58. AZKIRA BANGUN?

Start from the beginning
                                    

"Pasti sakit ya, Ra?"

"Pertanyaan aku nggak bermutu ya? Mana mungkin nggak sakit. Pasti sakit banget."

Kedua mata Azkira yang terpejam menyita fokus Gentar. Dengan penuh perasaan rindu Gentar terus menatapnya dalam. Kapan ia bisa melihat bola mata indah milik Azkira lagi?

Pandangan Gentar turun ke pipi Azkira. Dimple yang menjadi candunya tidak terlalu tampak. Rasanya ada yang kurang jika belum melihat manisnya senyum Azkira yang dihiasi dimple di pipi kanannya.

"Ratunya Gentar cantik banget meskipun lagi tidur kaya gini," puji cowok itu mengusap lembut pipi Azkira.

"Semoga kita masih dikasih kesempatan buat ukir kenangan indah lagi ya, Ra."

"Aku tunggu sampe kamu bangun."

Gentar sedikit merundukkan tubuhnya dan mendekat ke samping kepala Azkira. Ia tersenyum lalu berbisik, "Aku sayang kamu. Sayang banget."

Usai mengatakan itu Gentar menegakkan tubuhnya. Mengamati wajah Azkira hingga puas kemudian berjalan keluar ruang ICU.

Hanya tersisa Adi, Fiki, dan Arin saat Gentar keluar dari ruang ICU. Bunda, Mami Azkira, dan Ganang entah pergi ke mana.

"Ganang nganter bunda sama nyokap Azkira pulang," ucap Fiki memberitahu, Gentar mengangguk pelan dan berdiri melihat Azkira dari kaca besar.

"Rin," panggil Gentar pelan dan menoleh ke arah Arin.

"Kenapa?"

"Azkira kalo tidur emang lama banget kaya gini ya?"

Pertanyaan Gentar membuat Arin bingung harus menjawab apa. Fiki dan Adi pun ikut terdiam, ditambah tatapan kosong Gentar yang terlihat memilukan.

"Azkira janji mau ngajarin gue taekwondo. Gue nggak sabar bisa by one sama dia. Tapi kenapa sampe sekarang dia belum bangun ya? Azkira nggak pernah bisa ingkar janji kan?"

Lagi-lagi Arin tidak menyahut. Tadi saat Gentar masuk ke dalam ruang ICU dia tampak baik-baik saja. Saat keluar pun masih terlihat baik-baik saja. Mengapa sekarang menjadi memprihatinkan seperti ini?

"Rin?" panggil Gentar lagi. Meminta jawaban dari cewek itu.

"Azkira pasti bangun as soon as possible. Kita tunggu aja ya?" Hanya itu yang bisa Arin katakan untuk sekarang. Tidak hanya Gentar yang berharap, semua orang pun menginginkan Azkira cepat sadar.

"Kaya ada yang ilang," cicit Gentar menyentuh kaca besar di depannya. Memandang Azkira dari jarak yang cukup jauh.

Arin bangkit dan mendekati Gentar. Ia berdiri di samping cowok itu lalu berkata, "Gen, jangan kaya gini ya? Azkira pasti bentar lagi bangun. Kita berdoa yang terbaik buat dia aja sekarang."

"Banyak hal yang masih mau gue lakuin bareng Azkira. Jadi gue selalu punya harapan besar dia bakal bangun. Azkira nggak pernah lupa sama janjinya kok, Gen. Dia paling nggak bisa ngecewain orang-orang terdekatnya," sambung Arin.

Gentar mengangguk pelan. Semua yang Arin katakan itu benar. Azkira selalu menepati janjinya. Azkira selalu berusaha membuat orang-orang terdekatnya tidak merasa kecewa.

"Azkira cantik ya, Di?" Senyum Gentar terulum manis. Adi yang sudah berdiri di sampingnya pun mengangguk, mengiyakan.

"Cewek gue tuh."

"Iya cewek lo, Gen." Adi sedikit terkekeh dan merangkul bahu Gentar. "Udah berapa kali nyebut nama Azkira hari ini? Biasanya nyebut Kira."

"Enggak hitung berapa kali."

GENTAR [END]Where stories live. Discover now