Bab 17

23 5 0
                                    

Jae Hyun membisu. Bibirnya masih kehilangan senyum dan hal itu membuat beberapa rekan dosen yang memiliki banyak pertanyaan untuknya, kini memilih sibuk dengan laptop di meja masing-masing. Mereka tidak ingin mengganggu pria itu, karena ini adalah kali pertama mereka melihat ekspresi Jae Hyun yang seperti ini.

"Dosen Lee, akhir pekan besok, apakah Anda memiliki jadwal?" tanya Dosen Jang yang kini melepaskan kacamatanya.

"Maksud Anda kencan, Dosen Jang?"

"Tepat sasaran," balas Profesor Hyun yang kini tersenyum jail ke arah Dosen Jang dan Dosen Lee.

"Tidak, Dosen Jang. Saya sedang tidak menjalin hubungan kekasih." Dosen Lee tersenyum. "Mungkin Dosen Jang dan Dosen Jung ingin berakhir pekan dengan saya?"

"Apa Profesor Hyun tidak diajak?"

"Aku sudah tua, kalian saja," balas Profesor Hyun dan semua orang di ruangan itu tertawa kecuali Jae Hyun.

Dosen Lee melempar pandangan ke arah Jae Hyun. Dosen muda itu rupanya ingin menarik perhatian Jae Hyun, tetapi tidak mendapat respons. Alih-alih tersenyum, menatap ke arahnya saja tidak. Hal itu membuat Dosen Lee membuang napas panjang dan bersiap mengasah kemampuannya dalam menarik perhatian.

"Akhir pekan nanti saya akan melakukan riset. Apakah para dosen di sini tidak ingin melihat atau bahkan membantu saya?"

"Anda dosen yang sangat rajin dan cerdas, Dosen Lee. Luar biasa."

Senyum itu menguar dan membuat Dosen Lee seperti di atas angin. Itulah kehebatannya, menunjukkan kemampuan dan kecerdasannya. Karena Dosen Lee sangat tahu jika lelaki di sekelilingnya sangat menyukai tipe wanita yang pintar dan cerdas.

"Terima kasih, Dosen Jang, pujian Anda terlalu tinggi untuk saya." Dosen Lee kembali bersuara. Tatapannya kembali ke arah Jae Hyun. "Sepertinya Dosen Jung tidak tertarik memberikan sedikit ilmu untuk juniornya."

Akhirnya pria yang tengah menjadi pusat perhatian itu merespons dan tersenyum. "Bukan begitu, Dosen Lee. Sepertinya akhir pekan nanti saya ada jadwal. Jadi, mohon maaf dengan sangat karena tidak dapat membantu Anda."

"Akhirnya Dosen Jung tersenyum dan berbicara. Inilah Dosen Jung yang saya kenal." Dosen Lee kembali tersenyum lembut penuh kelegaan. "Terima kasih atas responsnya, Dosen Jung."

Jae Hyun mengangguk diiringi senyum. Setelah itu, ia dan beberapa dosen lain beranjak. Mereka berjalan menuju kelas masing-masing dan Dosen Lee masih mencoba mendekati Jae Hyun. Memikat pria itu bukanlah tujuannya saat ini. Ia hanya ingin berbincang dengan Jae Hyun dan membantu seniornya tersebut untuk kembali ke suasana hati yang baik. Dan Dosen Lee benar-benar merasa nyaman berjalan bersama dengan Jae Hyun. Ditambah, diperhatikan dan disapa oleh para mahasiswa, itu adalah hal yang sangat ia suka.

Di sisi lain, Seo Yun yang tengah duduk di tengah rerumputan bersama Taeyong dan Jeno, melihat interaksi antara dua dosen kenamaan itu. Tatapannya begitu menusuk, membuat Jeno tertarik dengan arah pandang Seo Yun. Dan akhirnya pria itu menemukan sesuatu.

"Aku ke toilet dulu," pamit Taeyong yang langsung beranjak dan berjalan cepat menuju toilet terdekat.

Barulah Jeno beraksi. Ia memegang tangan kanan Seo Yun yang ada di atas keyboard netbook dan membuat perhatian gadis itu teralihkan. "Aku pikir...."

"Apa?"

"Tidak. Lanjutkan mengetikmu dan semuanya akan beres."

"Kau mencurigai sesuatu?"

Jeno mengangguk.

"Apa?"

"Lebih tepatnya siapa."

Starting with Promise [Complete]Where stories live. Discover now