20. SENIORITAS

4.7K 456 26
                                    

Jagoan Sekolah Bukan Dia Yang Selalu Menerapkan Senioritas. Setuju?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

20. SENIORITAS

Seraya memperlihatkan layar ponselnya ke arah para sahabatnya, Fiki tersenyum penuh bangga. Wajahnya yang ganteng mampu meramaikan lapak komentar akun Toktok salah satu anggota Perganta yang kemarin joget dengannya.

"Pesona gue emang nggak ada obat," puji Fiki pada dirinya sendiri lalu menyimpan kembali ponselnya.

"Kalo waktu itu gue ikutan joget paling orang-orang yang muji lo oleng ke gue," sahut Adi seraya menyugar rambutnya ke belakang.

Ganang dan Gentar hanya tertawa dan menggeleng pelan. Kedua sahabatnya memang seperti itu. Kalau urusan ganteng tidak ada yang mau mengalah. Padahal sama-sama ganteng.

"Nggak usah banyak gaya lo," decak Fiki seraya mendorong pelan bahu Adi.

"Gue nggak banyak gaya aja cewek dateng sendiri. Lah lo? Cewek satu, dipertahanin terus, tapi kaga jadian-jadian," sahut Adi mencibir.

Kalau sudah membahas soal itu Fiki lebih milih diam. Sadboy sepertinya bisa apa?

"Lo belum tinggalin cewek itu, Ki? Masih mau pertahanin orang yang nggak hargai lo?" tanya Ganang dan diangguki oleh Fiki.

"Omongan kita nggak lo dengerin ya? Cewek di luar masih banyak ege. Ngapain buang-buang waktu sama satu cewek yang gantungin lo terus?" sambung Ganang semakin membuat Fiki terdiam.

Gentar menepuk bahu Fiki dua kali. "Lupain dia dan cari yang baru. Misalnya Arin gitu," ucapnya mengusulkan.

Fiki langsung menjauh dari Gentar dan melirik sinis. "Cewek di dunia ini nggak cuma Arin doang. Ngapain harus bawa-bawa dia?"

"Kalo lo tau di dunia ini cewek nggak cuma Arin, berarti lo juga tau di dunia ini cewek nggak cuma doi lo doang. Ayolah tinggalin dia dan cari yang baru," ujar Adi mengajak Fiki agar tidak menjadi sadboy lagi.

"Main anon aja ntar juga dapet yang baru," usul Ganang yang sedang menyalin catatan milik Gentar.

Fiki terkekeh pelan. "Kerjaan lo tiap malem ya, Nang? Main anon sampe lupa sama Alizka lo!"

"Enak aja. Gue nggak main. Adi noh yang main terus."

"Gue main sekali doang. Abis itu udahan. Banyak yang engas males gue. Nggak cewek nggak cowok sama aja," tampik Adi.

"Engas apaan?" Gentar mengerutkan keningnya. Ia belum pernah mencoba main itu jadi wajar kalo tidak tau.

"Engas lo balik, nah itu jadi kata apa?" sahut Adi membuat Gentar berpikir.

Sontak Gentar membulatkan matanya usai paham apa yang dimaksud oleh Adi. Bisa-bisanya ia baru tahu sekarang. Padahal ia juga cowok normal.

"Gue baru tau nyebutnya dibalik," cetus Gentar membuat ketiga sahabatnya tertawa.

"Normal kan lo, Gen?" tanya Ganang pada Gentar.

"Normal lah. Ya kali gue belok. Cuma kata itu siapa yang balik-balik?" tampik Gentar keheranan.

"Ya nggak tau juga gue siapa yang balik," balas Adi. "Kalo lo nggak mau main anon, main tinder aja Ki," usulnya pada Fiki.

"Gue ogah kejebak virtual feelings, Di. Mending cari yang pasti-pasti aja. Percuma dia online buat gue, offline buat orang lain," balas Fiki.

GENTAR [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें