55 || Penyakit Zean

Mulai dari awal
                                    

"Alika.., Zean..." rintih Keysha tak kuasa menahan tangisannya.

"Sabar Key. Kita doain semoga Zean baik-baik aja." kata Alika memeluk tubuh Keysha yang sangat dingin.

Terlalu memikirkan keadaan Zean, mereka sampai lupa jika masih ada lima orang lainnya korban kecelakaan yang keadaannya pun bisa dibilang tidak baik. Hanya saja tidak ada yang sampai seperti Zean.

Mereka Akra, Aishell, Dita, Ari dan Sella. Kelima orang itu hanya mengalami luka ringan namun masih ditindaklanjuti oleh tim medis.

Penyebab Kecelakaan belum bisa dipastikan dengan jelas. Sampai detik inipun para pihak yang berwajib masih menyelidikinya dengan lanjut insiden tersebut.

*****

Waktu terus berlalu namun tangisan kesedihan masih dirasakan oleh Calista. Wanita itu tak mau meninggalkan ruangan UGD walau hanya sebentar. Di temani oleh Chika, Alika, kelima inti Xabarca dan tentunya ada Keysha yang keadaannya tak jauh beda Calista.

"Ini. Ganti seragam lo!" Rakael mengulurkan paper bag yang berisikan pakaian ganti milik gadis itu.

Keysha melirik tanpa minat paper bag di depannya, kepalanya menggeleng kecil.

"Baju lo udah kering di badan, nanti lo masuk angin." decak Rakael.

"Gue baik-baik aja, Kael." balas Keysha nyaris tak terdengar.

Menghembuskan nafas beratnya, Rakael melempar paper bag tersebut disamping tempat duduk Keysha. Ia tau Keysha masih terpukul atas kabar ini, tapi keadaan gadis itu juga penting. Apalagi saat ini wajahnya pun terlihat pucat.

Tak tega melihat Keysha, Chika menghampirinya berniat membujuk sahabatnya itu. "Ganti seragam lo dulu ya?" pintanya, Keysha tetap kekeuh tidak mau.

"Gue tau lo sedih sama Zean, tapi kesehatan lo juga harus lo perhatiin, Key. Kalo lo sakit, lo gak bisa tungguin Zean sadar."

"Gue gak papa, Chika. Gue gak peduli sama diri gue." lirih Keysha, matanya kembali memanas.

"Lo tau kan, kalo Zean gak suka liat lo kaya gini? Dia bakal marah banget, Key kalo lo banyak tingkah, gak nurut,"

Keysha menunduk dalam. Apa yang Chika katakan itu semuanya benar. Selama ini, hanya Zean yang selalu perduli kepadanya. Memikirkan kesehatannya, kenyamanannya, kebahagiannya. Bahkan Zean menyampingkan rasa sakitnya hanya untuk Keysha. Yang membuat Keysha dirundung rasa bersalah.

Keysha merasa bukanlah sahabat yang baik buat Zean. Keysha merasa dirinya sangat egois selama ini.

Mendengar decitan pintu ruangan, Calista dan Keysha sontak berdiri menghampiri seorang Dokter wanita yang baru saja keluar.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Calista cepat.

"Pasien belum menunjukkan tanda-tanda kesadarannya. Ia mengalami benturan cukup keras di bagian kepalanya," Dokter Aurin menghela nafas beratnya, menatap Calista serius dan tak tega.

"Selain itu, dari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa anak anda mengidap leukemia stadium akhir."

deg

Keysha menutup mulutnya dengan kedua tangannya, langkahnya mundur selangkah kebelakang. Kini air matanya mengalir deras yang terus membasahi wajah pucat nya.

Ingatan Keysha kembali berputar pada saat ia menemukan kotak yang berisikan surat-surat sakit Zean. Ternyata dugaannya benar, Zean benar-benar mengidap penyakit mematikan itu.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang