Berpikir yang lama membuat Fika terlelap dalam tidurnya. Itu adalah pertanda sangat lelahnya Fika seharian ini.
================================
Suara kumandang adzan subuh sudah terdengar di telinga Fika, perlahan dia membuka matanya yang masih terasa mengantuk. Kemudian badannya menggeliat melepaskan lelahnya.
Fika segera mengambil air wudhu untuk shalat subuh. Kemudian dia berjalan ke arah dapur untuk membantu mamanya memasak. Walaupun sekadar iris-iris saja. Fika tidak begitu ahli dalam memasak.
Sampai di bawah dia menjumpai asisten rumah tangganya yang tengah menyapu, sedangkan mamanya sedang bergulat dengan bahan dapur. Asisten rumah tangganya memang jarang terlihat karena jika telah menyelesaikan pekerjaannya dia langsung pulang, dan akan kembali lagi sore hari dan juga karena rumahnya dekat dengan rumahnya.
"Pagi mbak Mirna" sapa Fika kepada asistennya yang bernama Mirna
"Pagi non Fika" balas mbak Mirna dengan senyuman
"Pagi ma.." ucap Fika menyapa mamanya yang sedang memasak
"Pagi...sayang" sahut mamanya yang sedang menggoreng
"Ma, papa kapan pulang?"tanya Fika sambil duduk di meja makan
"Kalau nggak salah hari kamis udah pulang, kenapa?" ucap mamanya
"Nggak kenapa-kenapa, cuma kangen aja. Oiya Fika bantuin ya ma?" ucap Fika
"Iya sayang, tolong kamu irisin bawang merah ya" suruh mamanya
"Siap ma" ucap Fika
Dengan lihai Fika mengiris bawang merah, sampai potongan terakhir nggak sengaja jari tangannya terkena pisau, alhasil jari telunjuk kirinya berdarah.
"Aww, shhh"
"Kenapa dek?" ucap mamanya
"Ini tangan Fika berdarah ma" jawab Fika
"Aduh dek, kok bisa sih, bentar mama ambilin obat dulu" panik mamanya
"Iya ma"
Mamanya pun mengambil kotak obat yang berada di laci kamarnya.
"Sini, biar mama obatin" ucap mamanya
"Iya ma" sahut Fika sambil memegangi jarinya
"Udah, kamu lain kali hati-hati, lagi mikirin apa kok sampe gini?" omel mamanya
"Nggak lagi mikirin apa-apa kok ma, udah Fika nggak papa" ucap Fika sambil senyum
"Ya udah kamu duduk aja, bentar lagi makanannya matang" suruh mamanya
"Iya ma"
Tidak lama kemudian Vano turun dari kamarnya untuk menuju ke dapur.
"Wih udah siap aja nih mama" ucap Vano sambil duduk
"Tumben dek udah bangun?" ledek Vano kepada Fika
"Gue tiap hari bangun pagi kali bang, cuma nggak langsung keluar kamar" jelas Fika
"Iya sekalinya keluar langsung berdarah jarinya" ucap mamanya
"Emang kenapa?" tanya Vano
"Kena pisau bang waktu motong bawang" ucap mamanya
"Hahaha dek, mau bantuin malah apes, makanya perempuan tuh belajar masak, motong aja nggak bisa" ucap Vano sambil tertawa
"Apasih bang, adeknya susah malah diketawain" ucap Fika
"Udah-udah, sekarang kita sarapan dulu, oiya mbak mirna sekalian ajakin" ucap mamanya
"Bentar ma, Fika panggil dulu" ucap Fika
"Iya dek" sahut mamanya
Fika menghampiri mbak mirna yang sedang membersihkan kolam renang di belakang rumah. Fika mengajak mbak mirna untuk bergabung sarapan, akan tetapi mbak mirna menolaknya dikarenakan pekerjaannya belum selesai.
"Mbak, yuk sarapan bareng" ucap Fika
"Nggak usah non, pekerjaan mbak belum selesai" ucap mbak mirna sambil tersenyum
"Oh gitu ya mbak, ya udah nanti Fika kasih buat mbak bawa pulang" ucap Fika
"Iya non, terimakasih" ucap mbak Mirna
"Okey mbak" ucap Fika
Fika pun kembali ke meja makan
"Kata mbak Mirna belum selesai pekerjaannya, jadi mbak Mirna nggak ikut ma" ucap Fika
"Oh ya udah nggak papa, nanti sebelum pulang bawain makanan aja" ucap mamanya
"Okey ma" ucap Fika
Tbc.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Algoritma Cinta
Genç Kurgu"Tidak ada suatu hal berjalan begitu saja, semua butuh proses" ~ Zean Mahardika "Dua insan yang saling mencintai belum tentu saling memiliki, kecuali takdir yang menyatukan" ~ Regista Fika Vernandez *** Regista Fika Vernandez yang biasa dipanggil Fi...
Algoritma - 6
En başından başla
