32

341 62 1
                                    


"Kepala sekolah cegah mereka!"

Kami sampai di hospital wings langsung dikejutkan dengan suara Granger.

Kupikir aku akan mengganggu jadi aku berjalan melewati mereka dan mendekati Weasley.

Membuat teh porsi 4 orang di nakas yang kosong. Karna aku tau mereka berdua pasti akan lelah setelah kembali nanti.

"Benar! Sirius tak bersalah!" oh sepertinya ayah menjelaskan dengan baik.

Siapa Scabbers? Maksudnya si Wormtail?

Si Weasley itu banyak bicara omong kosong.

Benar juga kata pak tua itu, lagipula siapa yang akan percaya ucapan penyihir 13thn?

Tunggu..

Berarti dia juga tak percaya dengan perkataanku saat malam anak griffindor tidur di great hall itu?!

Dasar pak tua sialan

Aku mendengarkan mereka dengan senyum kesal di wajahku.

"Hal yang misterius waktu, sangat kuat dan saat dicampuri berbahaya"

Dia mendekati Weasley dan berdiri di sebelah ku. Memegang kaki Weasley yang cedera.

Sungguh pak tua ini. Padahal si Weasley sudah merintih begitu. Tapi dia tak peduli dan melanjutkan percakapannya tentang aturan, kupikir itu mesin waktu?

"Jika kau berhasil malam ini, lebih dari satu nyawa kau selamatkan"

Lalu dia pergi dengan menutup pintu meninggalkan aku dengan trio griffindor. Tiba-tiba dia membuka kembali pintu dan mengintip.

"Kupikir tiga putaran cukup"

Lalu pergi lagi. Tidak jelas sekali.

Begitu sih yang dipikirkan si Weasley dilihat dari ekspresi nya. Tapi Granger yang tersadar langsung mengeluarkan benda yang menggantung di lehernya.

Aku tak memperdulikannya dan tetap melanjutkan membuat teh. Mereka berdua menghilang dalam sekejap, lalu pintu hospital wings terbuka.

Mereka berdua kembali dengan kondisi yang cukup berantakan. Aku melihatnya dengan senyum kecil.

"Bagaimana kalian bisa disitu? Tadi aku bicara dengan kalian disana"

Weasley nampak terkejut. Sementara Granger dan Pottah hanya terkekeh.

"Apa yang dia bicarakan Harry?"

"Entahlah, sejujurnya Ron bagaimana seseorang bisa ada di dua tempat pada saat bersamaan"

"Mungkin kau berhalusinasi Weasley" kataku membantu mereka membuat alasan.

Tapi tetap saja sepertinya dia masih bingung. Apa dia sebodoh itu?

Aku menghela nafas lelah. Lalu memberikan secangkir teh pada Weasley.

"Kemarilah kalian" kataku menyuruh mereka mendekat yang malah termenung diam.

Seakan tersadar mereka mendekat dengan pelan dan ragu-ragu. Aku memberikan teh pada mereka lalu menyesap teh ku.

Aku berdiri karna tak ada tempat duduk. Si Pottah berhadapan denganku dan terlihat ingin bicara ragu.

Padahal aku tak menggigit. Aku hanya menunggu dengan sabar, padahal aku tau apa yang coba dia sampaikan.

Suasana hening ini sepertinya mengganggu si Weasley. Dia mencoba mengajak Granger bicara, tapi yang diajak bicara malah menyuruh dia diam.

Aku mendengus melihatnya.

"Arlynx" Pottah memanggil tiba-tiba.

"Apa?" kataku dengan menaikkan sebelah alis.

Ya ampun lama sekali.. Aku menghela nafas.

"Apa yang kau coba sampaikan Pottah?"

"Aku minta maaf" katanya lancar dan tegas membuatku terkejut. Hanya mataku yang terbuka lebar sih bibirku masih tertutup.

Aku menormalkan wajahku lalu terkekeh.

"Yah tak apa, lagipula kau tidak tau yang sebenarnya kemarin"

Jawabku membuat mereka tersenyum senang.

"Setidaknya itu yang kalian ingin aku katakan bukan?"

Aku berwajah dingin membuat mereka memasang wajah takut-takut.

"Hahh tak bisa dipercaya, kau dengan mudah meminta maaf padaku? Padahal kau membuat wajahku seperti ini" kataku dengan menunjuk perban di pipi.

"Katakan sesuatu sialan"

Mereka semakin tertekan. Wajah itu sangat lucu, aku yang tidak kuat pun tertawa terbahak.

"Becanda-becanda, ya ampun lihat wajah kalian" tawaku sangat parah sampai-sampai aku memegang perutku yang sakit.

"Itu tidak lucu" si Pottah bilang begitu tapi ikut tertawa disusul teman-temannya.





Voment🔥

Maaf kemarin nggk up, soalnya mau up sesuai mood tapi nggk bisa euy. Kyk ngerasa bersalah tea bikin orang penasaran😂

Sirius Son ɪɪɪ (end) Where stories live. Discover now