☠ {DUA PULUH TUJUH}

17 3 0
                                    

HALLOOOO GUYSSS!!!!
WELCOME BACK!!! 😂
I'M SORRY GUYS, UDAH LAMA NGGAK UP, AUTHOR NYA HABIS UJIAN :)
.
.
.
.
.
.
.

Naya merasa kaget karena panggilannya ditolak begitu saja oleh Edam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya merasa kaget karena panggilannya ditolak begitu saja oleh Edam. Ia pun memilih untuk menelfonnya lagi, tetapi nihil cowo itu malah menonaktifkan ponselnya. Apa yang telah terjadi dengan lelakinya?

Tidak seperti biasanya Edam seperti ini.
Berbagai perasaan negative Kembali berdatangan menghantui isi pikirannya. Ia takut suatu hal terjadi pada Edam. Siapa yang akan melindunginya selain dirinya dan kekuatannya, mengingat ayahnya telah tiada, dan tidak ada lagi sosok pelindung untuk Edam.

Untuk menghilangkan keresahannya, ia memutuskan untuk langsung ke apartemen Edam. Memastikan apakah cowo itu telah Kembali apa belum.

“Mau kemana lo?”
Naya sedikit terkejut karena mendapati Haris yang tidak sengaja lewat didepan kamarnya.

“Mau ke apartemen sebelah.”
Jawab Naya singkat, kemudian ia segera beranjak keluar dari apartemennya menuju apartemen Edam. Sementara Haris disana menatap heran dan memasang wajah bertanya-tanya. Karena sikap sepupunya sejak pulang sekolah tadi menurutnya sangat aneh.

Sesampainya didepan pintu apartemen Edam, ia langsung mengetuk pintu berwarna coklat bercampur cream itu. Tetapi sudah beberapa kali ia mengetuk pintu tersebut, tidak ada sahutan atau pintu terbuka. Apakah cowo itu belum Kembali?

Ia pun kembali untuk untuk menelfon cowo itu barang kali ada perubahan. Ia menunggu jawaban dari Edam dengan memandang khawatir pintu didepannya. Sampai jawaban dari sang oprator berkata bahwa yang dihubungi sedang sibuk dan memohon untuk menelfonnya beberapa saat lagi.

Naya berdecak kesal karena Edam tak kunjung menjawab telfon darinya. Kemana cowo itu? Apakah dia baik-baik saja?

☠☠☠

Tanpa Nayara ketauhi, di ujung lorong, tepatnya pada pertigaan lorong ada Edam yang sedang bersembunyi dibalik tembok. Memandangi gadisnya yang saat ini tengah berdiri cemas memandangi pintu apartemannya, dengan tangan kanan yang sepertinya tengah menelfon dirinya.

Senyum tipis terukir diwajahnya, dia senang karena gadisnya mengkhawatirkan keadaanya. Sebenarnya mudah saja baginya untuk mendatangi Naya dengan berlari kemudian memeluknya, tetapi dengan keadaan wajah yang seperti ini tidak memungkinkan untuk tampil didepan Naya. Hal itu akan membuat kekhawatiran gadisnya semakin menjadi.

“Kamu tenang aja Ra, aku baik-baik saja…”

“Maafkan aku telah membuat mu khawatir.”
Tepat setelah Edam berkata seperti itu, ia melihat Naya berjalan kembali menuju apartemennya. Ia pun kembali melanjutkan langkah kakinya menuju apartemennya. Sebelum membuka pintu, ia memandangi pintu apartemen Naya.

EDAM (nyala api) [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang