10|Nyata dan waktunya

2.6K 378 108
                                    


Mimpi panjang yang sebenarnya adalah kenyataan.


Berjalan melewati kerumunan orang di pusat kota, lelaki itu memimpin menunjukkan arah yang benar. Makan di restoran ramen, menikmati keramaian, banyak kerumunan berlalu-lalang bersama pasangan masing-masing.

Tetapi jika menatap lelaki itu seolah hatiku begitu tentram, jika aku melihat ke sudut lain rasanya aneh hanya keributan yang ada. Wajahnya sedikit samar-samar, ia memiliki mata berwarna coklat, hidung yang mancung dan berpostur tubuh tinggi seperti tidak asing, aku sering melihatnya tetapi entah dimana itu.

Tiba-tiba kerumunan itu berada tepat didepan ku, lelaki itu menghilang banyak yang mengatakan jika aku ini tidak berguna, aku terlahir hanya menjadi sampah, dasar perempuan benalu dan banyak sumpah serapah lainnya. Entah dari mana datangnya dia, ada seseorang yang memelukku dan berkata 'udah gpp, ada aku kok tenang aja ya, aku mau jagain kamu gimana pun keadaannya, aku mau jadi pelengkap untuk kamu.' suara itu sangat tidak asing, mungkin hampir setiap hari aku mendengarnya tetapi seolah otak ini melupakan nama dan wajahnya.

Lalu lelaki itu menggenggam erat telapak tangan ku, ia mengajak ku pergi tanpa tau kemana tujuan kami. Waktu berpindah kami berada di dalam kereta, disana suasananya sangat tenang, semua penumpang sangat ramah dan lelaki itu berada tepat disamping ku, memastikan tidak terjadi apa-apa dengan posisi masih menggenggam erat telapak tanganku.

"Loh ini kenapa? Nyaman banget." batin ku yang tidak ingin melepas genggaman tangannya.

Aku tertidur tetapi melihatnya bersandar di pundakku sembari mengatakan 'Boleh gak sih aku suka sama kamu? Jujur rasa ini udah ada dari lama, aku ga mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya.' bisiknya terdengar ditelinga ku.

Saat kami berhenti di stasiun aku melihatnya menangis, mungkin saja kami pernah saling bertemu? apakah dia selama ini..., batin ku yang dari tadi melihatnya menangis.

Tanpa diberi aba-aba ia langsung memeluk ku, seolah tidak ingin aku pergi, dari tadi aku terus berfikir apa yang sebenarnya terjadi dan apa maksud dari perkataan lelaki itu tadi. Tangisannya semakin menjadi-jadi 'Tolong kamu jangan pergi lagi, udah cukup dulu kamu pergilah, sekarang jangan lagi aku udah gak bisa nahan perasaan ini. Takut kamu diambil yang lain makannya aku susulin sampe kesini, kamu kenapa sih selama ini ga peka sama aku?' dia berbicara dengan suara terisak-isak.

"Kamu siapa? Emangnya aku pergi gimana? Nahan perasaan gimana sih?" aku melepaskan pelukannya dan bertanya. Dia yang terlihat begitu sabar menjelaskan maksud dari semua ini dan ternyata....,
Aku terbangun dari mimpi panjang itu melihat matahari pagi yang begitu cerah, berdiam diri sebentar mengingat sebagian mimpi panjang tadi.

"Dia siapa sih? Loh tapi kok kayaknya umur gua gak 16 tahun deh tadi? Maksudnya nahan perasaan itu apa? Emang gua pergi kemana?" Elin yang mengartikan mimpi panjang tadi. Melihat kearah jam Elin segera bersiap untuk pergi ke sekolah, mandi dan sarapan serta memakai seragam dengan rapi.

Saat sudah sampai di pintu depan mama menghentikan langkahnya, mengingat bahwa Elin sudah lulus SMP untuk apa pergi ke sekolah lagi? Harusnya Elin mempersiapkan berkas pendaftaran sekolah.

"Yaampun Ma, aku lupa belum copy banyak berkas. Gimana ini Ma?" Elin panik sembari masuk kembali dan meletakkan tas.

"Tenang aja anak cantik, udah lengkap semua kok nanti tinggal kirim aja, oh iya kamu udah bangunin papa kamu?" tanya mama, Elin pergi membangunkan papanya ternyata ia sudah bangun dari tadi dan sedang berada di taman belakang rumah. Elin memberikan secangkir teh manis dan biskuit gandum kesukaan Papa.

KEMBALI SMP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang