Bab 9

25 8 0
                                    

Jae Hyun menoleh ke arah Seo Yun ketika gadis itu menggeser tubuh menjauh darinya. Tampak jika Seo Yun sangat santai dan memasang ekspresi seperti anak kecil yang sangat menyukai es krim.

"Oppa, esmu leleh!"

Suara Seo Yun itu membawa kesadaran Jae Hyun. Ditatapnya es krim yang benar-benar telah mengotori tangannya. Tak lama, sebuah tisu diusapkan ke tangan pria itu. Ya, tentu saja pelakunya adalah Seo Yun, membuat Jae Hyun menatapnya.

"Inilah keuntungan aku membeli banyak tisu. Ternyata aku akan dinikahi pria yang tidak bisa makan es krim."

"Ya, kau harus menyiapkan banyak tisu mulai sekarang."

"Eum." Seo Yun mengangguk, kemudian mengambil tisu basah agar tangan Jae Hyun tidak terasa lengket. "Astaga, aku dikelilingi para pria yang butuh tisu. Kalau Yeon Jin oppa karena memiliki keringat yang banyak, Jae Hyun oppa makan seperti anak kecil."

Jae Hyun tersenyum, tangannya yang sudah bersih ia gunakan untuk mengusap kepala Seo Yun. "Aku memiliki cara makan es krim yang berbeda," ucap Jae Hyun yang kini langsung melahap es krimnya sampai tuntas, tanpa menyisakan apa pun pada stik es krim.

"Bagaimana caranya?"

"Nanti kau akan tahu setelah menikah."

Seo Yun mengernyit. "Kenapa harus menunggu setelah menikah?"

Jae Hyun kini yang berganti mendekat, bahkan menempel di samping Seo Yun. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis yang semakin menarik perhatiannya. Tampak jika Seo Yun menatap dengan gugup. Semakin dekat wajah mereka, semakin intens tatapan keduanya. Akhirnya, bibir Jae Hyun mendarat di kening Seo Yun.

Angin berembus, membuat es krim Seo Yun meleleh mengotori tangan gadis itu dan juga mengenai kaus yang Jae Hyun kenakan. Namun, hal itu tidak membuat pria itu melepaskan kecupannya. Suara dahan pohon di atas mereka pun tak membuat mereka malu karena melakukan skinship di tempat umum.

"Rahasia," bisik Jae Hyun tepat di depan wajah Seo Yun. Senyuman Jae Hyun menyusul. "Maka dari itu, segeralah berumur 21 tahun."

"Oppa pikir aku bisa melompati tahun?"

Jae Hyun kembali tersenyum. Seo Yun membalas senyuman dengan lebih lebar, menunjukkan deretan gigi-giginya.

"Hei anak muda! Carilah tempat yang lebih sepi. Barang kalian memenuhi kursi."

Baik Jae Hyun ataupun Seo Yun segera menoleh ke sisi kiri mereka. Seorang nenek berdiri tak jauh dari Jae Hyun dan menatap tajam pada keduanya. Langsung saja pria bermata besar itu mengambil tas plastik yang penuh dengan belanjaan Seo Yun, kemudian ia beranjak. Tanpa dipersilakan, nenek itu langsung duduk di samping Seo Yun. Karena merasa tidak nyaman, Seo Yun yang dibantu Jae Hyun memungut barang-barangnya dengan terburu.

"Kami permisi, Halmeoni." Seo Yun membungkukkan tubuhnya sebelum pergi, begitu pun dengan Jae Hyun yang hanya menirukannya.

Keduanya berjalan cepat menyeberangi jalanan menuju jalan menanjak dekat rumah mereka. Es krim Seo Yun yang sudah meleleh tidak ia hiraukan lagi. Bahkan, stiknya sudah ia masukkan asal ke tas plastik belanjaannya dan tangannya yang kotor ia biarkan saja.

"Sepertinya kau takut sekali dengan nenek tadi," ucap Jae Hyun saat langkah Seo Yun memelan.

"Tentu saja. Dia nenek yang rumahnya di ujung sana, setelah tikungan dekat rumah Oppa. Dia nenek paling galak dan suka bergosip di kompleks ini. Anjingnya sangat ganas walau tubuhnya sangat kecil. Benar-benar menyeramkan, hal kecil akan menjadi gosip panas jika nenek itu yang menyebarkannya. Eomma menyuruhku untuk berhati-hati saat bertemu dengan nenek itu."

Starting with Promise [Complete]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon