She Is Psycho 4 : Alberto

Start from the beginning
                                    

"Aku menakutkan?! Kau yang tidak punya hati nurani!!"

"Apakah kau serius membicarakan hati nurani saat ini?!"

Alberto mengeraskan rahangnya melihat kedua orang di depannya kembali bertengkar. Urat-urat di kepalanya sudah mulai muncul.

"Ya!! Hati nurani!! Bagaimana bisa pria melakukan hal itu?!"

"Yang gila adalah kau!! Yang otaknya rusak adalah kau!! Kau menyalahkanku—"

"BISAKAH KALIAN BERDUA BERHENTI?!" teriakan Alberto menggelegar, membuat orang-orang yang lewat terhenti, begitupun dengan pertengkaran Samuel dan Nafelly.

"A-Alberto—"

"Jangan panggil namaku!!" kesal Alberto saat Samuel memanggilnya dengan kaku. Samuel tersentak dan terbungkam seketika. "Bos, kematianku mungkin lebih cepat daripada surat pengunduran diriku!! Kau tahu aku sudah sangat frustrasi menghilangkan artikel-artikel tentangmu, dan sekarang kau membawa wabah baru?!"

"W-wabah?!" Nafelly sendiri terkejut mendengar ucapan kasar Alberto. "Apa aku terlihat seperti wa—"

"AKU SUDAH MENUNGGUMU DARI PAGI!!" Alberto kembali berteriak, membuat Nafelly terdiam begitupun dengan Samuel. "Kau terlambat masuk!! Aku menghubungimu berkali-kali, berdiri berjam-jam di sini hanya untuk menunggumu, dan saat aku akan mencoba menikmati kopi pagiku, kau datang tiba-tiba bersama dengan perempuan MUDA, CANTIK, MULUS TAPI SAYANG ADA LEBAM DI WAJAHNYA!! Apa kau tahu apa yang kulakukan ketika aku diberi tahu bahwa kau sudah sampai kantor?! AKU BERLARI DARI KANTOR KAFETARIA HANYA UNTUK MENYAMBUTMU!! Dan setelah itu, apa yang kau lakukan?! KALIAN MALAH BERTENGKAR DI DEPANKU DI SAAT AKU BUTUH PENJELASAN!! Kau pikir ini lucu?! HAH?!"

Samuel tersentak dan terdiam. Dia menundukkan kepalanya dalam-dalam, begitu pula dengan Nafelly.

Napas Alberto sudah terengah-engah dengan kasar. Dia tidak tidur semalaman gara-gara bosnya yang seenaknya. Dan sekarang dia harus sibuk lagi di pagi hari gara-gara kelakuan bosnya, lagi. Alberto menghela napas panjang untuk meredakan emosinya.

Alberto yang mengangkat tangannya, membuat Samuel tersentak karena berpikir bahwa dia akan dipukul. Namun, Alberto hanya membuka ponselnya dan berkata. "Kalian pergilah dulu ke kantor CEO. Aku akan menyiapkan pakaian untuk perempuan yang datang denganmu dan kau harus memberikan penjelasan tentang ini semua."

Melihat Alberto yang tidak kembali berbahasa formal, Samuel merasa bahwa Alberto masih marah. Jadi, Samuel mengintip wajah Alberto yang menatap dingin ke arahnya. "A-Alberto," walaupun tersentak sedikit, Samuel tetap memanggil sekretarisnya. "Kau marah?"

Alberto menatap dingin sejenak pada Samuel dan Nafelly. "Huh!" Dan dia membuang wajah seperti wanita yang marah pada pacarnya, dan berlalu pergi dari sana.

Nafelly memandangi punggung Alberto dengan perasaan merinding, sementara Samuel memandangi punggung Alberto dengan kedinginan.

"Sekretarismu sangat kurang ajar." Nafelly berkomentar.

Samuel sendiri melotot pada Nafelly. "Jangan berkata begitu! Alberto akan sangat menyeramkan jika marah. Aku harus memberinya saham dua persen jika dia keluar lagi." Samuel mencoba untuk tidak menaikan nada suaranya dan menekan tombol lift. Lift yang memang dikhususkan untuk Samuel itu langsung terbuka.

Nafelly dan Samuel masuk ke dalam. Nafelly kembali berbicara. "Jika dia keluar lagi, kau bisa mencari yang lain."

"Tidak ada yang seperti Alberto. Dia kompeten dan tahan bekerja denganku."

"Lalu kenapa sebelumnya dia bisa keluar?"

"Dia dilecehkan oleh wanita-wanita yang menyukaiku dan menjadi trauma."

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now