Bab 3

58 8 0
                                    

"Hanya satu, ya?"

"Seingatku begitu," balas Seo Yun dengan tatapan yang menggemaskan di mata Jae Hyun.

"Eumm... kalau begitu, aku harus membuat permintaan yang besar dan menguntungkan."

Seo Yun hanya mengangkat bahu, menganggap ucapan Jae Hyun sebagai candaan. Tak lama, tatapan mereka beradu dan Jae Hyun menunjukkan senyuman yang menurut Seo Yun sangat janggal. Namun, gadis yang masih polos, tidak mengacuhkan keanehan yang ada. Hingga hal yang tidak ia sangka terucap dari bibir tebal Jae Hyun yang setengah berkedut.

"Menikahlah denganku."

Bukannya menjawab, Seo Yun malah memiringkan kepala dan menatap Jae Hyun dengan tatapan bertanya. Kemudian, tersirat pertanyaan, "Apa kau sedang bercanda?" dari mata Seo Yun yang melebar. Tidak ada jawaban. Jae Hyun nyatanya masih menunjukkan sikap santai dan menganggap hal yang baru saja ia sampaikan adalah permintaan wajar.

"Bisa?" tanya Jae Hyun yang kini sudah tersenyum lebar. "Pasti bisa dan harus bisa. Kau sudah berjanji," lanjut Jae Hyun ketika Seo Yun mulai membuka mulutnya.

Tangan Jae Hyun terulur, dan Seo Yun yang masih diselimuti keterkejutan, kini hanya menatap uluran itu dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana ini? Kalau aku balas uluran itu, sama saja aku mengiakan kesepakatan ini. Tuhan... kenapa kau tidak membuat rem untuk mulutku yang keterlaluan ini?

"Seo Yun-ssi."

Seo Yun menyadarkan dirinya dari keterkejutan dan menatap Jae Hyun dengan tatapan bingung. Bahkan, bibirnya masih terkatup. Di sisi lain, Jae Hyun melihat Seo Yun meremas-remas tangannya sebagai efek kepanikan, informasi yang baik untuk awal langkahnya.

"Na Seo Yun-ssi."

"Ya?"

"Melamunnya sudah selesai?"

Ringisan canggung dihadiahkan Seo Yun untuk pertanyaan Jae Hyun yang menyindirnya. Saat hendak menyampaikan isi pikirannya, Kim Hana tampak berjalan mendekati mereka. Sontak Seo Yun membungkukkan badan sebagai salam.

"Seo Yun-ssi, perkenalkan ini ibuku."

Jae Hyun semakin sukses membuat Seo Yun melongo. Ditambah, kini Kim Hana tampak tersenyum hangat ke arahnya dan dibalas Seo Yun dengan canggung. Angin pagi berembus menerpa ketiganya, membuat telapak tangan Seo Yun yang biasanya terasa hangat, kini mendingin seperti nyaris membeku.

"Dan Eomma, ini Na Seo Yun, calon istriku."

"Jae Hyun-ssi."

Kim Hana tersenyum dan menepuk pundak Seo Yun, kemudian memberikan rangkulan hangatnya di pinggang gadis SMA itu. "Jangan dianggap serius, Jae Hyun memang selalu jail. Sejak kecil, begitulah cara Jae Hyun untuk berkenalan dengan orang baru."

"Melamar setiap ...?" tanya Seo Yun dengan mata membulat dan sorot tidak percaya. Kemudian, Seo Yun melanjutkan pertanyaannya dengan gerakan jari yang memutar di udara. Sebenarnya ingin menyampaikan seperti sebuah kode, tetapi Seo Yun tidak tahu bagaimana kode yang benar untuk lanjutan pertanyaannya.

"Astaga ... aku tidak pernah sekalipun melamar perempuan selain dirimu, Seo Yun-ssi. Eomma, jangan membuat orang salah berasumsi!"

Kekehan Kim Hana terdengar merdu di telinga Seo Yun. Pasalnya, gadis ini merasa lega dengan penuturan ibu Jae Hyun tersebut. Bebas. Masa mudanya terselamatkan. Bahkan, kini pandangan Seo Yun ke Jae Hyun sangat aneh.

Baiklah, dia bukan tipe idamanku. Aku tidak suka pria jail yang masih kekanak-kanakan!

Kening Jae Hyun berkerut saat melihat Seo Yun terus saja mengangguk-anggukkan kepala. Sungguh pertemuan aneh dan canggung di pagi hari yang tak terduga. Sampai akhirnya, ada tambahan peran yang baru saja membuka pintu gerbang.

Starting with Promise [Complete]Where stories live. Discover now