Zean POV

Hari ini hari yang paling sial buat Zean Mahardika, karena cewek itu dia kena marah sama pacarnya. Dia mencoba jelasin semua tapi ceweknya tidak mau mendengarkan, ceweknya sangat marah karena sudah menunggu lama.

Dan ketika Zean datang, cewek itu udah tidak ada di taman tempat mereka janjian.

Ting...

Mine💓
Kita putus

Me
Kenapa?

Mine💓
Masih nanya knp, keterlaluan lo, gue nunggu lo lama. AKU MINTA PUTUS!!

Me
Oke, kalo itu yang lo mau

"Akhh...liat aja lo cewek sial, gara-gara lo gue putus!"

Saat dia berjalan ke motornya, tidak sengaja melihat mobil yang akan menabrak dia tadi. Entah apa yang dipirkan Zean langsung mengikuti mobil itu. Di dalam mall Zean mengikuti langkah demi langkah cewek itu. Dan ketika cewek itu ingin membeli pakaian, cewek itu melihatnya. Namun dia pura-pura nggak tau.

Zean terus mengikuti gerak gerik cewek itu, tapi yang lebih anehnya cewek itu berjalan dengan punggung merunduk, kayak orang bego. Tidak sadar Zean tersenyum tipis. Hingga akhirnya dia tahu arah cewek itu ke parkiran mobil, mungkin dia akan kabur darinya.

Tapi bukan Zean namanya jika dia tidak bisa menyelesaikan niatnya. Dia menunggu cewek itu di pintu keluar mall. Dan benar cewek itu keluar, langsung dengan motornya Zean mengikutinya dari belakang, dan dari situlah sekarang Zean bisa tahu alamat rumahnya. Saat cewek itu masuk ke rumah, Zean langsung pulang tanpa melakukan suatu apapun, baginya mengetahui rumahnya saja sudah sangat puas buat dia.

Sampai rumah, tiba-tiba dia ingat jika waktu itu minta nomornya. Dia pun berinisiatif untuk menelpon, tapi nihil nggak diangkat.

Kemudian Zean mengirimkan beberapa pesan yang membuat dia makin marah. Dia hanya membaca pesan yang masuk tersebut tanpa membalasnya.


================================

Esok harinya, Fika sudah bersiap untuk pergi kempus, sekarang dia berangkat sendirian membawa mobilnya, karena hari ini Fika ada kelas siang, sedangkan Vano sudah berangkat pagi tadi.

Fika yang melihat mamanya menonton televisi langsung menghampirinya untuk berpamitan, "Ma, Fika pamit berangkat ke kampus ya ma"

"Iya, udah makan belum?" tanya mamanya

"Udah kok ma"

"Minta uang bensin nggak?" tanya mamanya

"Nggak usah ma, Fika masih ada uang kok, ya udah Fika berangkat, assalamualaikum" ucap Fika yang kemudian mencium pipi mamanya

"Waalaikumsalam, hati-hati ya dek" ucap mamanya

Di keluarga ini, Shinta menanamkan kepada anak-anaknya agar bisa menghemat uang dan juga menabung, Shinta yang memegang keuangan di keluarganya, setiap bulan dia memberi uang Fika sebesar 10 juta, dulu Vano sebelum bekerja juga dikasih segitu. Bagi Shinta dia tidak hanya menjadi ibu dari mereka dan istri dari suaminya, tapi Shinta juga berusaha mendidik karakter mereka sejak dini, jadi nanti ketika sudah beranjak dewasa mereka tau mana yang penting dan mana yang harus dikesampingkan terlebih dahulu. Dari SMA juga mereka diajarkan bisnis, waktu itu bisnis yang ditekuni oleh Vano adalah Coffee Shop. Yang sekarang sudah dikerjakan oleh tangan kanannya. Sedangkan Fika dia bisnis Flower Shop, dia sangat menyukai bunga. Biasanya mamanya juga bantu bantu di tokonya Fika. Dan juga mobil yang Fika dan Vano punya adalah hasil tabungan mereka sendiri. Begitulah cara Shinta mendidik anaknya, Shinta nggak mau anaknya bergantung sama orang tuanya. Shinta ingin anak-anaknya mandiri meskipun orang tuanya kaya raya.

Fika melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, entah kenapa hari ini Fika merasa senang sekali, diapun memutar lagu favoritnya.

Sampai di kampus Fika langsung memarkirkan mobilnya dengan rapi, dia turun dengan hati yang gembira. Sedikit mengaca pada spion mobil untuk menata rambutnya. Setelah itu dia berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

"Selamat siang semua" sapa Fika pada teman sekelasnya

"Siang juga Fik"
"Siang ayang Fika"
"Siang Fik"
Itulah jawaban jawaban yang diberikan kepada Fika

"Tumben lo ceria banget, kenapa lo?" tanya Sasa yang duduk disampingnya

"Nggak tau, tapi gue seneng aja gitu" ucap Fika sambil tersenyum

"Aduh ayang Fika jangan senyum dong, gue meleyot nih" ucap salah satu teman sekelasnya yang bernama Rafa

"Apa sih Raf, gue lempar pake kursi nih!" ucap Fika

"Eh, ampun dah ampun gue Fik, becanda Fik, hehe" ucap Rafa yang langsung diketawain oleh teman sekelasnya

"Fik, kok tumben dosennya belum datang? Apa nggak masuk ya?" tanya Sasa

"Nggak tau juga ya, bentar gue coba hubungi pak Tian dulu" sahut Fika, Fika mengetikkan beberapa kalimat di hpnya. Tapi sebelum mengirimnya, Pak Tian memberi kabar terlebih dahulu

Sebagai komting di kelasnya Fika berusaha untuk bertanggung jawab dan amanah dalam jabatannya.

Selain itu Fika juga menjadi ketua dalam komunitas di luar kampusnya, komunitas itu memiliki tujuan yaitu untuk membantu orang yang sedang kesulitan, membantu anak-anak jalanan, mengadakan sekolah gratis untuk anak-anak jalanan dan orang yang tidak mampu dalam segi ekonomi.

"Guyss...ini pak Tian ngabarin gue kalo hari ini beliau nggak bisa datang ada workshop di luar kota, terus kita nggak perlu cari hari ganti, karena pak Tian ngasih tugas untuk baca materi hari ini yaitu tentang pengantar manajemen, oke jelas guysss" ucap Fika dengan suara keras sambil berdiri dari kursinya

"Okee Fikaa" ucap mahasiswa lainnya

"Sa, perpus yuk" ajak Fika

"Ayok"

Tbc.

Algoritma CintaWhere stories live. Discover now