14. RIBUT

5.6K 505 43
                                    

Kejahatan Jangan Dibalas Dengan Kejahatan Juga. Cukup Bersikap Dewasa Dan Biarkan Dia Lelah Dengan Sendirinya. Bisa?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

14. RIBUT

Untuk kali pertama Gentar dan Azkira terlambat bersama selama sekolah. Karena tadi di jalan, salah satu ban belakang mobil Gentar tiba-tiba bocor alhasil sekarang mereka harus berdiri di bawah terik matahari sembari hormat ke arah tiang bendera.

"Kalo capek bilang ya, Ra, lo duduk aja biar gue yang lanjutin hukumannya," ucap Gentar sedikit memajukan tubuhnya, menghalangi sinar matahari yang langsung menyorot ke arah Azkira.

"Nggak capek kok. Kan dihukumnya bareng Gentar," jawab Azkira mengulum senyum yang terlihat menggemaskan di mata Gentar.

"Tahan sebentar lagi ya?" Azkira mengangguk.

"Besok gue bakal lebih peka lagi sama mobil. Biar kejadian begini nggak keulang lagi. Gue nggak tega lo dihukum begini," ucap Gentar sembari menyeka keringat di pelipis Azkira.

"Nggak pa-pa, Gentar. Dihukum begini seru sebenernya jadi kita nggak usah pusing-pusing mikirin soal dadakan dari guru," ujar cewek itu disusul kekehan kecilnya.

"Iya tau, tapi jadi ketinggalan materi."

"Gampang itu mah, tinggal nyalin punya temen."

Gentar mengulum senyumnya. "Jangan dibiasin ngandelin temen terus ya?"

"Iyaaaa," jawab Azkira panjang. "Lo pasti juga sering kan nyalin punya temen?"

Gentar cengengesan. "Tau aja."

Setelah berdiri di bawah panasnya sinar matahari selama dua puluh menit, akhirnya Gentar dan Azkira diperbolehkan masuk ke kelas oleh Bu Hena.

Azkira menerima tasnya yang disodorkan oleh Gentar. Cewek itu dengan penuh perhatian menyeka keringat di wajah Gentar menggunakan tisu.

"Agak nunduk dong, sombong banget malah jinjit-jinjit," tegur Azkira menepuk kesal bahu Gentar. Cowok itu tertawa dan sedikit menunduk.

"Romantis banget sih Cantiknya Gentar," puji cowok itu, "lagi nggak ada maunya kan?"

"Ish, suudzon aja!"

"Ke kelas gih," suruh Gentar.

Azkira pun mengangguk. Namun ketika ia ingin melangkah pergi, Gentar malah mencekal lengannya. Cowok itu tersenyum lebar, entah maksudnya apa Azkira pun tak mengerti.

"Lepasin dong katanya disuruh ke kelas," protes Azkira. Bukannya melepaskan, Gentar malah semakin mengeratkan cekalannya.

"Apa sih, Gen? Lepasin nggak?" Azkira tertawa pelan melihat raut melas Gentar.

"Kenapa?" tanya Azkira lagi, karena Gentar diam saja. "Nggak jelas lo, Gen. Lepasin gue mau ke kelas."

"Ra."

"Hm?"

Gentar cengengesan. "Nggak mau bolos aja? Tanggung dua puluh menit lagi juga istirahat."

"Astaghfirullah Gentar!" tegur Azkira. "Nggak-nggak! Masuk kelas sana. Jangan bolos nanti gue aduin bunda, emang mau?"

"Enggak," jawab Gentar menggeleng polos.

"Ya udah ke kelas ya." Azkira mendorong Gentar agar pergi duluan. Cowok itu harus dipantau agar tidak bolos kali ini. Awas saja sampe bolos, Azkira aduin ke bunda!

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang