58. AZKIRA BANGUN?

Începe de la început
                                    

"Gue juga cuma becanda nanyanya," balas Adi terkekeh lagi.

Fiki menyenggol pelan lengan Arin dan menyodorkan ponselnya yang menyala. Ada pesan dari orang tua cewek itu.

"Kalo punya hape dibuka, nyokap lo nyariin dari tadi," omel Fiki pada Arin.

"Baterainya abis, Ki. Gue lupa bawa power bank." Arin membalas kemudian mengetik sesuatu di ponsel Fiki. Ada untungnya juga Fiki dan mamanya saling menyimpan nomor.

"Balik sekarang?"

"Iya," jawab Arin. "Gen, Adi, gue balik duluan ya? Lupa ada janji sama nyokap malem ini."

Gentar menganggukkan kepalanya. "Iya, hati-hati," katanya lalu menoleh ke arah Fiki, "lo anter kan pulangnya?"

"Iya, gue anter." Fiki mengacungkan jempolnya kemudian pergi bersama Arin.

"Ganang bukannya balik ke sini malah pacaran sama Alizka," dumel Adi melihat postingan Alizka di sosmednya.

"Biarin aja, nanti juga dia ke sini."

"Berdua banget dong ini kita?"

"Bertiga sama Azkira."

Adi duduk di bangku besi dan menyenderkan tubuhnya. Ia membuka Instagram resmi Perganta kemudian memposting sesuatu di sana.

"Lo nggak mau duduk, Gen? Sini duduk nanti kaki lo kesemutan berdiri terus," ujar Adi menoleh ke arah Gentar.

"Gue capek banget," keluh Gentar usai duduk di sebelah Adi.

"Nggak pa-pa capek tuh wajar. Istirahat dulu."

"Masih banyak masalah yang harus gue selesein. Gue bingung mau lanjutin yang mana dulu."

Adi merangkul Gentar dan menepuk bahunya pelan. "Ada Perganta yang siap bantuin lo, Gen. Tenangno pikirmu," ujarnya.

"Tadi Reno ngasih flashdisk ini ke gue. Isinya rekaman cctv yang nampilin Alizka lagi telponan sama orang," ucap Gentar memberikan flashdisk itu pada Adi.

"Tolong cek isinya ya, Di. Jangan sampe Ganang sama Fiki tau soal ini. Gue percaya sama lo."

"Iya, aman. Fiki makin gencar nyalahin Alizka nanti kalo dia tau soal rekaman cctv ini. Ganang juga pasti nggak bakal diem aja kalo Fiki nyalahin ceweknya terus," balas Adi paham dengan maksud Gentar.

"Jella gimana? Udah ketemu belum? Tadi lo sama Ganang bukannya janjian buat nyari dia?"

Gentar mengangguk. "Gue udah tau dia di mana sekarang. Jella biar jadi urusan gue."

"Beneran nggak mau dibantu? Anak-anak masih banyak yang bisa bantu lo. Kan nggak semua handle masalah orang-orang yang jahatin Azkira di sekolah sama kecelakaan kemarin. Pasti bisa lah kalo harus ngurus Jella," kata Adi.

"Opanya Azkira maunya gue yang turun tangan langsung, Di."

"Semangat, Gen. Pelan-pelan pasti semuanya kelar."

"Semoga."

Adi berdeham pelan, kemudian menepuk bahu Gentar. Saat atensi Gentar sudah terpusat padanya, ia memperagakan gerakan merokok.

"Azkira gimana?" tanya Gentar paham dengan maksud Adi yang mengajaknya keluar rumah sakit untuk merokok.

"Ada suster yang jagain kan? Bentar doang, nggak lama."

"Ya udah ayo."

Mereka bangkit dan berjalan beriringan menuju pintu keluar. Mencari smoking area yang dapat mereka gunakan.

GENTAR [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum