☠ {DUA PULUH ENAM}

17 3 0
                                    

AUTHOR BILANG SIAPIN MENTAL
YAA SIAPIN MENTAL YAAA...

Kini mobil Edam sudah berada di teras kastil Angga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mobil Edam sudah berada di teras kastil Angga. Tak perlu menunggu lama, Edam dan Jeris segera masuk kedalam kasti yang bernuansa hitam dan merah itu. Pintu megah berwarna kuning keemasan itu terbuka dengan sendirinya saat langkah kaki Jeris mendekati pintu, kemudian disusul Edam berjalan dibelakangnya.

Disana Edam sudah disambut dengan Angga dan Felan yang berdiri bersebalahan. Kedua tangan Angga terlipat didepan dada, pandangannya lurus tertuju pada Edam. Senyum kebahagiaan terpancar diwajah Angga. Ia tidak menyangka sangat begitu mudah untuk memanggil Edam kemari.

Sementara Edam disana melihat tidak adanya Syerika. Sangat mengganjal, semua anggota kaum jin berkumpul kecuali cewek itu. Ia hanya bisa berharap semoga Syerika tidak melakukan hal yang saat ini ia khawatirkan mengenai gadisnya.

“Selamat datang Edam…”
Ucapan Angga sama dengan saat Naya baru pertama kali datang ke kastilnya.

“Nggak usah banyak bertele-tele, langsung ngomong aja. Untuk apa lo manggil gue kesini?”
Edam sengaja bertanya supaya dirinya terlihat seperi dibodohkan, padahal jauh diluar itu dirinya telah mengerti maksud dari Angga mengundangnya.

Mendengar ucapan Edam barusan, Angga tertawa pendek. Ia berjalan mendekati Edam seraya kedua tangannya, masuk kedalam saku celananya.

“Santai santai, kita akan bermain santai kali ini.”
Setelah itu Angga mengode Jeris yang berdiri tak jauh dari Edam untuk segera melakukan perintahnya. Kemudian Jeris yang sudah menyiapkan tampar itu langsung melemparkannya ketubuh Edam. Tampar itu mengikat tubuh Edam dengan sendirinya karena kekuatan dari Jeris. 

“Shitt!!”
Jauh diluar dugaan Edam. Ternyata Angga bermain kotor kali ini. Padahal mereka bertiga tetapi mengikat dirinya seperti ini. Apakah Angga takut dengan dirinya? Cih!

“Thanks Ris.”
Ucap Angga kepada Jeris. Kemudian ia menekan kedua pundak Edam, sehingga Edam terpaksa bertopang lutut didepan Angga.

“Sebelumnya gue nggak paham maksud lo membiarkan ayah lo sendiri sekarat. “

“Yaahhhh tapi yasudahlah, itu malah membuat gue mempermudah untuk menghabisi elo. “
Edam tersenyum mengejek mendengar perkataan yang menurutnya sangatlah konyol.

PLAAKKKKK!!!!

Karena Angga yang merasa diremehkan, ia pun menampar keras pipi kiri Edam. Sampai ujung bibir Edam mengeluarkan darah.

☠☠☠

UHHUUKKKK!!! UHUKKKK!!!
Naya tiba-tiba tersedak saat ia meminum segelas air putih. Tadinya ia berniat minum untuk menetralkan kekhawatirannya terhadap Edam, tetapi sepertinya bertambah parah. Perasaanya kali ini semakin bercampur aduk.

“Lo kenapa Nay?”
Tanya Haris yang saat ini tengah mengambil cemilan di lemari es yang tempatnya bersebelahan dengan galon air putih.

EDAM (nyala api) [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang