Bab 23

22 5 0
                                    

I'm sorry for blaming you

For everything I just couldn't do

And I've hurt myself by hurting you


Seo Yun menghela napas panjang ketika Taeyong menyelesaikan lagu menyedihkan itu. Lagu yang sebenarnya menggambarkan besarnya penyesalan yang Seo Yun tanggung. Bahkan, ketika gadis bertubuh langsing menyanyikan lagu itu, kenangan demi kenangan bersama Jae Hyun terus saja bergulir. Air matanya kembali menetes dengan deras.

"Bersabarlah, Jeno pasti akan kembali," ucap Taeyong sembari menatap Seo Yun.

Tiba-tiba Seo Yun menatap sahabatnya dengan tatapan bingung. Air mata yang akan jatuh seolah tahu jika pemilik mata sedang menunda acara ratapannya. Namun, Seo Yun urung berbicara dan hanya menganggukkan kepala. Ia merasa lega. Setidaknya hubungannya dengan Jae Hyun benar-benar tersimpan dengan rapat, bahkan sampai hubungan itu hanya tinggal kenangan. Juga, jauh di dalam hatinya, Seo Yun menyesali kenyataan ini. Kini, hanya Taeyong satu-satunya sahabat yang ia miliki. Namun, Seo Yun telah menyimpan rahasia besar dari pria itu. Ia juga membuat sang sahabat memercayai pemikiran salah yang ada.

"Terima kasih, Taeyong-ah. Dan ... maaf."

"Untuk apa kau minta maaf? Tenanglah, aku tidak akan meninggalkanmu." Taeyong berbicara sembari membenarkan letak kaca matanya. "Aku ini sahabatmu. Jangan sungkan."

Senyuman penuh paksaan mau tak mau Seo Yun ukir. Ia kemudian mengangguk dan menghapus air mata. Lalu, berdiri. "Aku akan pulang. Kau masih ada acara di kampus?"

"Tidak," balas Taeyong sembari tersenyum lembut. "Akan aku antarkan sampai rumah."

"Tidak perlu. Aku masih ingat jalan."

Tanpa menjawab lagi, Taeyong hanya mengangguk dan membiarkan Seo Yun berjalan lebih dulu. Kini, saat gadis berambut panjang itu keluar dari pintu, barulah Taeyong beranjak dan mengikuti langkah Seo Yun.

"Punggungmu menceritakan banyak hal, Yun-ah," gumam Taeyong sembari berjalan membuntuti Seo Yun. Pria berpenampilan rapi itu juga menunjukkan tatapan iba ke arah sahabatnya. Apalagi ketika langkah kaki Seo Yun terhenti di depan sebuah kafe. Taeyong ingat betul jika ia, Seo Yun, dan Jeno sering ke kafe itu untuk mengerjakan tugas bersama.

Hal itu berbeda dengan isi kepala Seo Yun. Di dalam pandangannya, ia seolah melihat sosok Jae Hyun yang diam-diam sering menemani dan memandangnya dari jauh ketika ia sedang belajar bersama Taeyong dan Jeno. Lagi dan lagi air matanya menetes. Ia masih ingat betul Jae Hyun sering duduk di sudut ruangan yang sangat jauh dari pintu keluar. Bahkan, ia sangat hafal pakaian terakhir yang mantan kekasihnya kenakan ketika menemaninya dari jauh.

Tanpa sadar, Seo Yun memegang dada dan memejamkan mata. Kenapa aku begitu egois? Aku selalu mengingat dan mengungkit hal-hal kecil. Padahal dia sudah melakukan banyak hal luar biasa untukku.

Tidak Yun-ah! Kau harus melepaskannya! Dia bukan siapa-siapamu lagi. Tepat saat itu, Seo Yun membuka mata dan tangannya bergerak untuk menghapus air mata di pipi. Kakinya pun dengan perlahan bergerak meninggalkan area kafe penuh kenangan ini. Taeyong kontan mengikuti pergerakan Seo Yun. Pria itu juga tak mampu menutup kesedihan di matanya ketika melihat sang sahabat kesayangan tampak sehancur ini.

'Tint ... Tint ....'

Langkah kaki Seo Yun dan Taeyong dengan kompak berhenti melangkah ketika sebuah mobil hitam mewah berhenti di samping Seo Yun. Tak perlu menunggu lama, seorang pria bertubuh jangkung yang menutup wajahnya menggunakan topi, keluar dari mobil. Taeyong sudah hafal siapa pria itu.

Starting with Promise [Complete]Onde histórias criam vida. Descubra agora