ꔷ─̸᰷᰷⋆࣪ ִִִֶֶֶ࣪꩜꩖ ֹֺ໋໋͓݊թׁ⍶rt 31⸝⸝

6.3K 742 77
                                    

Sorry banget ga bisa up, karna down banget mood gw trus mas crush gk peka tpi kiyowok. Gw gak tau ini readers pada nunggu or ngilang tpi no what what.

Oh ya atu lgi, lain kali komen yg random atau apa gitu jangan nak nek nak nek mlu pokoknya ya jngan.Gw mo usahain up tiap seminggu sekali, moga aj bisa..

Maap klo ngetik singkat" , ya karna itu ninjaku awokawok.

Lup sekebon!!

  ❲ ▹ 𖥻ַ j̩̩̥ika ada kesalahan tulisan dll mohon maklumi! ❳
..

ꜥꜤHAPPY READING。〭•᷄ࡇ•᷅🔫

Hari ini Qian diundang sarapan bersama dengan suami tercintanya, ahh tidak tidak tapi suami terbabinya, ondel-ondel gembel, dan ibu suri cangtip yang kemarin baru saja kembali dari tugasnya, jangan tanya Qian semangat atau tidak.

Demi Alex, Qian sangat letoy blehoy untuk menghadiri sarapan bersama. Lebih baik makan dibawah jembatan Ancol dari pada makan bersama keluarga kerajaan, namun karna Qian ingin menjaga muka didepan ibu suri, secara terpaksa ia harus menghadirinya.

Qian menyuruh Yui merias wajahnya dengan sederhana seperti biasanya dan menggunakan hanfu biru sederhana dengan ukiran bunga teratai di bagian depan.

"Selesai nona dan seperti biasa nona sangat cantik."

Qian berdiri menatap penampilannya dikaca, "sudahku duga aku memang cantik menggunakan pakaian apapun," bangga Qian pada dirinya.

"Termasuk baju kunti," sambung Huan. 

"Apa seh nyaut mulu padahal gada kabel," tungkas Qian.

Tak ingin terlambat Qian memutuskan untuk pergi sekarang, awalnya Qian menyuruh Huan untuk ikut dengannya tapi Huan menolak. Ia memilih sarapan bersama Yui lalu langsung bermain dibanding sarapan bersama dengan Qian pasti akan memerlukan waktu lama karna akan ada obrolan tak jelas.

"Akan saya antar nona," ucap Yui.

"Baiklah, jaga diri baik-baik cil kalau ada orang yang ngasih permen jangan mau oke?!" pesan Qian pada Huan.

"Emang aku anak kecil?" ketus Huan.

"He? bukannya Lo emang anak kecil nyet?" tanya Qian sambil mengangkat satu alisnya.

"Nyat nyet nyat nyet." nyinyir Huan dengan memanyunkan bibirnya.

"Kurang ajar."

Ini masih pagi, tapi Yui sudah dibuat pusing sendiri jika setiap hari seperti ini Yui menginginkan untuk liburan ke tempat dimana tidak ada pertengkaran yang menurutnya tidak berguna. "Nona, bukankah ingin pergi sekarang? Jadi mari sekarang kita berangkat sebelum terlambat," ucap Yui.

"Ahh iya lupa, ayo berangkat!" ujar Qian lalu jalan mendahului Yui.

Tak berselang lama Qian sudah berada di depan pintu, dimana dibalik pintu tersebut tempat dimana ia akan sarapan bersama.

"Saya tunggu nona disini," ucap Yui pada Qian.

"Tidak, lebih baik kembali saja dan temani bocil. Gue bisa sendiri tenang aja."

Tanpa pikir panjang Yui mengangguk, karna ia pikir ada benarnya juga apa yang Qian katakan, "baiklah saya kembali ke kediaman tapi kalau nona butuh sesuatu bilang ke pelayan lainnya."

"Tentu saja, gue masuk duluan."Ucap Qian lalu masuk kedalam.

Kasim didepan pintu ingin mengumumkan kedatangan Qian, tapi ia terhenti karena terpana melihat wajah Qian.Walaupun sering melihat wajah Qian , tapi tetap saja terpana pada parasnya.

"Ingin memandangku atau ingin mengumumkan kedatanganku?" tanya Qian pada kasim tersebut.

"E- e..Yang Mulia Permaisuri memasuki ruangan!!" teriak Kasim.

Baru saja Qian memasuki ruangan dan wow! ia benar-benar telat, seharusnya datang sebelum Ibu suri dulu namun sekarang apa ini? Ia malah datang terakhir.

"Kau terlambat permaisuri," ucap Zhao dingin.

"Maafkan saya terlambat karena sebenarnya saya tadi memberi makan kelinci saya sampai lupa waktu," elak Qian.

"Sejak kapan punya kelinci?"

"Emm...baru kemarin yang mulia."

Jeda beberapa menit Zhao mengangkat bicara. "Duduklah ditempatmu."

'Kenapa gak dari tadi bego! tinggal bilang duduk ditempatmu aja pake menit-menitan!' dalam hati Qian sudah misah misuh kesal.

"Ehemk."

Qian dengan segera duduk ditempatnya, berhadapan dengan ibu suri dan disamping kirinya tempat duduk milik ondel-ondel. Walaupun jaraknya agak berjauhan namun Qian tetap sumpek.

Qian melihat tatapan horor dari kursi sebelah kirinya, seketika rasa gatal pada tangan Qian sangat ingin mencongkel mata tak berguna itu.

Acara makan pun berlangsung, tak ada suara bicara hanya ada suara benda perak dari sumpit dan sendok yang digunakan untuk makan.

Waktu terus berjalan begitupun dengan sarapan pagi sudah selesai, para pelayan membawa piring kotor ke dapur dan digantikan dengan makanan penutup.

"Aku dengar permaisuri mengadopsi anak dijalanan sebagai adik, apa itu benar?" tanya Ibu suri pada Qian.

"Ahh benar ibu," jawab Qian langsung.

"Kenapa tidak diajak sarapan sekalian?" tanyanya lagi.

"Dia tidak mau karna ingin bermain."

"Aku ingin melihat anak itu bolehkan?"

"Tentu saja, tidak ada yang akan melarang ibu."

Hanya ibu suri dan Qian saja yang membuka suara, Zhao dan Wei yang hanya memerhatikan mereka berdua.Jujur saja kali ini Qian canggung tapi ia berusaha untuk menutupinya dengan cara menjawab pertanyaan yang dilontarkan ibu suri.

"Ad-" perkataan Zhao terhenti.

Buaakk!!

Suara dari luar ruangan membuat mereka terkejut, Zhao berdiri  begitupun dengan yang lain nya.

"Cari tau apa yang terjadi," suruh Zhao pada kasim yang ada di depan pintu tadi.

"Baik yang mulia."

Diam-diam Qian melihat kearah Wei yang seperti sedang senang. 'jangan-jangan ulah nih anak lagi.' batin Qian.

Padahal Qian belum melakukan apa-apa pada Wei, tapi kini Wei sudah berulah kembali, seperti saat ini bagi Qian untuk membalas dendam atas apa yang telah Wei lakukan padanya.

'Baiklah dengan senang hati,' batin Qian.

❚❙❘❘❚❙❘❘❚❙❘❘❚❙❘❘❚❙❘❘❘❚❙❘❘❚❙❘❘❚❙❘❘❚❙
©®.﹫cottonneon࿐

22/02/22

U

dah mo masuk pertengahan nieh.

dah mo masuk pertengahan nieh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Menjadi Permaisuri Bar-BarWhere stories live. Discover now