Selenophilie 50

15 7 1
                                    

Happy Reading!

Terkadang kebahagiaan yang kita rasa, dapat membuat orang sekitar ikut merasakannya juga.

***

Fany tengah membuat susu untuk dirinya, memasukan air panas ke dalam gelas yang sudah terisi bubuk susu. Lalu mengaduknya hingga larut tercampur.

Selesai membuat susu Fany berjalan menuju sofa. Fany hanya memakai daster dilapisi cardigan rajut, karena hari ini ia tidak akan berpergian.

Tok! Tok!

Belum sempat duduk, terdengar suara ketokan pintu membuat Fany berjalan lepas menuju pintu. Fany membukakan pintu mendapati Liam yang sudah berpenampilan rapi.

"Masuk," ucap Fany mempersilakan Liam masuk.

Liam melangkah ke dalam apartemen Fany, aroma parfumnya masuk ke indra penciuman Fany. Keduanya duduk di sofa ditemani tv yang menyala.

"Tumben pagi-pagi wangi, mau kemana sih pacar gue?" goda Fany sembari menyeruput susu cokelatnya.

"Mau ajak lo, jalan jalan," jawab Liam menyunggingkan senyuman.

"Masih pagi, gue aja masih pake daster."

"Mandi, Sayang." Liam mencubit hidung Fany gemas.

Lihat bukan, sikap Liam berbanding terbalik saat bersama teman-temannya. Entahlah di depan Fany, Liam terasa sangat manja. Semua sikap manjanya ia keluarkan saat berdekatan dengan Fany.

"Alay. Eh mau kopi, teh, atau susu?"

Liam menatap Fany sedikit berpikir. "Kopi."

Fany meletakan gelas susunya lalu menuju dapur. Ia mengambil toples berisi bubuk kopi, untung saja kopi Fahri masih tersisa banyak.

Fany memasukan 2 sendok kopi ke dalam gelas, hendak menumpahkan air panas. Namun, sebuah tangan melingkar dipinggang Fany.

"Bisa gak jangan meluk sembarangan? Masalahnya ada air panas," tegur Fany memperingati Liam yang seenak jidat memeluknya kapan saja.

"Gak masalah, nanti lo sendiri yang ngobatin," jawabnya menopang dagu di pundak Fany.

Seseorang tolong Fany membuat Liam yang manja menghilang dan mengembalikan Liam yang pendiam. Lama-lama Liam akan terus bergelayut manja padanya, seperti anak tidak ingin jauh dari sang ibu.

Ada rasa senang dihati Fany, tetapi ada rasa geli juga saat Liam bersikap manja. Salah satu alasan Fany menolak Liam dulu, ya ini. Apalagi sikap kasar Fany terhadap sesuatu yang mengganggunya, sementara Liam dan 2 curut jahilnya minta ampun.

"Nih." Liam melepas pelukannya, lalu Fany balikan badan memberikan segelas kopi yang ia buat.

Liam menyeruput kopi tersebut sembari menutup dan membuka mulutnya beberapa kali.

"Enak banget, sih. Buatan calon istri."

***

Sepasang kekasih berjalan keluar lift dengan tangan yang saling menggenggam. Tujuan mereka saat ini mengunjungi kediaman orangtua Liam.

Janji Liam kepada Gina ialah membawa Fany setelah ingatannya kembali. Oleh karena itu Liam membawa Fany untuk menepati janjinya. Tanggapan Fany pun baik, setuju dengan ajakan Liam.

"Gue pengen ketemu kak Mila, tapi lupa wajahnya," ucap Fany sembari menatap Liam.

"Gue lebih bersyukur kalo lo, gak inget tuh orang," jawab Liam tanpa ekspresi.

SELENOPHILIE [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon