55. ACCIDENT

2.3K 298 18
                                    

Kalau Orang Yang Kita Sayangi Sudah Bersama Orang Lain Sebaiknya Sadar Diri.

❗Bagi kalian yang memiliki trauma tentang darah, kecelakaan, dan semacamnya, skip saja bagian ini jika sudah baca sampai Jella datang ya. Kesehatan mental kalian jauh lebih penting daripada cerita ini, Terima kasih❗

SELAMAT MEMBACA💘

•••

55. ACCIDENT

Tongkrongan Perganta masih terlihat sepi. Baru ada sekitar sepuluh orang yang datang. Ditambah Gentar dan Azkira yang jauh lebih dulu sampai ketimbang Fiki, Arin, Adi, Ganang, dan Alizka. Entah mereka sudah sampai mana.

Gentar menggoyang-goyangkan pod yang ia kalungkan talinya ke leher. Menoleh ke arah Azkira sembari memperlihatkan cengirannya.

"Boleh nggak, Ra?"

Azkira yang sedang bermain game di ponsel lalu menoleh. "Emang kalo aku larang, bakal kamu buang pod-nya?"

Gentar langsung menggelengkan kepalanya. Menjauhkan pod yang ia pegang dari jangkauan Azkira. Takut tiba-tiba disambar dan dibuang beneran.

"Ya udah." Azkira kembali sibuk dengan ponselnya. "Dari tadi juga udah kamu pake kan?"

"Iya lupa izin."

"Nggak perlu izin. Kalo mau pake ya silakan."

"Boleh?"

Decakan kecil keluar dari mulut Azkira. Lama-lama kesal juga. "Kalo kebanyakan nanya malah aku buang pod kamu."

"Iya-iya maaf jangan galak-galak," pinta Gentar kemudian menyesap pod-nya dan mengembuskan asap ke udara.

"Jauh-jauh bau asep!" Cewek yang mengenakan style casual itu mengibas-kibaskan tangannya.

"Iya Sayang." Gentar pindah meja, meninggalkan Azkira sendirian. "Kamu baik-baik ya di situ."

"Hm."

"Jangan marah, Ra." Gentar memelas.

"Enggak marah, Gentar. Diem dulu ya nanti aku susah naik levelnya."

"Oke." Gentar menurut.

Beberapa saat kemudian orang-orang yang mereka tunggu datang. Arin langsung mengambil bangku dan duduk di samping Azkira. Menatap sinis Alizka yang duduk berseberangan dengannya.

"Bahas sekarang aja?" Adi membuka suara.

"Bentar dulu. Kasih gue waktu buat napas," ucap Ganang sembari menyenderkan punggungnya ke dinding dan menyugar rambutnya ke belakang.

"Oh lo barusan sesak napas? Perlu gue cariin oksigen? Atau mau langsung ke rumah sakit?" tawar Adi mencecar.

"Lo aja yang ke rumah sakit. Rontgen kepala lo masih ada otaknya apa enggak?" sahut Fiki membuat yang lain tertawa renyah mendengar candaannya.

"Ini gue diajakin ke sini mau bahas apa sih sebenernya?" Alizka mengedarkan pandangannya. "Buruan, gue sibuk."

Arin berdecih pelan dan memalingkan wajahnya. "Sok sibuk banget," gumamnya pelan.

"Rin," tegur Azkira menyentuh lengan sahabatnya. "Nggak boleh kaya gitu."

"Iya, maaf."

"Siapa yang mau ngomong duluan?" Gentar bertanya pada Ganang, Fiki, Alizka, dan Arin.

"Lo ngapain lihatin gue kaya gitu, Nang? Biasa aja dong matanya. Ada masalah lo sama gue? Perasaan dari bazar waktu itu muka lo nantangin banget," sungut Arin karena tatapan sinis Ganang sangat mengganggunya.

GENTAR [END]Where stories live. Discover now