ꔷ─̸᰷᰷⋆࣪ ִִִֶֶֶ࣪꩜꩖ ֹֺ໋໋͓݊թׁ⍶rt 14⸝⸝

12.8K 1.4K 60
                                    

❲ ▹ 𖥻ַ j̩̩̥ika ada kesalahan tulisan dll mohon maklumi! ❳
..

ꜥꜤHAPPY READING。〭•᷄ࡇ•᷅🔫

follow ngeh..

4 hari kemudian...

Disiang hari Qian beserta rombongan tiba didesa Saenawa,jika menunggang kuda dengan kecepatan normal mungkin satu minggu baru tiba.

Sayangnya pemimpin rombongan seorang perempuan bar-bar yang menunggang kuda dengan kecepatan diatas rata-rata,jangan tanya lagi rombongan dibelakangnya juga terbirit-birit agar tidak ketinggalan jejak Qian.

Kalian tanya bagaimana Qian tahu letak desa Saenawa?sejujurnya Qian tidak tahu tapi Wang Ye yang di belakangnya memberi arahan dimana letak desa tersebut.

Sedangkan Yui yang duduk didepan Wang Ye jantung seakan menjadi granat siap meledak pertama kalinya naik kuda dengan kecepatan seperti balap montor,tangannya melingkar ditubuh Wang Ye.

Awalnya Wang Ye terkejut dengan tangan wanita didepannya itu melingkar ditubuhnya,namun ia biarkan.

"Nona!!apa nona ingin membunuhku?!!"amuk Yui yang sudah turun dari kuda.

"Hm?bukannya lo pelukan sama Wang Ye biar tidak jatuh?"tanya Qian dengan sedikit terkekeh.Kedua pipi Yui seketika merah merona menahan malu.

"Pipi lo merah,lo sakit?bentar gue panggil Wang Ye."

"Ha?!!t-tidak nubi baik-baik saja,lagi pula untuk apa memanggil Wang Ye?"

"Ohh gue kira lo sakit tadi gue pikir manggil Wang Ye buat jaga lo sakit,"ketus Qian sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

"Nona!!"

"Hahaha tidak-tidak gue cuma bercanda."

┼────────────────────┼

Prajurit baru saja mendirikan beberapa tenda di desa Saenawa,kini Qian dan Yui memasuki tenda yang lumayan besar dari yang lain untuk beristirahat sejenak.

Barang-barang sudah tertata rapi berkat Yui dan juga Qian yang ikut membantu doa agar cepat selesai,kurang baik apa Qian?sudah membantu dengan doa dari pada diam tidak membantu apa-apa kan?

"Yui gue keluar,mau liat-liat."

"Tunggu nona nubi ikut nona!"seru Yui yang masih semangat walaupun ia baru saja beres-beres.

"Baiklah ayo!!"ucap Qian sambil menarik tangan Yui.

Terik matahari yang berada diatas kepala dan mana lagi didesa Saenawa terserang kemarau panjang akibatnya tidak ada setetes air untuk mandi dan minum oleh karna itu beberapa rakyat yang tinggal di desa ini terserang penyakit gatal-gatal.

"Sial panas banget neraka bocor ya?"tanya Qian dengan mengipas-ngipas kedua tangannya.

"Namanya juga kemarau nona."

"Iya gak iya juga tapi,"jeda,"Yui tanaman obat kau bawakan?"

"Iya nona saya bawa sebagian."

"Bagus kalau gitu kita obati warga yang sakit."

"Baik nona."

Mereka berdua berjalan memasuki satu persatu rumah warga tanpa peduli debu-debu yang menempel dibajunya,mengobati yang sakit dan memberikan sedikit sumbangan.

Sudah lebih dari sepuluh rumah mereka periksa,hampir setiap rumah salah satu anggota keluarganya terserang penyakit.

Begitupun tanaman obat yang Qian bawa menipis.Mau tak mau mereka harus pergi ke tenda untuk mengambil obat lagi.

Menjadi Permaisuri Bar-BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang