26

366 72 6
                                    

Mereka melihatku sinis sekali, sampai-sampai punggungku terasa berlubang. Tapi aku abaikan saja.

Akhirnya kami sampai ke kelas PTIH, didalam Moony sudah menunggu. Aku dan dia biasa saja berpura-pura tak kenal.

Lalu seperti biasa anak slytherin memilih tempat di pojok. Aku mengeluarkan meja dan kursi ku, malas berdiri.

Lemari di ujung ruangan nampak bergerak sepertinya makhluk didalamnya meronta-ronta ingin keluar.

Itu boggart, bukan begitu Monny?

Yah Hogwarts ini apa tak ada pelajaran yang belum ku pelajari? Bosan...

"Ulangi ucapanku, riddikulus!"

"Riddikukus"

"This class ridiculous"

"Ppfftt" aku menyemburkan sedikit teh ku untung baru minum sedikit.

"Sorry" kataku datar saat mereka mengalihkan pandangannya padaku.

"Jangan terang-terangan Draco kau membuatku kaget" ucapku memarahi Draco yang berdiri di belakang ku sambil membersihkan kekacauan dengan sapu tangan.

Sementara anak slytherin terkekeh. Neville dipanggil Moony untuk mempraktekan mantra tadi.

"Apa yang kau takutkan Neville?"

Lalu si Neville menjawab tapi berbisik, jujur ku akui ini baru berbisik tak seperti mereka yang sebelum-sebelumnya.

"Maaf kami tak dengar"

"Prof. Snape" katanya sontak semua tertawa termasuk aku.

"Yah dia memang menakutkan"

Lalu Moony berbisik padanya dan lemari dibuka. Boggart bentuk AG keluar dengan sinisnya. Si Neville sepertinya gugup tapi dia berhasil.

AG ternistakan. Bahkan aku ngeri melihat topinya yang ada burung utuh nya.

Aku seperti penonton atau mungkin juri, karna aku duduk dengan santainya sementara mereka berbaris ingin mengetahui boggart nya.

Sepertinya Moony terbiasa dengan perilaku ku jadi dia membiarkan saja aku duduk dipojokan.

Berikutnya, baiklah setelah si Weasley dan anak griffindor yang lain sekarang giliran si Pottah.

Mengejutkan sekali sepertinya dia berpikir terlalu lama apa yang ditakuti dirinya sendiri.

Lalu boggart itu berubah. Memang ngeri sih, tapi aku tak takut pada dementor. Malahan aku bingung sendiri, apa yang aku takutkan?

Si Moony menghalangi si Pottah lalu boggart nya berganti. Wah dia membuka kartu nya tuh.

"Riddikulus!"

Balon putih terbang mengelilingi ruangan lalu Moony membuatnya masuk kembali ke lemari. Dia membubarkan kelasnya dan anak-anak itu kecewa, kasian sekali.

"Kurasa jika mereka pintar mereka bisa menebak hanya dari boggartmu Moony" kataku setelah ruangan hanya tersisa berdua.

"Kau benar" katanya sambil menghela nafas sementara aku membenarkan dengan menganggukan kepala.

"Tunggu! Secara tidak langsung kau bilang mereka bodoh"

"Aku tak bilang begitu" kataku acuh.

"Kemarilah aku membuat teh"

"Aku tau" dia menjawab datar tapi tetap mendekat.

"Bagaimana?"

"Dia sudah dekat, nanti ada kunjungan hogsmade kupikir kalian bisa melakukannya nanti"

"Entahlah aku ragu"

"Apa yang kau katakan?" kataku dingin.

"12 tahun sialan! Ah tidak, maaf lupakan" kataku diakhiri menghela nafas.

"Maaf" dia menyesal rupanya.

"Tak apa, kita pastikan itu lancar. Ngomong-ngomong ramuanmu aman?"

"Ah ya aman"

°°°

"Aku tak mau, kalian bayangkan saja saat terbang di samping kalian itu dementor"

"Kami juga tak mau tapi bagaimana?"

Hening

"Hmm Draco apa masih sakit?"

Lalu mereka menyeringai seolah tahu apa yang kupikirkan.

"Baiklah kita gunakan itu"

Lalu kami pergi untuk meminta perizinan tidak tanding quidditch dikarenakan seeker kami terluka, sekaligus aku melaksanakan detensi ku di kantor AG.

Dia memang kejam memberikan detensi. Apalagi aku anak asrama yang dipimpin dia sendiri. Sangat kejam.

Aku diminta menyalin semua jilid buku sejarah sihir. Sangat kejam bukan? Padahal satu jilid saja sangat tebal. Sepertinya tahun ini aku menghabiskan waktu dengan menyalin.


Sekarang kunjungan ke Hogsmade. Aku meminta tanda tangan Moony waktu liburan kemarin. Yah lagipula siapa lagi yang bisa kuminta?

Aku berangkat bersama Apollo dan anak-anak slytherin yang lain. Sebenarnya aku malas hanya saja aku ingin menyegarkan diri dari tumpukan perkamen di meja.

Kami berjalan tak tentu arah disini yang pasti si Draco sangat usil, saat bertemu orang dia akan langsung menjahilinya.

Aku yang sudah jengah menipiskan hawa keberadaanku lalu memisahkan diri tanpa disadari yang lain.

Aku berjalan tak tentu arah mengikuti kemana kaki membawaku. Lalu aku melihat anjing hitam besar yang nampak menyedihkan.

"Hai anjing"

Anjing itu malah menggonggong tak terima. Aku menghela nafas.

"Ya ya baiklah, ayo ikuti aku" lalu anjing itu mengikuti berjalan berdampingan dengan Apollo.

Sebenarnya aku tau itu siapa hanya saja aku ingin menjahilinya sedikit.

Aku masuk ke shrieking shack dengan mereka berdua masih mengikuti.

Saat sampai dan menemukan ruangan yang cocok Apollo langsung mengubah bentuknya menjadi manusia berpakaian kepala pelayan. Yah Apollo memang ketuanya sih.

Seolah mengerti Apollo langsung menyiapkan tempat duduk lalu membuat teh porsi dua orang.

"Kau akan terus seperti itu?" tanyaku.

Anjing itu berubah menjadi manusia yah yang tak lain dan tak bukan ayahku.

Sirius Black.

Aku sungguh terharu mataku berkaca-kaca begitu juga dengan dia.

"My son" katanya sambil menarikku ke dalam pelukannya.

Tentu saja aku membalas pelukannya. Sungguh, sepertinya mantra patronusku akan semakin kuat nanti.






Voment🔥

Sirius Son ɪɪɪ (end) Onde histórias criam vida. Descubra agora