskan lengannya, wanita itu beralih menarik kuat tangan Thoriq dengan kedua tangannya. Thoriq yang mulai kehilangan kesabaran ulah wanita itu berusaha menghindari Shindy dengan balas menarik kuat tangannya sendiri.

Dibandingkan Thoriq, tenaga Shindy bukanlah apa-apa. Alhasil, Thoriq berhasil melepas genggaman Shindy dari tangannya. Naasnya, tubuh Shindy terpental dan kepalanya terpentok ujung meja yang dipenuhi makanan. Seisi ruangan tersentak kaget bahkan terkesiap saat menyaksikan darah mulai merembes dari pelipis Shindy.

Sungguh, Thoriq tak menyangka akan terjadi hal semacam ini dan melibatkan dirinya.  Merasa bersalah dan ditatap dengan pandangan tak enak, Thoriq pun terpaksa memindahkan tubuh Shindy.

Saat Thoriq mulai mengangkat Shindy yang pakaiannya sudah kotor oleh makanan serta minuman, tiba-tiba saja tubuh Shindy terasa berat dan lemas---Shindy pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit akibat kepanikan kedua orang tuanya.

Thoriq menghampiri kedua orang tua Shindy yang terlihat baru saja datang. Benar, setelah diinterogasi oleh mamanya semalam sepulang dirinya dari mengantar Shindy pukul 12 malam, pagi ini Thoriq kembali berkunjung untuk melihat keadaan Shindy serta ingin menyampaikan kata maaf pada kedua orang tua wanita itu. Namun, sesampainya Thoriq di ruangan hanya ada Shindy yang terlelap dengan pelipis yang sudah ditangani. Tak ada siapa-siapa yang menemaninya. Melihat apa yang dibawa oleh dua paruh baya itu Thoriq pun bisa menebak bahwa ayah Shindy baru saja menyelesaikan administrasi sementara sang ibu keluar untuk membeli makanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Pemilik AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang