Chapter 6 : Marvori.

32 12 31
                                    

"Kebencian akan memisahkan kebersamaan."
_TimDelvaros&Marvori.

|| A+ ||

Hari weekend adalah hari yang wajib bagi anggota Delvaros untuk ke markas Delvaros. Memang, di hari weekend seperti ini, semua anggota wajib ke markas utama Delvaros, walaupun hanya sekedar bermain-main saja. Tapi mereka harus tetap mengutamakan solidaritas. Sebab, solidaris itu hal yang penting untuk pertemanan mereka. Maka dari itu, jika ada seorang pengkhianat, Delvaros tidak akan segan-segan untuk menghukum orang itu. Delvaros sangat menjunjung tinggi solidaris.

Suasana markas sangat ramai, 500 anggota Delvaros berkumpul di markas utama, ada yang sedang bermain basket di halaman belakang, ada yang bermain games, bermain billiard bahkan ada juga yang sedang berenang. Markas utama ini sangat luas, bahkan markasnya tidak seperti markas pada umumnya. Markas yang mereka tempati mirip dengan sebuah Mansion. Di markas terdapat sebuah dapur, beberapa kamar sekaligus kamar mandi, ruang rapat, ruang eksekusi, ruang games, ruang billiard, lapangan basket dan ruangan-ruangan lainnya.

BRAK!!

Suara pecahan kaca membuat atensi mereka teralihkan. Semua yang berada di ruang utama terkejut melihat jendela kaca utama hancur begitu saja.

"Shit! Siapa itu?" tanya Haruto heran. Melihat tiba-tiba kaca jendela utama hancur begitu saja.

Sama halnya dengan inti Delvaros termasuk Arlan, ia sangat emosi melihat kaca jendela utamanya hancur. Bukan karena mahalnya kaca jendela tersebut, tapi siapa yang berani-beraninya mengusik Delvaros. Ingatkan semboyan Delvaros, 'Berani mengusik, berarti harus siap mati' dan itu akan terjadi.

"Wait," ujar Dylan melihat sesuatu. Ia berjalan ke arah pecahan kaca tersebut, kemudian mengambil benda berat itu yang membuat kacanya pecah.

"Lihat. Ini emang kertas, tapi diisi sama batu. Kayaknya ada sesuatu." Dylan memberikan kertas dengan isi batu itu kepada Arlan.

Arlan langsung mengambil kertas itu, kemudian membukanya. Saat kemudian, rahang Arlan mengeras, tangannya memegang kertas itu kuat, bahkan matanya memancarkan aura kemarahan, membuat siapa saja yang melihat akan ketakutan.

"Sial!" gumam Arlan sembari melemparkan kertas tersebut ke sembarang arah. Kemudian pergi dari markas meninggalkan kebingungan yang mereka terka-terka. Ada apa sebenarnya dengan sang leader? Apakah kertas itu yang membuat kemarahan seorang iblis muncul?

Haruto yang sedari tadi penasaran pun, mengambil kertas yang Arlan lempar tadi.

Datang ke markas gue, maka adik lo akan selamat.

Raga ketua Marvori.

Itulah kata-kata yang tertulis di kertas tersebut. Sial! Raga sepertinya sudah bosan hidup. Mari kita lihat, bagaimana si iblis Delvaros menghabiskan si brengsek Raga.

Raga Austine Altair. Ia adalah ketua geng motor yang bernama Marvori juga musuh bebuyutan Delvaros. Mereka bermusuhan akibat masa lalu mereka, tak ada yang tahu perihal Delvaros dan Marvori bermusuhan karena apa, yang mereka tahu Marvori tidak terima jika Delvaros begitu banyak di kenal di bandingkan Marvori, tak terkecuali salah satu dari inti Delvaros. Ia tahu betul apa yang terjadi sebenarnya.

"Apa? Apa isi kertas itu?" tanya Angkasa bingung.

"Raga nyulik adiknya Arlan," ujar Haruto.

"Anjing!" gumam Sadam kesal mendengar jika Raja diculik oleh si brengsek Raga. Sebab, Sadam sangat begitu dekat dengan adiknya Arlan, bahkan ia juga sering mengajaknya bermain bersama Raja. Raja sudah Sadam anggap seperti adiknya sendiri, sebab Sadam sendiri sangat ingin mempunyai adik. Apalah daya dia, yang menjadi seorang anak tunggal.

Sedangkan di tempat lain. Lebih tepatnya di tempat Arlan berada, yaitu markas Marvori. Ia begitu sangat marah, aura dalam diri Arlan begitu sangat menyeramkan saat ini. Raga, si brengsek itu rupanya ingin bermain-main dengan seorang iblis Delvaros. Lihat saja, Arlan tidak akan pernah mengampuni Raga jika terjadi sesuatu kepada adiknya.

"RAGA, KELUAR LO BRENGSEK!" teriak Arlan sesampainya di markas Marvori dengan aura dinginnya.

Tak lama orang yang Arlan tunggu akhirnya menampakkan diri di depan Arlan, tak lupa dengan beberapa anggota inti Marvori yang mengikutinya dari belakang.

"Wahh, dia udah datang ternyata guys. Ayo, besti masuk, kita ngobrol santai," ujar Raga dengan nada mengejek.

"Gak usah bacot! Di mana adik gue?"

"Adik? Oh ... Raja? Tenang, dia lagi main sama Geori," ujar Raga santai.

Ucapan Raga membuat Arlan mengeraskan rahang kokohnya serta tangan yang mengepal kuat hingga kuku-kuku putihnya terlibat. Keinginan untuk membunuh Raga menjadi semakin bersemangat dan tak sabar. Ia tahu Geori, hewan ular periharaannya. Ia berdo'a semoga Raja baik-baik saja. Bagaimanapun bocah berusia 7 tahun itu memiliki trauma dengan ular, sebab ia hampir mati karena digigit oleh hewan berbisa itu. Untung saja Raja bisa di selamatkan saat itu juga.

"Lepasin adik gue anjing! Masalah ini gak ada sangkut pautnya sama dia!" ujar Arlan murka.

Raga tersenyum miring. "Gimana kalo Geori gigit adik lo ya, pasti mati dia. Terus gimana perasaan lo?"

"Apa maksud lo anjing? Lepasin adik gue, Raga!"

"Gue cuman mau lo ngerasain kehilangan, sama seperti gue Lan! Gue kehilangan orang yang berharga buat gue, dan begitupun sebaliknya dengan lo. Cara gue lenyapin Raja, maka akan buat lo merasa kehilangan kan? Kalo gitu, kita impas!"

"ANJING! UDAH GUE BILANG, GUE GAK BUNUH DIA!"

Kali ini Raga tertawa remeh kepada Arlan, namun dapat Arlan lihat dari sorot matanya, jika Raga seperti menyimpan kesedihan.

"Udah jelas-jelas lo ada di kejadian itu, Lan. Maling mana ada yang ngaku, 'kan?"

"Terserah. Udah berapa kali gue bilang. Gue emang ada di tempat kejadian, tapi bukan berarti gue yang bunuh tunangan lo, bajingan!"

"ANJING!" teriak Raga murka, sesaat kemudian, tangan yang sedari tadi mengepal berhasil ia daratkan di wajah tampan Arlan. Raga memukul wajah Arlan dengan emosi yang memuncak.

Tak lama dengan itu. Semua anggota inti Delvaros datang dengan aura kebencian pada Raga. Ia terkejut karena dengan beraninya Raga memukul wajah tampan Arlan. Namun, bahkan ia lebih terkejut dengan Raga, yang sedang menahan air matanya agar tidak turun. Ia melihat, jika Raga tengah rapuh.

"TERUS SIAPA KALO BUKAN LO, ANJING! DIA BUNUH DIRI SENDIRI, GITU?"

BUGH

Arlan tak terima jika wajah tampannya lebam, ia pun jadinya membalas pukulan Raga. "Gue harus bilang apa sama lo, biar percaya kalo bukan gue yang bunuh tunangan lo."

"DIEM LO ANJING!"

Setelah mengatakan itu, Raga terus menyerang Arlan dengan perasaan emosi. Arlan terus menghindari serangan brutal dari Raga. Bukannya ia takut atau tidak bisa melawan, hanya saja, ia membiarkan Raga lelah terlebih dulu, kemudian ia akan menyerang balik jika Raga sudah lelah. Itu yang biasa ia lakukan jika sedang tawuran. Membuat sang lawan lengah, maka kesempatan bagi Arlan untuk membalas pukulan.

Aksi pertarungan terjadi di lapangan markas Marvori. Anggota Delvaros yang sedari tadi bersembunyi dibalik persembunyian akhirnya keluar dan langsung menyerang anggota Marvori.







BERSAMBUNG.....

JANGAN LUPA VOTE & KOMENNYA YAAA GUYSS!!!

LOP-LOP BUAT KALIAN YG BACA INIII😗

A+ (New Version)Where stories live. Discover now