Selesai, kisah suram ini berakhir.

412 38 3
                                    

Untuk Bian.

Aku nggak akan pernah benci kamu, selamanya. Kamu akan tetap menjadi kenangan pahit yang awalnya indah. Mungkin, mulai dari sekarang aku akan lebih berhati-hati. Terima kasih karena sudah memberikan begitu banyak hal baru yang takkan bisa terlupakan. Beberapa paragraf ini mungkin akan ku tulis dengan kalimat sesederhana mungkin agar kamu bisa mengerti.

Dulu, saat pertama kali kita bertemu. Entah mengapa aku pikir Kamu orangnya tengil, nyebelin, banyak gaya, sombong dan ternyata 50% benar. Meskipun ada 50% lagi sifat baik kamu yang jarang kamu perlihatkan. Tapi, aku percaya kamu orangnya nggak seburuk itu.

Aku benci saat dimana kamu sengaja mencari perhatian dari para cewek di kampus. Rasanya aku pengen banget pukul wajah kamu pakai buku ensiklopedi supaya kamu bisa sedikit lebih pintar. Terkadang kamu juga nyebelin, apalagi waktu aku suruh untuk belajar. Kata kamu belajar itu cuma buang-buang waktu. Bikin otak panas dan masih banyak lagi alasan aneh yang sering kamu bilang ke aku.

Bian, ini bukan berarti aku gagal move on ya!  Aku cuma pengen kamu jadi manusia yang lebih berguna, seenggaknya kamu harus punya kesadaran kalau hidup kamu itu berharga. Dan selamanya kamu gak akan bisa kalau hanya bergantung dengan apa kata orang. Ya, bener banget. Kamu terlalu memikirkan tentang gaya.

Aku gak suka. Kamu itu cowok yang gampang banget terhasut. Dengan tampang berandalan, ternyata kamu itu tipikal cowok yang gampang banget kemakan omongan orang lain.

Beberapa bulan setelah kita kenal, aku pikir kamu gak pernah ada perasaan lebih ke aku. Jujur, waktu itu aku kaget banget. Kamu nembak aku di angkringan. Aku kira kamu suka sama cewek lain. Sempet gak pernah saat kamu bilang suka sama aku. Padahal aku ini bisa dibilang gak punya pesona apapun, baik dari segi penampilan maupun personality. Mau gak pernah tapi ini bukan mimpi.

Pertama kalinya dalam hidup, aku punya pacar. Agak sedikit aneh, ya giman enggak aneh. Selama aku hidup, baru kali ini tau kalau ada seseorang yang ternyata diam-diam suka sama aku. Kamu orang pertama yang berani bilang 'aku suka sama kamu' dan ya. Aku terima begitu aja tanpa pikir gimana kedepannya.

Aku sadar ternyata kita banyak perbedaan. Dari segi kepercayaan dan jalan pikiran. Semuanya beda. Aku baru sadar, ternyata kamu orangnya manja. Gak bisa ngelakuin apa-apa sendiri. Intinya kamu harus ada yang nemenin. 

Perasaan yang gak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku tulus sama kamu tapi kenapa kamu gini? Ini akan jadi kisah lucu yang kalau diingat akan bikin aku malu sekaligus ketawa. Aku gak pernah sadar kalau selama ini kamu manfaatin aku.

Ternyata kamu adalah sumber dari semua masalah. Kamu selalu mengalah aku atas segala kegagalan kamu. Tapi mau gimana lagi.

Soal perselingkuhan itu...

Jujur, aku masih ingat gimana alurnya. Saat aku gak sengaja ngikutin kamu dari belakang, aku selalu berpikir kalau aku ini adalah cewek paling bodoh dunia karena gak pernah sama kamu. Aku selalu beranggapan kalau kamu ini pria baik-baik.

Aku yang terlalu polos atau kamu yang terlalu licik? Hm, perempuan itu juga salah. Kalian berdua salah dan aku yang jadi korban. Disini aku yang jadi korban dari keegoisan kalian berdua. Seharusnya aku waktu itu aku gak terima ajakan kamu.

Aku seharusnya gak terjebak di dalam kisah kalian yang belum usai. Menurut aku, kalian berdua cocok.  Kalian punya sifat yang benar-benar mirip. Sama-sama fake.

Cara yang dia pakai untuk buat aku menjauh dari kamu terlalu murahan. Dia sama sekali gak punya sisi elegan sebagai seorang perempuan. Aku malu, kenapa dia terlalu bodoh? Apa dia gak tau kalau di dunia ini ada begitu banyak laki-laki? Kenapa yang ada di pikiran dia cuma kamu? Kenapa dia harus cari-cari kamu saat kamu sudah sama aku? Nyesel? Dulu kemana aja? Kenapa baru sekarang nyeselnya?

Ternyata, percintaan lebih rumit dari memecahkan soal matematika. Kenapa aku berani bilang itu? Aku sama sekali gak punya pengalaman tentang percintaan. Tiba-tiba kamu datang, menghancurkan semuanya. Termasuk aku. Aku gak akan minta maaf untuk ini karena dari awal kamu yang memulai. 

Hm, kalau gak salah nama perempuan itu Vani ya? Lebih lengkapnya Alvani. Aku dengar dia mantan kamu kan? UPS, bukan mantan. Tapi, selingkuhan. Eh, salah ya? Kok selingkuhan sih? Dia kan ngakunya pacar kamu.

Banyak yang bilang kalau kamu berhenti kuliah karena Vani hamil dan kamu harus bertanggung jawab. Katanya, kamu berhenti kuliah karena gak sanggup menahan rasa malu. Itu namanya karma.

Sama sekali gak pernah terlintas dipikiran ku untuk balikan sama kamu. Sekarang aku bebas. Aku ngerti kenapa Tuhan selalu memberikan aku isyarat-isyarat yang mengatakan kamu bukan lelaki baik.

Sampai sekarang aku masih menunggu permintaan maaf dari kamu meskipun itu mustahil. Semoga Tuhan memberikan kamu kesempatan untuk berubah menjadi lelaki yang lebih bertanggung jawab.

-Elin Zyian.

Sejak Elin masih kecil, Papa selalu berpesan agar berhati-hati terhadap laki-laki. Karena pada dasarnya tak ada satupun laki-laki yang benar-benar tulus kecuali Papa. Jika benar ada, lelaki itu pasti tidak akan membuang banyak waktu hanya untuk pacaran.

Berhenti mencari, cukup diam. Karena cinta perlahan datang dengan sendirinya. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin diceritakan. Lewat lantunan rasa yang tidak memiliki arah. Elin dan berjuta manusia yang ada di luar sana. Ada banyak orang takut untuk kembali jatuh cinta. Takut untuk jatuh. Takut untuk patah hati. Selamanya perasaan takut selalu menyelimuti.

Semua akan baik-baik saja. Begitu kata mereka yang terjebak di toxic realitionship. Dengan kesadaran penuh, padahal ia sadar bahwa ini bukanlah hubungan yang diinginkan. Seseorang yang sudah berkenan singgah seharusnya tau bagaimana caranya untuk menempatkan diri. Jangan seenaknya pergi lalu meninggalkan jejak luka yang sulit untuk diobati.

Menjelaskan bagaimana hebatnya ia menghancurkan segala sesuatu yang sudah direncanakan. Menghela nafas panjang lalu berpikir sejenak, bukankah ia orang yang sudah kamu pilih? Kenapa tiba-tiba timbul rasa menyesal setelah bersamanya?

Mau berpuluh-puluh kali kata maaf terucap. Tetap saja, hati sudah membatu. Seseorang yang terlalu tulus mencintai lama kelamaan akan menjadi buta dengan arah.

Hati berkata untuk tetap selalu bersama. Tetapi, semesta memberi pilihan terbaiknya yaitu berpisah dan saling melupakan. Entah mengapa, di setiap sudut jalan yang sering Elin lewati bersama. Nama dan wajahnya selalu teringat. Seakan sosoknya masih ada, seolah-olah mereka masih tetap bersama.

Rasanya, Elin enggan jika harus merasakan patah hati untuk yang kesekian kalinya. Cintanya palsu.

"Ini akibat gue terlalu sayang."

Pertemuan itu seharusnya tidak pernah terjadi. Elin lebih menyayangkan air matanya yang harus terbuang sia-sia karenanya.

"Aku gak akan cari kamu di orang lain karena aku gak akan mau ketemu orang seperti kamu."

Kepercayaan adalah landasan seseorang untuk berani mencinta. Seseorang berharap kepercayaan dapat terbalas oleh cinta yang tulus. Itu hanya ada di dongeng. Di dunia ini ekpetasi selalu lebih diutamakan ketimbang realitas.

"Dulu, aku terlalu berharap kalau kisah kita akan berakhir bahagia. Sama seperti caranya membuatku semakin yakin bahwa tidak selama aku harus terperangkap di dalam ekspedisi."






























Hai gimana kabarnya nih? Sehat selalu ya untuk kalian semua. Aku benar-benar berterimakasih banget buat kalian yang udah sabar nunggu aku update.

Sayang banget sama kalian❤️

KEMBALI SMP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang